Apakah Asia Tenggara Benar-Benar Siap Menghadapi Era AI?

0
Strategi korporasi di era AI, dari eksperimen digital ke keunggulan kompetitif yang nyata
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Strategi korporasi di era AI, dari eksperimen digital ke keunggulan kompetitif yang nyata Strategi korporasi di era AI, dari eksperimen digital ke keunggulan kompetitif yang nyata

Marketing.co.id – Berita Digital | Dunia bisnis tengah memasuki babak baru di mana kecerdasan buatan (AI) tidak lagi sekadar proyek inovasi, melainkan inti dari strategi pertumbuhan. Dari efisiensi operasional hingga pengambilan keputusan berbasis data, AI kini menjadi senjata utama perusahaan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif di tengah pasar yang makin dinamis.

Namun, seperti yang ditunjukkan dalam berbagai studi dan forum bisnis terkini, termasuk Hitachi Vantara ASEAN Exchange 2025 di Phuket, tidak semua perusahaan siap menghadapi revolusi ini. Banyak yang sudah “berlari” dengan AI, tetapi belum memiliki fondasi data yang kokoh untuk menopang langkahnya.

Baca Juga: Panduan Keamanan Siber untuk Intitusi Pendidikan

Survei State of Data Infrastructure 2025 dari Hitachi Vantara mencatat, 42% organisasi di Asia kini menempatkan AI sebagai prioritas bisnis. Namun, hanya 30% data yang dikelola secara terstruktur dan dapat digunakan untuk pembelajaran mesin secara efektif.

“AI seharusnya tidak dilihat sebagai proyek teknologi, tapi sebagai strategi bisnis jangka panjang,” ujar Joe Ong, Vice President ASEAN, Hitachi Vantara. “Keputusan untuk mengadopsi AI harus berangkat dari kesiapan data, tata kelola, dan visi yang selaras di seluruh organisasi.”

AI kini menjadi faktor pembeda yang krusial. Di sektor perbankan misalnya, AI mendukung fraud detection dan analisis risiko. Di industri ritel, AI membantu personalisasi pengalaman pelanggan. Sementara di sektor manufaktur, AI mempercepat predictive maintenance dan efisiensi rantai pasok.

Namun, perusahaan perlu lebih dari sekadar membeli teknologi untuk mencapai hasil itu. Perusahaan harus menyusun strategi korporasi yang matang, mulai dari infrastruktur, talenta, hingga budaya kerja berbasis data.

Infrastruktur Jadi Pondasi Sukses AI

Studi Total Economic Impact™ (TEI) yang dilakukan Forrester Consulting menunjukkan betapa besar dampak transformasi infrastruktur terhadap kesiapan AI.

Organisasi yang mengimplementasikan Virtual Storage Platform One (VSP One) dari Hitachi Vantara mencatat ROI sebesar 285% hanya dalam tujuh bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa modernisasi infrastruktur data bukan sekadar penghematan biaya, tetapi juga akselerator transformasi digital. Dengan sistem yang lebih efisien dan otomatis, perusahaan dapat mengalihkan sumber daya ke area strategis seperti pengembangan model AI, riset pasar, atau inovasi produk.

“Infrastruktur modern menyederhanakan kompleksitas dan membuka ruang bagi inovasi,” kata Adrian Johnson, Senior Vice President & General Manager, The Americas and Asia Pacific, Hitachi Vantara. “Keunggulan kompetitif di era AI hanya bisa dicapai bila perusahaan membangun pondasi data yang tangguh.”

Tiga Pilar Strategi Korporasi di Era AI

Dari diskusi dan hasil studi Hitachi Vantara, muncul tiga pilar utama yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan dalam memanfaatkan AI secara strategis. Pertama, modernisasi infrastruktur data. AI tidak bisa berjalan tanpa data yang bersih, terintegrasi, dan dapat diakses secara real-time. Investasi pada platform penyimpanan cerdas dan sistem analitik terpadu menjadi langkah awal untuk menyiapkan “tanah subur” bagi AI.

Kedua, membangun talenta dan budaya data. Perusahaan perlu memastikan karyawan memahami nilai data dan mampu berkolaborasi dengan teknologi. Transformasi digital bukan hanya soal software, tetapi juga tentang mindset yang berani bereksperimen dan mengambil keputusan berbasis insight. Ketiga, governance dan keamanan yang kuat. Di era AI, risiko terhadap privasi dan keamanan data meningkat. Perusahaan yang sukses adalah mereka yang mampu menyeimbangkan inovasi dengan tanggung jawab—membangun sistem yang aman sekaligus transparan.

Baca Juga: Perusahaan Harus Waspada Jika Karyawan Gunakan AI

Beberapa tahun lalu, banyak perusahaan masih memandang AI sebagai proyek eksperimental. Kini, paradigma itu berubah. AI menjadi bagian dari core strategy — alat untuk memperkuat loyalitas pelanggan, mengefisienkan biaya, dan membuka model bisnis baru.

Menjadi Pemimpin di Era Kecerdasan Buatan

Era AI bukan tentang siapa yang paling cepat mengadopsi teknologi, tetapi siapa yang paling siap mengelolanya dengan cerdas. Strategi korporasi di masa depan akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menyatukan data, manusia, dan teknologi menjadi satu kesatuan yang bergerak harmonis.

Dengan fondasi data yang kuat, tata kelola yang disiplin, dan visi yang berorientasi pada nilai pelanggan, AI menjadi mitra strategis bisnis yang membuka peluang pertumbuhan tanpa batas.

“Kesiapan AI tidak dimulai dari algoritma, tapi dari strategi korporasi yang menempatkan data sebagai aset utama. Dari sanalah keunggulan masa depan akan dibangun,” pungkas Adrian Johnson.