[Tips for UMKM] 5 Tips Penting Agar Keuangan Bisnis Tetap Sehat

Marketing.co.id – Berita UMKM | Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM menjadi entitas usaha strategis dengan dampak besar bagi perekonomian nasional. Pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional menganggarkan Rp 96,21 triliun untuk UMKM.
Pemerintah juga memberikan dukungan bagi pengusaha kecil, sebab negara masih memerlukan banyak pelaku UMKM baru untuk dapat tumbuh hingga mencapai 4 persen sesuai indikator sebuah negara maju.
“Model bisnis UMKM banyak diminati masyarakat sebagai sumber  penghasilan. Pemilik UMKM biasanya juga memulai bisnisnya dari modal sendiri, sebelum akhirnya merambah ke permodalan melalui perbankan atau investor saat akan meningkatkan skala produksi, menambah aset atau membuka cabang baru. Agar sebuah usaha UMKM yang dirintis bisa bertahan dan berkembang, pemilik usaha harus cermat dalam tata kelola keuangan. Tanpa pengaturan yang sesuai, usaha yang dirintis akan terhambat untuk maju bahkan terancam gulung tikar,” ujar Okky Octavianto, Head of Financial Services Zilingo Indonesia.
Membangun disiplin dalam mengelola dan memantau arus keuangan menjadi kunci bagi pelaku UMKM agar bisnisnya berjalan sesuai harapan. Berikut 5 tips mengelola keuangan bagi pengusaha UMKM:
Keuangan usaha dan pribadi harus dipisahkan
Salah satu siasat untuk memisahkan keuangan usaha dan keuangan pribadi adalah dengan membuat rekening berbeda untuk keduanya. Hal ini untuk mencegah kebingungan dan kesalahan pencatatan saat transaksi bisnis mulai berjalan. Tanpa pemisahan yang jelas, sangat mungkin Anda tanpa sengaja menggunakan uang pribadi untuk bisnis, atau sebaliknya. Anda juga bisa dengan mudah mengetahui laba bersih usaha yang bisa Anda manfaatkan atau dikelola kembali ketika ingin menambah modal kerja.
Rencanakan anggaran dan target usaha
Meski skala bisnis masih tergolong kecil atau menengah, perencanaan anggaran menjadi bagian penting yang tidak boleh Anda lewatkan. Perencanaan anggaran secara terperinci membantu Anda memilih prioritas pembelanjaan yang wajib dan yang bisa ditunda. Hal ini juga untuk mencegah pemilik usaha bersikap gegabah dalam aktivitas belanja bisnis di periode awal karena biasanya kehabisan modal diakibatkan oleh tidak adanya prioritas pembelanjaan.
Perencanaan anggaran bisa didesain dari yang paling sederhana, yakni rencana anggaran harian. Jika Anda sukses melaksanakan target harian, perencanaan keuangan bisa dibuat baik mingguan, bulanan, hingga tahunan. Rencana yang Anda catat akan memudahkan dalam mengevaluasi dan mengembangkan usaha.
Pencatatan cash flow dengan memanfaatkan teknologi
Perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan pelaku UMKM untuk mencatat cash flow atau arus kas. Pencatatan dilakukan untuk memonitor pengeluaran dan pemasukan, mulai dari yang bernilai sangat kecil hingga paling besar. Untuk itu, Anda bisa menggunakan aplikasi digital pencatatan cash flow guna menghindari kesalahan jika pencatatan dilakukan manual.
Sisihkan keuntungan usaha
Memperoleh keuntungan tidak semerta-merta menjamin sebuah usaha UMKM akan bisa terus bertahan. Kuncinya terletak pada pengelolaan keuntungan. Kelola keuntungan usaha dengan menyisihkan untuk dana darurat, tabungan modal kerja untuk pengembangan usaha, dan penghasilan pemilik usaha.
Berdasarkan survei Asian Development Bank (ADB) yang dirilis pada pertengahan 2020, 48,6% dari total UMKM tutup karena pandemi COVID-19. Penutupan usaha ini karena pemilik tidak memiliki tabungan untuk mempertahankan bisnis saat omzet anjlok terdampak krisis kesehatan. Belajar dari survei tersebut, pengalokasian keuntungan untuk dana cadangan dan tabungan modal kerja sangat perlu dilakukan.
Evaluasi pengelolaan keuangan setidaknya satu bulan sekali
Pemilik bisnis disarankan mengevaluasi pengelolaan keuangan usaha setidaknya sebulan sekali. Evaluasi tersebut mencakup operasional bisnis, bagian yang harus diperbaiki, sektor yang memerlukan penghematan, dan analisis pasar. Evaluasi pengelolaan keuangan akan menghindarkan Anda dari kendala-kendala mengelola bisnis UMKM.
Skala usaha boleh dikatakan masih kecil, tapi nyatanya UMKM cukup mampu bertahan dalam situasi krisis. Ini berarti UMKM punya masa depan menjanjikan jika aspek-aspek pentingnya dikelola dengan baik. Kesalahan tata kelola UMKM juga bisa menjadi pembelajaran supaya bisa dihindari saat mengelola bisnis Anda sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.