Perawatan Diri Pria Jadi Lahan Emas Baru di Industri Lifestyle

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Grooming Is the New Cool: Perawatan Diri Pria Jadi Lahan Emas Baru di Industri Lifestyle

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Dulu, perawatan diri kerap diasosiasikan dengan kebutuhan wanita. Namun, seiring bergesernya persepsi dan meningkatnya kesadaran akan penampilan, pria masa kini tampil sebagai konsumen aktif dalam industri grooming. Dari skincare hingga barbershop, tren perawatan diri pria bukan hanya tumbuh tetapi juga menjelma menjadi peluang pasar yang menjanjikan dan terus berkembang secara dinamis.

Generasi pria modern, khususnya Gen Z dan milenial, memiliki pandangan berbeda soal merawat diri. Mereka melihat grooming bukan sebagai simbol kemewahan, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan percaya diri. Penampilan bersih, rapi, dan terawat kini dianggap sebagai bentuk self-respect yang relevan di dunia kerja maupun sosial.

Hal ini tercermin dalam meningkatnya permintaan terhadap produk skincare pria, layanan spa, hingga barbershop berkonsep modern. Menurut berbagai riset industri, pasar grooming pria global diperkirakan tumbuh lebih dari 7% per tahun, dengan kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia menjadi kontributor terbesar.

Salah satu subsektor yang tumbuh pesat adalah barbershop. Bukan lagi tempat cukur pinggir jalan yang serba cepat dan seadanya, barbershop kini menjelma menjadi tempat yang menggabungkan style, kenyamanan, dan bahkan konseling gaya pribadi.

Contohnya adalah Odysen Barbershop, jaringan lokal yang berdiri sejak 2015, tersebut kini telah berkembang menjadi 15 cabang di Jabodetabek. Mereka membawa konsep barbershop kasual dengan pendekatan personal dan gaya yang sesuai dengan tren anak muda. “Kami ingin menciptakan ruang di mana pria bisa merasa nyaman, cocok dengan barber-nya, dan tetap percaya diri,” ujar Hendi Yusup, co-founder Odysen Barbershop.

Bagi pria masa kini grooming juga harus fleksibel dan bebas repot. Mereka tak hanya ingin potongan rambut yang keren, tapi juga pengalaman yang efisien dan seamless. Inilah yang membuat Odysen tak hanya fokus pada layanan cukur, tapi juga menyempurnakan sisi operasional melalui adopsi teknologi digital. “Pelanggan kami kebanyakan digital-native. Mereka maunya bayar cepat, praktis, dan gak mau antre. Dengan teknologi semua jadi lebih mudah. Cukup scan QR, semua beres,” jelas Hendi.

Menariknya, barbershop modern juga mulai dilihat sebagai male bonding space atau tempat ngobrol santai, sharing ide, bahkan networking. Ini menandai pergeseran penting di mana perawatan diri pria kini tidak hanya soal fisik, tapi juga relasi sosial dan mental wellness. Kombinasi layanan, atmosfer, dan sentuhan teknologi menjadi kekuatan utama yang membuat barbershop seperti Odysen mampu menangkap perubahan perilaku konsumen dan menjadikannya kekuatan diferensiasi.

Tren perawatan diri pria jelas bukanlah fase sesaat. Ia tumbuh bersama peningkatan kesadaran terhadap kesehatan, penampilan, dan kualitas hidup. Bagi brand dan pelaku usaha, ini adalah peluang strategis untuk menghadirkan solusi yang tidak hanya fungsional, tetapi juga relevan dengan gaya hidup pria masa kini.

Mulai dari personalisasi gaya rambut, layanan digital yang simpel, hingga loyalty program berbasis gaya hidup, semuanya menjadi kunci dalam memenangkan hati pasar pria urban Indonesia. Bukan lagi soal gaya, tampil terawat di era sekarang adalah sebuah kebutuhan. Dan, brand yang mampu menjawab tren ini dengan cara yang otentik dan adaptif, masa depan grooming pria adalah lahan pertumbuhan yang tak terbatas.