Benthings dan Dorongan Literasi Finansial di Komunitas Esports Mobile Legends

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Benthings, Literasi Finansial, Komunitas, Esport, Mobile Legends, Entrepreneur, personal branding, Brand Value, Esport, MarketingDi era ekonomi digital, MVP bukan hanya “Most Valuable Player”, tapi juga “Most Valuable Planner.” Bagaimana mantan pro player MLBB menjadi entrepreneur dan simbol literasi finansial generasi gaming?

Marketing.co.id – Berita Digital | Di tengah hiruk-pikuk euforia Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Professional League Filipina Season 15, ada satu cerita yang menarik. Bukan soal strategi drafting atau kill-streak legendaris, melainkan tentang langkah berani seorang mantan pro player yang memilih jalur berbeda: bisnis.

Ben “Benthings” Maglaque, nama yang dulu dikenal karena konsistensinya di medan pertandingan MLBB, kini menjadi wajah baru literasi finansial di kalangan gamers. Dengan brand pribadi yang terus berkembang, ia tidak hanya menginspirasi melalui konten, tetapi juga lewat keputusan bisnisnya yang matang dan edukatif.

Kesadaran finansialnya dimulai dari obrolan santai dengan sesama pemain saat turnamen di luar negeri. Mereka bercerita tentang penyesalan karena tidak memaksimalkan potensi streaming atau bisnis saat masih di puncak karier. Nasihat itu tertanam kuat bahwa profesi sebagai pro player ada masa kedaluwarsanya, begitu pun popularitas sebagai content creator.

Alih-alih terjebak dalam siklus earn and spend, ia mulai membangun fondasi keuangan jangka panjang. Ia mulai berinvestasi untuk keluarganya dengan membelikan sang kakak sebuah Jeepney agar bisa mendapatkan pemasukan tetap dan perlahan mulai menabung. Kini, ia merintis bisnis kafe sendiri sebagai bagian dari diversifikasi sumber penghasilan.

Cerita suksesnya tidak terjadi dalam ruang hampa. Ia adalah bagian dari gelombang pemain MLBB yang mulai menata masa depan dengan lebih cermat. Rowgien “Owgwen” Unigo membeli rumah pertama untuk keluarganya. Grant Duane “Kelra” Pillas terjun ke bisnis parfum dan fashion. Sanji “Sanji” Pabico membuka toko komputer. Mereka bukan hanya membangun aset, tapi juga brand.

Bagi sponsor dan brand partner, tren ini membuka peluang besar. Kolaborasi tidak hanya berhenti pada eksposur jangka pendek, namun bisa diperluas menjadi kemitraan yang mengakar, baik dalam bentuk edukasi finansial, kemitraan bisnis, maupun program sosial.

MPL x BPI: Saat Literasi Finansial Menjadi Bagian dari Ekosistem Esports

Melihat kebutuhan ini, MPL Filipina menggandeng Bank of the Philippine Islands (BPI) menghadirkan literasi keuangan ke dalam ekosistem esports. Kemitraan ini menjawab kebutuhan komunitas muda yang belum terjamah solusi finansial konvensional.

“Kami percaya, edukasi keuangan sama pentingnya dengan latihan strategi,” ujar Lee Viloria, Head of Business Development and Partnerships MPL PH. “Melalui kerja sama dengan BPI, kami ingin menciptakan kebiasaan baru: menabung, berinvestasi, dan mempersiapkan masa depan sejak dini.”

BPI sendiri melihat komunitas gaming sebagai salah satu frontier paling potensial. Menurut Ginbee Go, Head of Consumer Banking BPI, pendekatan keuangan tidak lagi bisa bersifat konvensional. “Ketika anak muda dibekali dengan alat dan mindset yang tepat, mereka bisa Do More. Bukan hanya dalam game, tapi juga dalam hidup.”

Kisah Benthings dan rekan-rekan pro-player lainnya membentuk narasi baru dalam dunia pemasaran dan brand development: esports bukan hanya soal entertainment, tapi juga empowerment. Pro player bukan sekadar bintang digital, tapi role model generasi muda. Brand yang mampu memahami dinamika ini memiliki peluang untuk tumbuh bersama komunitas yang loyal dan terus berkembang. Dari esports ke entrepreneur, dari salary ke sustainability, Benthings telah menunjukkan bahwa brand value terbaik dimulai saat seseorang berani berpikir di luar game.