Kinerja Prudential Kuartal III 2024: Produk Tradisional Tumbuh, Namun PAYDI Tetap Dominan

0
Prudential Indonesia
[Kiri ke kanan] Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer, Prudential Indonesia; Iskandar Ezzahuddin, President Director, Prudential Syariah; Mayang Ekaputri, Chief Strategy Officer, Prudential Syariah; dan Ni Made Muliartini, Head of Investment, Prudential Indonesia hadir pada acara “Ngobrol Kinerja & Investasi Bareng PRUDENTIAL” di Jakarta Pusat. Dalam acara ini, Prudential Indonesia dan Prudential Syariah menunjukkan komitmen yang kuat sebagai mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi kini dan yang akan datang. Hal ini dibuktikan dengan kinerja bisnis dan investasi yang solid di kuartal III/2024.
[Reading Time Estimation: 4 minutes]

Marketing.co.id – Berita Financial Services | PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) mencatatkan hasil kinerja positif sepanjang kuartal III/2024. Sepanjang kuartal III/2024, Prudential Indonesia mencatatkan total klaim dan manfaat sebesar Rp13,6 triliun, meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang telah dibayarkan untuk 1,1 juta klaim.

Kinerja positif perusahaan juga ditopang dengan kondisi keuangan yang sehat, terlihat dari tingkat solvabilitas (Risk-Based Capital/RBC) kedua Perusahaan yang jauh di atas ketentuan regulator. Pada kuartal III/2024, tingkat solvabilitas Prudential Indonesia (Risk Based Capital) sebesar 476%. Sementara ketentuan minimum solvabilitas RBC yang ditetapkan OJK sebesar 120%.

Angka ini sangat jauh dari ketentuan mininum yang ditetapkan OJK. Hal ini menunjukan kemampuan Prudential untuk membayarkan klaim dalam jangka panjang,” kata Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer, Prudential Indonesia, di Jakarta (4/12).

Karin juga mengatakan, Prudential Indonesia mencatat total aset sebesar Rp61,1 triliun dan dipercaya untuk mengelola total aset investasi sebesar Rp56 triliun. Untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan, Prudential akan meluncurkan inisiatif baru, yaitu customer segmentation. Inisiatif ini mendorong Prudential untuk melihat segmen mana saja yang potensial untuk digarap, salah satunya segmen Gen Z.

Baca juga: Wakaf Bersama Pengadaan Ambulans Jadi Unique Selling Point Produk Asuransi Syariah dari Allianz Syariah dan MayBank

Dari pemaparan Karin, terindikasi ke depan Prudential akan semakin mengintensifkan kanal digital untuk menciptakan engagement dengan segmen Gen Z. “Kami melihat pasar untuk kalangan muda, yakni Gen Z masih terbuka besar. Saat ini mayoritas nasabah Prudential masih berada di segmen keluarga. Kami melihat dengan keterbukaan informasi, dan anak muda mengakes media sosial selama 6 – 8 jam per hari, informasi dan literasi di kalangan anak muda semakin meningkat,” paparnya.

Kinerja Prudential Syariah

Sementara itu, Prudential Syariah juga mencatatkan kinerja positif. Prudential Syariah telah menyalurkan total klaim santunan dan manfaat bagi peserta mencapai Rp1,8 triliun hingga kuartal III/2024, yang didukung oleh tingkat solvabilitas Dana Tabarru sebesar 268% dan Dana Perusahaan sebesar 2.031%.

Kami masih melihat potensi industri asuransi syariah di Indonesia masih sangat besar, sehingga pencapaian ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi menghasilkan berbagai layanan keuangan dan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau, serta berpusat pada kebutuhan peserta sesuai prinsip-prinsip syariah,” kata Iskandar Ezzahuddin, Presiden Direktur Prudential Syariah.

Prudential Syariah mencatatkan total aset dan total aset investasi sebesar Rp7 triliun dan Rp6,2 triliun pada kuartal III/2024, tumbuh masing-masing 4% dan 1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Prudential Indonesia
[Kiri ke kanan] Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer, Prudential Indonesia; Iskandar Ezzahuddin, President Director, Prudential Syariah; Mayang Ekaputri, Chief Strategy Officer, Prudential Syariah; dan Ni Made Muliartini, Head of Investment, Prudential Indonesia hadir pada acara “Ngobrol Kinerja & Investasi Bareng PRUDENTIAL” di Jakarta
Prudential Indonesia dan Prudential Syariah terus melakukan diversifikasi portofolio produk salah satunya dengan menawarkan ragam opsi produk tradisional, agar menjangkau segmen nasabah yang lebih luas.

Sepanjang kuartal III/2024, Prudential Indonesia mencatat produk tradisional mengalami pertumbuhan hingga 29%. Peningkatan penjualan produk tradisional ini dikarenakan desain produk yang dikemas dengan sederhana sehingga nasabah lebih mudah dalam memahami produknya, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali membeli produk asuransi.

Namun, kedua Perusahaan tetap melihat produk tradisional dan PAYDI saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di setiap jenjang kehidupannya, sehingga akan melengkapi kebutuhan masyarakat yang sudah paham terkait manfaat asuransi, atau yang membutuhkan produk perlindungan dan investasi sekaligus.

Baik di Prudential Indonesia maupun Prudential Syariah, PAYDI masih menjadi pilihan sebagai produk perlindungan bagi diri dan keluarga. Hal ini terlihat dari komposisi PAYDI yang tercatat pada kuartal III/2024, sebanyak 77% dari total pendapatan premi di Prudential Indonesia berasal dari PAYDI. Sementara itu, 60% total pendapatan kontribusi Prudential Syariah juga berasal dari PAYDI.

Di tengah tantangan isu geopolitik dunia, penurunan suku bunga global, hingga kondisi politik di Indonesia, Prudential Indonesia dan Prudential Syariah mencatatkan kinerja positif untuk mayoritas subdana PRULink dan bahkan lebih unggul dibandingkan dengan kinerja indeks acuan. Kedua Perusahaan menerapkan strategi investasi yang berfokus pada kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.

Penempatan pada obligasi pemerintah dan obligasi korporasi yang memiliki peringkat “layak investasi (investment grade)” menjadi salah satu strategi kedua Perusahaan dalam mengelola portofolio investasi PAYDI berbasis pendapatan tetap (obligasi) dan portofolio investasi PAYDI berbasis campuran.

Sementara untuk portofolio investasi PAYDI berbasis saham, kedua Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola subdana PRULink sesuai dengan strategi investasi masing-masing subdana, antara lain dengan memilih saham perusahaan yang memiliki bisnis yang berkesinambungan, kinerja keuangan yang solid, manajemen yang berkualitas, valuasi yang menarik dan likuiditas yang baik.

Untuk meningkatkan penetrasi PAYDI, Prudential Indonesia dan Prudential Syariah mendorong nasabah/calon nasabah agar selalu memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risikonya masing-masing.

Kami percaya bahwa setiap nasabah memiliki karakter, latar belakang, serta kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga profil risiko mereka pun berbeda. Inilah mengapa, kami secara konsisten terus mengedukasi nasabah untuk memahami profil risiko diri mereka. Dengan demikian, nasabah dapat memilih produk dan layanan yang tepat bagi diri mereka dan keluarga, khususnya untuk produk yang dikaitkan dengan investasi,” ujar Karin.

Kami menghimbau nasabah yang memiliki produk PAYDI lebih dari 5 tahun agar melakukan peninjauan terhadap profil risiko dan subdana yang dimiliki, untuk memastikan bahwa subdana yang dipilih masih sesuai dengan profil risiko terkini, serta kebutuhan nasabah saat ini dan di masa mendatang. Harapannya, tujuan keuangan nasabah pun dapat tercapai dan nasabah dapat semakin yakin melangkah dalam mewujudkan impiannya,” imbuh Karin.

Kenali profil Risiko

Dalam kesempatan tersebut Ni Made Muliartini, Head of Investment, Prudential Indonesia memaparkan pentingnya memahami profile risiko sebelum memulai investasi. Secara garis besar profil risiko investasi terbagi dalam tiga kategori, yakni agresif, moderat, dan konservatif.

Untuk mengetahui Anda masuk dalam kategori mana, perlu dilakukan assessment dengan memperhatikan beberapa faktor seperti pengetahuan investasi, tujuan investasi, tingkat toleransi terhadap risiko investasi, pengalaman berinvestasi, dan jangka waktu investasi.

Baca juga: Peran Digitalisasi dalam Memperkuat Akses Investasi Milenial dan Gen Z

Tipe agresif cocok berinvestasi di saham yang high risk high return. Moderat bisa berinvestasi di saham, obligasi, deposito berjangka. Tipe konservatif bisa menginvestastikan seluruh dananya ke deposito berjangka,” tutur Made.

Mayang Ekaputri, Chief Strategy Officer, Prudential Syariah, juga mengingatkan pentingnya mengetahui profil risiko dan ambang batas toleransi risiko sebelum memulai berinvestasi

Kalau setahun lagi dana akan kita digunakan untuk biaya kuliah, ya jangan berinvestasi di saham bisa bikin sport jantung. Cobalah investasi di deposito berjangka. Dan jangan menunda investasi, lakukan saat ini juga. Selain itu, jadikan investasi bagian dari habit dan tertiblah dalam berinvestasi. Terus menambah wawasan investasi dan waspada terhadap janji-janji investasi yang too good to be true karena itu bisa saja investasi bodong,” ungkap Mayang.