LinkedIn menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara akan berinvestasi lebih untuk meningkatkan minat kandidat unggulan.
Feon Ang, Direktur LinkedIn Talent Solution Asia Pasifik mengatakan bahwa jumlah kandidat yang kompeten terus meningkat di berbagai wilayah, dan menjadi salah satu prioritas utama bagi perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara.
“Dengan angka perekrutan yang diprediksi meningkat, lebih besar dari biaya perekrutan itu sendiri, para manajer SDM dan pemimpin bisnis harus lebih pintar dalam menciptakan dan membangun reputasi perusahaan mereka sehingga bisa menjadi top of mind para kandidat terbaik,” katanya.
Laporan ini juga mengungkapkan tiga tren utama yang akan terlihat dalam industri perekrutan di tahun 2015:
Perusahaan-perusahaan akan berinvestasi lebih untuk menciptakan dan membangun awareness
Lebih dari setengah (53%) perusahaan yang disurvei di Asia Tenggara menghabiskan lebih banyak biaya untuk meningkatkan awareness bahwa perusahaan bereputasi kuat.
Dengan meningkatnya persaingan akan kandidat unggul (54% di Asia Tenggara, lebih tinggi dari presentasi global sebesar 42%), ditambah meningkatnya jumlah perekrutan (53%), perusahaan-perusahaan ini meningkatkan biaya untuk membangun reputasi.
Mengeluarkan dana lebih untuk memoles reputasi perusahaan sangatlah penting, dilihat dari pendapat 86% responden yang mengatakan bahwa mereka sadar akan pengaruh reputasi perusahaan terhadap kemampuan merekrut kandidat unggul.
Dengan reputasi menarik –sesuai dengan yang kandidat pikirkan, rasakan, dan harapkan dari perusahaan –dapat mengurangi biaya tiap perekrutan hingga mencapai 50% dan menurunkan tingkat pergantian pekerja hingga 28%.
Jaringan profesional online dapat membangun reputasi perusahaan yang kuat
Perangkat digital dan media sosial mengambil peran penting dalam mempromosikan reputasi perusahaan di Asia Tenggara.
Selain situs web perusahaan, jaringan profesional online seperti LinkedIn menjadi salah satu alat paling efektif untuk menyebarkan reputasi perusahaan (56%). Selain itu, media sosial seperti Facebook dan Twitter mengambil peran sebesar 53% dan informasi lisan antar keluarga dan kerabat ada di presentasi 51%.
Seiring dengan penggunaan jaringan profesional online perusahaan juga mengakui perlunya promosi dalam bentuk digital melalui perangkat mobile yang mudah digunakan. Sebanyak 41% responden menganggap hal ini sebagai sebuah prioritas.
Di samping itu, sebanyak 44% responden mengakui pentingnya membangun platform mobile, tetapi sampai saat ini mereka belum mewujudkan rencana ini.
Perekrutan kandidat pasif sedang marak di Asia Tenggara
Di tahun 2015, perusahaan penyedia kandidat profesional akan mengalami pergeseran karena jaringan profesional online menjadi begitu penting. Pergeseran ini didukung oleh meningkatnya perekrutan kandidat pasif.
Sebanyak 65% responden di Asia Tenggara mengatakan bahwa ini adalah bagian dari strategi perekrutan mereka untuk menyasar kandidat berpotensi. Angka ini lebih besar dari jumlah global yang hanya 61%.
Dengan jumlah kandidat pasif yang mencapai 75% dari seluruh profesional di dunia, penggunaan jaringan profesional online sebagai cara perekrutan, tidak bisa diabaikan.
Editor: Wahid