Sektor Blue Economy Jadi Peluang Menjanjikan, Berpotensi Membuka 45 Juta Lapangan Kerja Baru

0
blue economy
Founder Ravenry Aditya Subiyakto menyampaikan paparan solusi Blue Hub di AIS Forum.
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Indonesia mengalokasikan sumber daya dan perencanaan jangka panjangnya untuk memacu pertumbuhan sektor ekonomi biru dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Dalam visi ambisius ini, target kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diharapkan akan melonjak menjadi 15% pada tahun 2045, naik dari sebelumnya 7,92% pada tahun 2022. Selain itu, sektor ini diperkirakan akan menciptakan 45 juta lapangan kerja baru.

blue economy
Founder Ravenry Aditya Subiyakto menyampaikan paparan solusi Blue Hub di AIS Forum.

Aditya Subiyakto, salah satu pendiri Ravenry, sebuah startup Indonesia yang bergerak di bidang riset pasar, menjelaskan bahwa ekonomi biru mencakup pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan lapangan kerja baru, sambil menjaga keseimbangan ekosistem laut. Sektor ini mencakup berbagai aktivitas termasuk akuakultur, pariwisata, pengelolaan sampah, konstruksi, transportasi, dan energi terbarukan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Ravenry menunjukkan potensi besar sektor ekonomi biru, seperti industri kelautan yang menghasilkan nilai ekonomi global sebesar $2,5 triliun dan mendukung hampir 3 miliar penghidupan. Selain itu, pembangunan pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai diperkirakan akan tumbuh pesat, sementara industri akuakultur menjadi salah satu sektor pangan dengan pertumbuhan tercepat secara global.

Ravenry bekerja sama dengan Archipelagic and Island States (AIS) Forum untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan, dengan tujuan mencapai 15% dari PDB Indonesia pada tahun 2045. Forum AIS merupakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang memiliki arti penting bagi Indonesia, dan tahun ini mengusung tema “Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future.”

Melalui presentasi di AIS Forum, Ravenry memaparkan konsep AIS Blue Hub Framework yang bertujuan untuk memfasilitasi bluepreneur (entrepreneur di sektor ekonomi biru) dari 51 negara kepulauan yang dinaungi AIS Forum. Kerangka ini dirancang untuk memperkenalkan konsep AIS Blue Hub, menguraikan misi, program, dan metrik keberhasilannya, serta memberikan panduan dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi biru.

Menurut Aditya, kunci pembangunan ekosistem startup di sektor ekonomi biru adalah menyediakan program-program pendukung yang disesuaikan dengan tahapan kematangan ekosistem bluepreneur di setiap wilayah AIS. Tahapan kematangan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu Life Stage 1, 2, dan 3, dengan rekomendasi program yang sesuai untuk setiap tahapan tersebut.

Life Stage 1 ditandai dengan sedikitnya jumlah startup di daerah ini, dengan pendanaan Seri A+ yang minim atau bahkan tidak ada sama sekali dibandingkan dengan jumlah populasi, dukungan peraturan yang terbatas untuk bisnis baru, serta tingkat literasi digital dan adopsi teknologi yang relatif rendah. Saran program untuk tahap ini adalah Activate, yang bertujuan untuk menggugah dan menginspirasi kewirausahaan serta minat dari berbagai pemangku kepentingan.

Life Stage 2 ditandai dengan bertambahnya jumlah startup di daerah ini, dengan beberapa aktivitas investasi tersedia, adanya inisiatif pemerintah untuk mendukung startup, serta tingkat literasi digital dan adopsi teknologi yang sedang hingga tinggi. Saran program untuk tahap ini adalah Integrate, yang fokusnya pada berbagi dan menyelaraskan visi antara pemangku kepentingan dalam ekosistem lokal/regional.

Life Stage 3 ditandai dengan jumlah startup dan pendanaan Seri A+ yang tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi, aktivitas investasi yang besar, dan lingkungan peraturan yang mendukung bagi dunia usaha. Tingkat literasi digital dan adopsi teknologi juga mencapai tingkat yang tinggi. Saran program untuk tahap ini adalah Scale, yang fokusnya pada mengatur peningkatan dan perluasan pasar, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan global.

Dengan demikian, melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, bisnis, dan lembaga swadaya masyarakat, Indonesia berharap dapat mewujudkan potensi besar sektor ekonomi biru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, peningkatan lapangan kerja, dan menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan langkah yang tepat, Indonesia siap menjadi pemimpin dalam pembangunan ekonomi biru di tingkat global.