Marketing.co.id – Berita Marketing | Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan target ambisius untuk menciptakan 20 juta lapangan kerja dari sektor ekonomi kreatif. Target ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi, kreativitas, dan teknologi.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Irene Umar mengatakan bahwa sektor ini terbukti tangguh dan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. “Ekonomi kreatif menyumbang lebih dari 7 persen PDB, dan terus menunjukkan tren pertumbuhan positif,” ujarnya kepada CNBC Indonesia dikutip Marketingcoid, Senin (30/6).
Fokus pada Talenta Digital dan UMKM Kreatif
Menurut Irene, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama. Program pelatihan keterampilan digital, sertifikasi profesi, hingga inkubator bisnis kreatif terus digencarkan. “Talenta digital adalah masa depan. Kami tidak hanya fokus pada sektor konvensional, tetapi juga pada industri gim, animasi, musik, film, konten digital, hingga pengembangan aplikasi,” paparnya.
Selain pengembangan talenta, Kemenparekraf juga memperluas akses pembiayaan bagi pelaku industri kreatif. Pemerintah bekerja sama dengan perbankan, venture capital, dan lembaga keuangan non-bank untuk menyediakan skema kredit mikro, pembiayaan berbasis proyek, hingga dukungan investasi bagi startup kreatif.
Akses pasar juga turut diperkuat melalui pendampingan digitalisasi UMKM, pelatihan pemasaran digital, serta fasilitasi partisipasi pelaku kreatif di berbagai pameran lokal dan internasional. “Kami ingin produk kreatif lokal tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri, tetapi juga bisa menembus pasar global,” katanya.
Pemerintah juga membangun berbagai fasilitas seperti creative hub, ruang kolaborasi, studio produksi, hingga pusat pengembangan startup untuk mendukung pertumbuhan sektor ini. Di sisi regulasi, pemerintah mendorong penyederhanaan proses perizinan serta penguatan perlindungan hak kekayaan intelektual (IP) bagi para pelaku industri kreatif.
Berdasarkan data Kemenparekraf, hingga tahun 2024, sektor ekonomi kreatif telah menyerap lebih dari 17 juta tenaga kerja, dengan subsektor terbesar berasal dari kuliner, fashion, dan kriya. Namun, pertumbuhan tercepat kini justru datang dari subsektor berbasis digital, seperti gim, animasi, film, dan konten media. Irene optimis bahwa target 20 juta lapangan kerja tercapai pada 2029. Bahkan, peluangnya bisa lebih besar, melihat antusiasme dan perkembangan industri saat ini.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Mulai dari kesenjangan akses teknologi di daerah, kebutuhan peningkatan literasi digital, hingga isu perlindungan IP yang masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, komunitas, dan pelaku industri, Irene percaya sektor ini akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.
“Ini bukan hanya soal angka. Ini tentang bagaimana kreativitas bisa menjadi jalan keluar untuk membuka peluang, menciptakan pekerjaan, dan membawa Indonesia tampil di panggung dunia,” pungkasnya.