Tetap Bersaing di Negeri Seberang

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

madurasawebEkspansi Madurasa di pasar global semakin besar. Kesuksesan di negeri sendiri membuat merek besutan PT Air Mancur ini optimistis menggarap pasar global.

Pasar madu dalam kemasan memang manis seperti madu. Hal ini dialami oleh Madurasa—merek madu kemasan keluaran PT Air Mancur. Selain berjaya di pasar domestik, Madurasa pun mampu bersaing di pasar global. Bendera Madurasa sudah mulai berkibar di kancah global sejak lima tahun terakhir bersama produk lain keluaran perusahaan jamu yang berdiri sejak tahun 1963 ini. Madurasa sudah merangsek ke pasar ekspor, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Saudi Arabia, Dubai, Hong Kong, dan Nigeria.

“Ekspor Madurasa dilakukan bersamaan dengan produk-produk Air Mancur lainnya, khususnya jamu. Kami tetap menggunakan merek Madurasa di pasar negara-negara tujuan. Salah satu yang membuat kami optimistis di pasar ekspor lantaran kesuksesan kami di pasar domestik dalam menggarap pasar madu dalam kemasan,” cetus Ign. Novianto, Creative & Product Manager PT Air Mancur.

Bagi Novianto, memasarkan produk ke luar negeri bukanlah perkara mudah. Para pemilik merek kudu mempersiapkan berbagai infrastruktur secara optimal. Apalagi regulasi di setiap negara tujuan berbeda. Yang pasti survei pasar menjadi langkah yang tak boleh dilewatkan begitu saja. “Riset pasar negara tujuan sangat penting. Bila ada tawaran pemasaran di sana, kami tidak langsung menerima. Kami melakukan cek pasar dulu melalui tim kami. Prospek tidaknya pasar menjadi kriteria utama kami dalam memilih negara tujuan,” katanya.

Penyesuaian dengan kondisi pasar setempat pun dilakukan. Baik dari sisi kemasan maupun pola komunikasinya. Di pasar Malaysia, misalnya, komunikasi kemasan Madurasa dilakukan dengan bahasa setempat meskipun masih satu rumpun. Madurasa pun harus didaftarkan pada sebuah lembaga semacam Badan POM di Negeri Jiran itu. Sementara, untuk pasar Arab dan lainnya, Madurasa tetap memakai komunikasi kemasan yang sama dengan pasar domestik.

“Untuk pasar Arab maupun Nigeria kami tidak punya komunikasi khusus. Mengingat ada agen yang langsung memasarkan produk di negara tersebut. Termasuk para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sana. Secara tidak langsung mereka turut mempromosikan produk kami di sana,” imbuh Novianto.

Secara umum tidak ada penyesuaian tajam. Asalkan sudah memenuhi syarat registrasi, jaminan kualitas, maupun stabilitas, produk layak dipasarkan di negara lain. Kemasannya pun didominasi kemasan sachet seperti di pasar domestik. Termasuk varian rasanya juga sama, seperti jeruk, stroberi, maupun anggur.

Pasar terbesar Madurasa saat ini masih dipegang oleh Malaysia. Di sana, menurut Novianto, Madurasa termasuk merek yang memimpin pasar. Untuk mengelola pasar yang sedemikian besar, Air Mancur tidak segan-segan membuka kantor perwakilan di sana. Namun, tidak di semua negara, Air Mancur mendirikan kantor perwakilannya. Hal ini mengingat kondisi pasar dan keterbatasan biaya. “Saking besar pasar Malaysia, tantangan konkret yang kami hadapi di sana adalah pemalsuan. Tapi, kami cukup gesit menyikapi ini. Kami yakin kandungan Madurasa susah dipalsukan. Pasar pun akan menilai sendiri mana yang asli dan mana yang palsu,” kata Novianto.

Edukasi pasar dilakukan dengan melihat kondisi pasar negara bersangkutan. Edukasi, menurut Novianto, berjalan seiring dengan proses pendistribusian. Distribusi dilakukan oleh agen Air Mancur Internasional—seperti di Malaysia— maupun agen-agen dan distributor lokal yang bermitra dengan Air Mancur. Dengan bantuan tangan para distributor ini, Madurasa mampu dipasarkan dalam jangkauan luas—dari ritel modern sampai pasar tradisional, maupun dari pusat kota sampai pelosok.

Di Malaysia, Madurasa bermain di arena above the line dengan memasang iklan-iklan di media cetak. Di negara lain, Madurasa aktif berpartisipasi dalam program pameran dan eksebisi meskipun tidak berkomunikasi dengan konsumen langsung.

Di Arab Saudi, edukasi madu jauh lebih gampang dilakukan mengingat madu sudah digemari masyarakatnya sejak lama. Di sana, sudah dikenal madu kurma. Mengingat pasar madu sudah berkembang di sana, Madurasa tetap tidak gentar menggarapnya. “Strategi kemasan praktis dalam bentuk sachet cukup efektif. Ini yang membedakannya. Kemasan ini pun membuat produk hiegienis dan khasiatnya tetap bisa dipertahankan. Kami berterima kasih pada para tenaga kerja Indonesia di sana karena turut mengedukasi pasar,” imbuh Novianto.

Strategi harga yang diterapkan juga disesuaikan dengan kondisi pasar di tiap negara. Hal ini juga membuka persaingan dengan merek-merek lain. Novianto melihat pemain-pemain lain menjadi salah satu entry barrier dalam memasarkan Madurasa. “Kompetitor tak kalah sengit berebut pasar. Tapi, kami yakin kesuksesan di pasar Indonesia membuat kami percaya diri. Produk kami pun akan diakui oleh pasar luar negeri sebagai produk berkualitas dan berkhasiat selain kemasan praktisnya,” tandasnya.

Pasar ekspor ini memberi kontribusi sekitar 10 persen. Tentu saja, kontribusi terbesar datang dari Malaysia. Pertumbuhannya pun tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan di pasar domestik, yakni 10–15 persen per tahun. Asal tahu saja, pasar madu kemasan dalam negeri sendiri masih terbentang lebar. Madurasa pun terus melebarkan pasarnya dengan meluaskan jangkauan distribusi yang saat ini 70 persen ada di Jawa-Bali. Produksinya pada tahun lalu mencapai ¾ juta lusin per tahun.

Pada tahun ini, Air Mancur terus menggejot pertumbuhan di masing-masing negara. Termasuk membuka pasar baru. Salah satunya yang sedang digarap adalah Jepang. Jepang, menurut Novianto, merupakan negara yang paling susah ditembus mengingat regulasinya yang sangat ketat. “Pasar Jepang kami nilai sangat potensial. Saat ini, kami sedang dalam proses menyelesaikan syarat-syarat administrasi sesuai regulasi yang berlaku,” kata Novianto. (Majalah MARKETING/Sigit Kurniawan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here