Marketing.co.id – Berita Marketing | Bulan ini, tepatnya pada 20 Agustus 2025, J&T Express genap berusia 10 tahun. Merayakan perjalanan satu dekade kehadirannya di Indonesia, perusahaan logistik berskala global ini menggaungkan tema “Bersama, Membangun Bangsa”. Tema ini sebagai momentum bagi J&T Express untuk merefleksikan kontribusinya terhadap perkembangan industri logistik, sekaligus peran aktifnya dalam inisiatif sosial yang berkelanjutan.
Robin Lo, CEO J&T Express, menegaskan salah satu kontribusi perusahaan ini bagi Indonesia yakni menurunkan biaya logistik. Penurunan biaya logisitik tercermin dari berkurangnya disparitas harga antara produk yang dijual di kota-kota besar dengan di pelosok-pelosok daerah.
“Yang saya pelajari sebelum kita masuk ke bisnis express, ketika kita ingin membeli 1 unit handphone di Kota Papua, Jayapura, harganya bisa lebih mahal sekitar Rp300 ribu dibandingkan harga handphone yang sama di Jakarta. Pertanyaannya mengapa bisa begitu mahal, karena pada saat itu pengiriman itu masih sangat sedikit, belum seperti sekarang,” tuturnya saat jumpa pers perayaan 10 tahun J&T Express, di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Namun saat ini berkat hadirnya perusahaan jasa ekspres, selisih harga handphone yang dijual di Papua dengan yang di Jakarta sudah sedikit sekali. “Mungkin selisinya bukan Rp300 ribu tapi tersisa Rp50 ribu,” tandasnya. Dengan demikian, lanjut Robin Lo, seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati kualitas barang yang sama tapi dengan harga yang lebih terjangkau.

Serap Banyak Tenaga Kerja
Robin Lo mengakui saat ini kondisi ekonomi global tidak sedang baik-baik saja, dimana perusahaan-perusahaan besar, bahkan perusahaan global banyak melakukan pengurangan karyawan.
“Banyak perusahaan yang melakukan lay-off, itu artinya banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sedangkan kita di J&T Express terus menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia. Bayangkan dari 100 ribu karyawan kita, masing-masing menghidupi 2 kepala di keluarganya, artinya kita membantu 300 ribu orang Indonesia,” ungkap dia.
Kontribusi lain dari J&T Express yakni pembangunan infrastruktur logistik. Di masa lalu ketika, seseorang membeli produk dari e-commerce, maka karyawan perusahaan logistik harus menjemput produk tersebut dari seller, lalu dibawa ke salah cabang perusahan logistik. Selanjutnya alamat pembeli produk harus di-input ke dalam sistem komputer perusahaan logistik. Mata rantai pekerjaan ini, tegas Robin Lo memakan banyak waktu dan membutuhkan biaya sangat besar.
“Tapi sejak hadirnya J&T Express di Indonesia pada tahun 2017 kita sudah melakukan koneksi langsung ke platform nya e-commerce, sehingga paket yang kita akan pick-up, pihak seller juga sudah tahu karena sistemnya sudah saling terkoneksi. Ketika karyawan J&T melakukan pick-up terhadap barang tersebut tinggal melakukan scan, prosesnya sangat cepat. Sama halnya ketika produk tersebut tiba di pusat sortir J&T juga cepat,” ucap Robin Lo.
“Dulu ketika kita akan mensortir 1000 paket, kita mungkin butuh 10 orang atau 50 orang, efisiensinya sangat rendah dan cost nya sangat tinggi, yang berdampak kepada customer karena biaya pengirimannya menjadi lebih tinggi,” bebernya.
J&T Express sendiri sudah memiliki mesin sortir otomatis, sehingga proses penyortiran paket menjadi jauh lebih efisien. Tapi dia menegaskan, penggunaan teknologi dalam pengiriman paket di J&T Express tidak mengurangi jumlah tenaga kerja.
Hingga 2025, J&T Express telah memiliki 80 pusat sortir, lebih dari 4.000 Drop Poin dan Mini Drop Point. Selain itu, J&T Express memiliki lebih dari 20.000 tim operasional di seluruh Indonesia, dan lebih dari 7.000 kendaraan operasional yang mendukung pengiriman.
Mulai dari Pemberdayaan UMKM hingga Makan Bergizi Gratis
J&T Express tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tapi juga konsisten melaksanakan berbagai program sosial seperti pemberdayaan UMKM, program literasi dan pendidikan, serta kampanye kesadaran digital untuk memerangi upaya penipuan online.
Robin Lo menyampaikan, “Sepuluh tahun berlalu bukan berarti perjalanan kami selesai, justru menjadi pendorong untuk terus memberikan yang terbaik. Lewat tema “Bersama, Membangun Bangsa”, kami meyakini bahwa pertumbuhan bisnis harus memberi dampak positif bagi masyarakat, UMKM, dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.”
Dalam mendukung UMKM, program J&T Connect Preneur telah membantu lebih dari 500 pelaku usaha lokal di 5 kota seperti Medan, Palembang, Malang, Cirebon, dan Bogor mengembangkan bisnis mereka melalui pelatihan dengan topik terkini seputar bisnis.
Seiring pertumbuhan bisnis, J&T Express juga secara konsisten membangun dampak sosial yang berkelanjutan. Perusahaan telah melakukan revitalisasi perpustakaan ramah anak di daerah Wakatobi, mendonasikan lebih dari 600 buku, dan memberikan pelatihan kepada lebih dari 40 guru di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lebih lanjut, J&T Express turut membantu masyarakat dengan kegiatan makan gratis di 26 titik operasi J&T Express seluruh Indonesia dengan sekitar 26.000 penerima, pembagian sembako di 5 kota dengan 1.000 penerima, revitalisasi fasilitas umum di 5 kota, dan dukungan dana apresiasi pendidikan dengan total Rp. 1.000.000.000 untuk 10 siswa/i SMA tingkat akhir di seluruh Indonesia.
Edukasi Penipuan Digital
J&T Express turut menjalankan kampanye edukasi digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya phishing dan penipuan online dengan modus pengiriman paket. Melalui kolaborasi dengan publik figur Asmara Abigail, dan penyebaran materi edukasi ke ratusan titik layanan, J&T berupaya melindungi pelanggan dari ancaman kejahatan digital.
“Sepanjang 10 tahun perjalanan kami, fokus J&T Express tidak hanya pada penguatan internal perusahaan, tetapi juga pada langkah-langkah eksternal yang memberi manfaat lebih luas. Salah satunya melalui edukasi pencegahan phishing yang kami lakukan sebagai upaya menjaga keamanan dan kepercayaan para pelanggan. Kami percaya, kontribusi perusahaan logistik bukan sekadar menghadirkan layanan, tetapi juga menghadirkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat,” papar Herline Septia, Brand Manager J&T Express.
Aktivitas phishing dan penipuan online yang mengatasnamakan J&T Express bukan hanya merugikan pelanggan tapi juga J&T Express secara langsung. Herline mengungkapkan sebelumnya tidak ada rencana untuk menggandeng Asmara dalam kampanye bertajuk “3C: Cek, Curiga, Cancel”.
Sebagai informasi, Asmara pernah menjadi korban penipuan online yang mengatasnamakan J&T Express. “Mba Asmara pernah kena tipu dan nilainya cukup besar Rp70 juta. Dia lapor kita, kita membuka diri dan melakukan audit, secara pengiriman tidak masalah dan barangnya sampai dengan selamat,” ucap Herline.