Marketing.co.id – Berita Digital Techno |Di era digital seperti sekarang ini, semakin besar perusahaan, semakin beragam layanan yang ditawarkan, semakin banyak pelanggan yang dimiliki, jelas semakin kompleks data yang harus dikelola. Kemampuan mengelola data itulah yang menjadi kunci keberhasilan perusahaan ke depan.
Masalahnya, semakin canggih teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola data, semakin canggih pula teknologi yang dipakai oleh para penjahat siber untuk dapat menyusup dan mencuri data yang ada. Karena itu, dibutuhkan strategi transformasi sekaligus manajemen risiko bisnis melalui proteksi data secara komprehensif.
PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu mengautomasi bisnis perusahaan di berbagai sektor, menyatakan perusahaan tidak bisa mengabaikan manajemen risiko keamanan siber karena besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan.
“Pertumbuhan data yang semakin masif menjadikan proses update dan replikasi data semakin sulit, apalagi jika melibatkan puluhan jenis database dan beragam platform. Terkait hal itu, penggunaan IBM InfoSphere Data Replication bisa menjadi solusi agar data yang disajikan adalah benar data yang terkini dan akurat,” kata Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology.
Baca juga: SAS: Perbankan Perlu Miliki Alat Analisis Canggih Berbasis Big Data
Dalam seminar “Transform Your Business and Manage Risk with Comprehensive Data Protection Strategy” yang digelar Multipolar Technology di Jakarta, Selasa (20/6), Jip Ivan menjelaskan, bahwa masih banyak perusahaan yang database-nya belum tersentralisasi sehingga menyulitkan saat dibutuhkan untuk operasional maupun untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
IBM InfoSphere Data Replication merupakan solusi replikasi untuk membaca perubahan di log database dan langsung mengirimkannya ke database target. Solusi ini menggunakan resource kecil sehingga membantu mengurangi kebutuhan bandwidth karena cukup mengirimkan data yang berubah saja. Meski begitu, replikasi dapat dilakukan secara terus-menerus atau berkala sesuai keperluan. Datanya dapat ditransformasikan dengan menggunakan function built-in yang telah disediakan.
Lalu, aktivitas database-nya dapat dimonitor menggunakan IBM Guardium. IBM Guardium adalah software Database Activity Monitoring yang berfungsi untuk melakukan monitoring aktivitas dan memproteksi data dengan fitur yang lengkap, user-friendly, dan powerful, baik yang berjalan di cloud maupun on-premises, melalui satu kesatuan report dan dashboard.
“IBM Guardium memiliki fitur data discovery yang bisa secara otomatis mencari personal data sehingga tidak ada personal data yang terlewatkan. IBM Guardium juga dapat memonitor semua aktivitas database secara real-time dan memblokir aktivitas yang mencurigakan. Dengan begitu, ancaman keamanan siber dapat dideteksi seawal mungkin,” kata Yemmy Sukandar, Department Head Hybrid Database Multipolar Technology.
Lantas, untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan data berkinerja tinggi, IBM FlashSystem dengan Safeguarded Copy bisa menjadi pilihan. Sebab, menurut Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, solusi tersebut bukan hanya mampu menyimpan, mengelola data berkapasitas besar, dan membantu pemulihan jika terserang malware, melainkan juga ekonomis.
Baca juga: Apa itu Big Data dan Apa Manfaatnya?
Penggunaan drive flash memory dalam FlashSystem menjamin pemrosesan data menjadi lebih signifikan dibanding disk spindle. Kapasitas minimum dalam satu boks yang mencapai 170 TB dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan data kapasitas besar sekaligus mengurangi penggunaan listrik maupun ruang di data center.
Fitur Safeguarded Copy dalam FlashSystem memungkinkan pengambilan snapshot yang tidak dapat diubah dan membantu pemulihan jika terjadi serangan malware. “Di dalam fitur ini terdapat tiga komponen utama, yaitu pemisahan tugas, salinan terproteksi, dan automasi,” ungkap Lindra.