Turnamen Tenis Meja Inklusif Jadi Model Marketing Publik

0
Kejuaraan NPCI DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025 ini diikuti oleh 335 terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi serta lebih dari 200 peserta umum, memperebutkan total hadiah sebesar Rp180 juta. Foto: Ist.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Event | Penyelenggaraan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025 di Pluit Village Mall, Jakarta Utara, 8–10 Agustus 2025, dalam rangka Hari Kemerdekaan RI ke-80, menandai langkah strategis dalam memperluas jangkauan pesan inklusi ke publik.

Dengan tema “Mendobrak Batas”, NPCI DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025 bukan hanya ajang perebutan gelar, tetapi juga panggung untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap disabilitas. Foto: Ist.

Tak hanya memadukan atlet disabilitas dan non-disabilitas dalam satu arena, ajang ini juga memanfaatkan ruang publik sebagai media interaksi langsung dengan konsumen dan masyarakat.

Ketua Pelaksana, Cahaya Manthovani, menyebut kompetisi ini sebagai sarana mencari bibit atlet baru sekaligus mengubah persepsi publik. “Disabilitas bukan penghalang untuk berprestasi. Justru mereka punya semangat dan potensi besar yang bisa menginspirasi,” ujarnya.

Event ini diikuti 335 peserta yang merupakan 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum, dengan total hadiah Rp180 juta. Menurut Reda Manthovani, Chef de Mission Paralimpiade, kegiatan ini juga menjadi pemanasan jelang Paraseagames 2026. “Persiapan teknis akan percuma tanpa dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan,” tegasnya.

Ketua NPCI DKI Jakarta, Yasin Onasie, menekankan pentingnya edukasi publik melalui format kompetisi gabungan. “Kami ingin masyarakat paham bahwa atlet disabilitas memiliki kemampuan setara untuk berkompetisi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YIPB Maya Miranda Ambarsari menilai pemilihan mal sebagai lokasi strategis. “Turnamen di ruang publik efektif menghapus jarak antara atlet dan masyarakat,” katanya. Kehadiran tokoh publik dan menteri kabinet memperkuat daya jangkau pesan inklusi ini.

Dengan tema “Mendobrak Batas”, ajang ini tak hanya membidik prestasi olahraga, tetapi juga menjadi studi kasus bagaimana event olahraga dapat berfungsi sebagai kanal pemasaran, edukasi, dan penguatan citra brand inklusi di mata publik.