Handi Irawan Bongkar Kekuatan Strategi Umbrella Brand

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Membongkar Kekuatan Strategi Umbrella Brand: Catatan Penting dari Branding Talk for Top Brand Achievers 2025

Marketing.co.id – Berita Marketing | Ratusan perwakilan brand pemenang Top Brand Award dari berbagai sektor industri berkumpul dalam ajang Branding Talk for Top Brand Achievers yang diselenggarakan Frontier dan Majalah MARKETING di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Rabu (9/9). Menghadirkan CEO Frontier Group sekaligus founder Top Brand Award Handi Irawan D sebagai pembicara utama, seminar kali ini mengangkat tema strategis, yaitu “Umbrella Brand Strategy dan Corporate Brand Strategy”.

Dalam suasana yang hangat dan interaktif, Handi Irawan menyampaikan wawasan mendalam seputar tren strategi branding selama satu dekade terakhir berdasarkan data Top Brand Index (TBI). Ia menekankan bahwa banyak brand besar mengalami penurunan performa justru karena kehilangan arah dalam membangun makna merek jangka panjang.

Brand itu tidak dibangun oleh harga murah atau promosi. Yang membangun kekuatan brand sejati adalah inovasi, kualitas, dan keterlibatan emosional dengan konsumen,” ujar Handi dalam sesi pembukaannya.

Melalui data TBI selama 10 tahun terakhir, Handi Irawan mengidentifikasi tujuh tren besar dalam strategi branding, yaitu The Decline of the Strongest, Continual Decrease of Brand Loyalty, Creative Channel is the Most Effective Strategy, The Power of Umbrella Brand, Shifting Focus: Functional to Emotional Benefit, Quality-Oriented Customers Build Sustainable Brands, dan The Rise of Corporate & Retail Branding.

Kekuatan Umbrella Brand: Studi Kasus Hemaviton dan Sania

Salah satu highlight sesi ini adalah pembahasan mendalam tentang kekuatan umbrella brand. Handi menyoroti contoh sukses seperti Hemaviton yang memulai dari produk multivitamin, lalu memperluas ke kategori energy drink dengan brand equity yang tetap solid. Contoh lain adalah Sania yang sukses melakukan brand extension dari minyak goreng ke produk beras, menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar dalam beberapa tahun terakhir.

Umbrella brand bukan sekadar strategi hemat biaya, tapi strategi memperkuat asosiasi, trust, dan efisiensi komunikasi,” jelas Handi.

Ia juga menekankan pentingnya memahami tiga indikator utama dalam pengukuran kekuatan brand, yaitu Top of Mind Awareness, Future Usage Intention, dan Last Usage — sebuah framework yang menjadi dasar dari Top Brand Index selama lebih dari 25 tahun.

Lebih dari sekadar berbicara angka dan sertifikat, Handi mengajak para peserta untuk membaca tren dan pelajaran di balik pergerakan brand index. Dalam dunia branding yang semakin kompetitif, kemampuan membaca peta persepsi konsumen menjadi kunci untuk merancang strategi ke depan.

“Data bukan sekadar grafik naik turun. Di baliknya, ada insight strategis yang bisa jadi dasar transformasi brand Anda,” tutupnya.