SGM Boyong Alat Pendeteksi Kanker Serviks dari Belanda

0
Rene Hol, Co-Fouder Delphi Bioscience (kiri) dan Obed Fukliang, Vice President SOHO Global Medika (kanan) tengah memperkenalkan Delphi Screener kepada para wartawan
[Reading Time Estimation: 2 minutes]
SGM
Rene Hol, Co-Fouder Delphi Bioscience (kiri) dan Obed Fukliang, Vice President SOHO Global Medika (kanan) tengah memperkenalkan Delphi Screener kepada para wartawan

Menurut Data WHO, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita kanker serviks (kanker leher rahim). Di Indonesia penyakit kanker serviks menduduki peringkat nomor dua setelah kanker payudara. Saat ini di Indonesia jumlah wanita penderita kanker serviks berkisar 20.928 kasus per 100.000 dan angka kematiannya berkisar 9.498 kasus per 100.000, angka ini diprediksi WHO akan terus meningkat sampai 59.107 kasus pada lima tahun berikutnya.

Selama ini cara untuk menguji apakah seorang wanita terjangkiti human papilana virus atau virus penyebab kanker serviks melalui Pap Smear. Namun teknik Pap Smear dinilai ketinggalan jaman. Metode yang  ditemukan oleh George Papanicolaou pada tahun 1941 dan mulai dipraktekkan di dunia kedokteran pada tahun 1950.

Pada metode Pap Smear dokter akan memasukan alat ke dalam organ intim wanita untuk mengambil  sampel cairan di mulut rahim . Cara ini membuat sebagian perempuan enggan memeriksaan diri ke dokter atau rumah sakit karena mengganggu privacy perempuan, terutama di negera-negara Asia seperti Indonesia.

Namun dalam beberapa tahun terakhir telah hadir metode alternatif unutuk mengecek kanker serviks. Caranya masih sama, yakni memasukan alat ke organ vital perempuan, tapi bisa dilakukan sendiri oleh perempuan dan alatnya nyaman digunakan. Alat pendeteksi tersebut bernama Delphi Screener yang diproduksi Delphi Bioscience, perusahaan alat-alat kesehatan dari Belanda.

Indonesia menjadi negara keempat di Asia yang mengaplikasan teknologi ini menyusul disepakatinya kerja sama antara Delphi Bioscience dengan SOHO Global Medika (SGM). Di Indonesia SGM akan menjadi mitra lokal yang memasarkan Delphi Screener.

Rene Hol, Co-Fouder Delphi Bioscience mengatakan Delphi Screener telah digunakan di Belanda, Finlandia, Italia, Jerman, Malta, Spanyol, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Rene mengatakan, produk ini sudah terjual sekitar 300 ribu unit di seluruh dunia. “Kami tertarik masuk Indonesia karena pemeriksaan kesehatan di Indonesia banyak dilakukan oleh sektor swasta, berbeda dengan negara-negara Eropa yang banyak dilakukan oleh pemerintah,” jelas Rene saat jumper pers di Jakarta (12/02).

Sebagaimana dituturkan Obed Fukliang, Vice President SOHO Global Medika, Delphi Screener akan dijual dengan harga Rp715 ribu per unit. Dia tidak pasang target berapa penjualan dari produk baru tersebut. Pihaknya lebih  menekankan aspek edukasi kanker serviks dan mendorong perempuan Indonesia mau memeriksakan diri. “Ini adalah satu-satunya produk alat kesehatan di SOHO Global Medika yang tidak kami beri target,” tandasnya.

Meski begitu ia tidak menampik besarnya potensi pasar alat-alat kesehatan di Indonesia. Tahun 2013 lalu nilai bisnisnya ditaksir telah mencapai Rp7 triliun dengan pertumbuhan rata-rata 20 – 25 persen per tahun  atau lebih tinggi dari pertumbuhan pasar produk farmasi. (Tony Burhanudin)