Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global East Ventures akan Terus Berinvestasi secara Agnostik

0
Willson Cuaca (kiri) dan Bahlil Lahadalia
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Industri teknologi dihantam badai krisis yang bertubi-tubi selama dua tahun terakhir. Ketidakpastian ekonomi global membuat valuasi perusahaan startup melemah, kelesuan ekonomi dunia, tekanan inflasi tanpa henti, dan potensi resesi global membayangi sektor ini.

Namun di tengah iklim yang kurang kondusif tersebut kepercayaan para investor (Limited Partners/LPs) terhadap strategi investasi East Ventures justru semakin kuat. Tahun 2023 lalu, perusahaan venture capital ini (VC) berhasil menutup tiga dana baru.

Pada Mei 2023, East Ventures berhasil mengantongi US$250 juta dari penutupan pertama dan terakhir dari dana Growth Plus. Dana ini ditujukan untuk mendukung perusahaan portofolio tahap lanjutan (growth stage) dalam ekosistem kami yang berpotensi tinggi.

Lima bulan kemudian, East Ventures mengidentifikasi adanya peluang membangun koridor investasi antara ekosistem bisnis di Asia Tenggara dan Korea Selatan, dan akhirnya mengumumkan “East Ventures South Korea fund in partnership with SV Investment” senilai US$100 juta. Dana ini diharapkan mencapai penutupan perdana pada semester pertama 2024.

Baca juga: TMI Berubah Jadi Telkomsel Ventures, Apa Bedanya dengan VC lain?

Baru-baru ini, East Ventures mengumumkan dana pertama yang berfokus pada layanan kesehatan (Healthcare) sebesar US$30 juta yang didedikasikan untuk mendorong solusi layanan kesehatan inovatif di Indonesia. East Ventures Healthcare fund akan memainkan peran penting dalam mendorong dan mengkatalisasi inovasi layanan kesehatan di Indonesia – yang merupakan bukti komitmen jangka panjang kami terhadap sektor kesehatan.

Dengan total penggalangan dana US$380 juta dari berbagai jenis dana, East Ventures menunjukkan komitmen kuat pada tiga hal utama: diversifikasi sektor, kolaborasi regional, dan membangun Asia Tenggara yang produktif dan sehat untuk saat ini, esok, dan generasi mendatang.

Perlombaan belum selesai. Sebagai pemain aktif, East Ventures terus berinvestasi pada para founder berkualitas tinggi dan tetap cermat melihat situasi. Pada tahun 2023, East Ventures berhasil menyelesaikan 63 deal, menyambut 29 perusahaan portofolio baru dan menginvestasikan hampir US$80 juta ke perusahaan portofolio tahap awal (seed) dan lanjutan (growth). Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor, termasuk perusahaan pendukung e-commerce, biotech, Software as a Service (SaaS), kendaraan listrik, teknologi iklim, dan banyak lagi.

Tahun 2024 Masih Diliputi Ketidakpastian

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berpotensi menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2024, memberi harapan pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi ‘angin segar’ bagi industri teknologi. Ibarat melihat secercah langit biru di antara awan tebal – sesuatu yang menjanjikan.

Meski begitu East Ventures tetap waspada melihat rintangan di depan. Ketegangan geopolitik di beberapa wilayah masih berpotensi menimbulkan gejolak pasar yang besar. Selain itu, momen pemilihan umum di Amerika dan Indonesia yang semakin dekat mengakibatkan jalan ke depan masih butuh kewaspadaan dan fokus.

“Memasuki 2024 pasti banyak ketidakpastian. Ketegangan geopolitik di beberapa negara dan ketidakstabilan ekonomi global menyebabkan volatilitas yang besar. Namun, kami melihat tanda-tanda positif. Kami tetap waspada, memantau dengan cermat, dan fokus pada tujuan kami terlepas dari fluktuasi eksternal,” kata Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures.

Tahun ini, East Ventures memasuki tahun ke-15. Perusahaan ini mulai membangun ekosistem digital di Indonesia pada tahun 2009 ketika belum banyak yang melihat potensi besar dari rendahnya penetrasi internet di Indonesia saat itu. Dengan populasi besar lebih dari 270 juta jiwa dan sebagian besar masuk dalam kategori usia produktif, ekonomi digital Indonesia telah tumbuh pesat dengan penetrasi ponsel mendekati 80%. Indonesia telah menjadi penggerak ekonomi di ASEAN dan Asia Tenggara.

Baca juga: Strategi D3 Labs Perkenalkan Jaringan Perbankan Berbasis Blockchain di Kawasan ASEAN

 

Strategi East Ventures tetap sama: mengidentifikasi dan berinvestasi pada founder dan peluang terbaik, terlepas dari kondisi baik atau buruk. Di sisi lain, meski East Ventures melihat banyak prospek investasi di berbagai sektor, termasuk iklim (seperti transisi energi dan proyek terkait iklim), kesehatan, dan rantai pasokan, East Ventures terus berinvestasi secara agnostik.

Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan memasuki era dividen demografi dini dan akan mencapai puncaknya sekitar 20 tahun dari sekarang. Pada saat itu, hampir 206 juta orang akan berada dalam usia produktif dan secara teoritis mampu menghidupi tanggungan mereka. Mayoritas angkatan kerja dalam 10 hingga 20 tahun ke depan adalah generasi digital yang dipimpin oleh Generasi Z dan didukung oleh generasi Milenial yang matang. Sebagian besar penduduk produktif memasuki usia dewasa. Kondisi ini memberikan peluang sekali seumur hidup untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi dan mendorong munculnya peluang bisnis baru.

“Apakah generasi mendatang ini dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 atau menjadi beban demografi, itu tergantung pada kesiapan kita untuk bersiap dan bertindak sekarang,” pungkas Willson Cuaca, Founding Partner East Ventures.