Persaingan pasar sepeda sepertinya bakal ketat menyusul masuknya Tyrell, merek sepeda asal pabrikan Kagawa Tyrell, Jepang. Tyrell masuk dalam kategori mini-velo (sepeda mini) dan folding bike (sepeda lipat).
Sepeda ini menawarkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan sepeda sejenis lainnya. Kerangka Tyrell didominasi oleh bahan karbon dan alumunium membuat sepeda ini ringan. Sementara diameter rodanya, seperti kebanyakan sepeda jenis mini-velo, adalah ukuran 20.
Tampilan yang lebih mencolok dari tyrell adalah model kerangka di bagian tengah yang menyilang membentuk huruf “X”. Untuk menghasilkan bentuk ini, batang kerangka bagian tengah sedikit lebih tebal. “Namun itu tak membuat sepeda menjadi lebih berat,” kata Masahito Hirose, designer Tyrell Bike . Berat rata-rata sepeda ini hanya berkisar 2-3 kg. Meski ringan, sepeda ini mampu menahan berat hingga 100kg.
Sebagai sepeda lipat, Tyrell bukan hanya bisa dilipat satu kali namun dua. Lipatan itu berada di bagian roda belakang dan roda depan. “Tyrell merupakan sepeda yang dirancang khusus untuk urban commuting,” jelas Hirose.
Di Jakarta, Tyrell dipasarkan melalui Jari-jari Bike Boutique, Mampang, Jakarta Selatan. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 22 juta hingga Rp43 juta per unit. “Tyrell hadir untuk mereka yang membutuhkan sepeda sebagai sarana transportasi, olahraga, serta gaya hidup dengan desainnya yang menarik,” kata Ronald Kamto, Brand manager Jari-jari Bike Boutique.
Ronald menambahkan, dengan beroperasinya  transportasi  massal secara baik  seperti Jakarta dengan MRT akan membuat pengguna transportasi ini akan dengan mudahnya membawa sepeda ini ke dalam MRT.
Tony Burhanudin
Saya terbawa sampai halaman ini karena postingan informasi sepeda dari Braderian.id.
https://www.braderian.id/2020/10/25/mengenal-brand-tyrell/
Kenapa ya local brand Indonesia susah besar secara global. Seperti yg dilakukan Tyrell ini. Awalnya mudah diterima pasar jepang, kemudian begitu cepat diterima dunia. Benarkah salah satu alasan karena masyarakat jepang respect dengan kreasi lokal?