Seasonal TVC

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

www.marketing.co.id – Seasonal TVC yang lebih ke branding dapat saja dilakukan, terutama jika bajet advertising Anda cukup. Saya tidak menyarankan melakukan ini jika bajet kita terbatas. Penggunaan seasonal TVC yang bersifat branding tentunya perlu dilakukan secara hati-hati. Jika keadaannya cocok dengan target audience mayoritas, maka menjalankan TVC Branding dengan tema seasonal tidaklah terlalu berisiko.

Contohnya, hari Valentine, tentu pas dieksekusi untuk semua target yang heterogen tanpa memperhitungkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan aspek demografi lainnya. Season ini cocok diterapkan hampir untuk semua produk kategori yang bersifat umum seperti permen, cokelat, biskuit, jewellery.

Demikian pula untuk musim liburan sekolah, yang sifatnya umum, dapat digunakan sebagai “purchase motives” beberapa produk kategori seperti paket travelling, paket liburan, paket belajar atau kursus. Karena produk kategori ini jarang yang mempunyai bajet komunikasi yang cukup, maka sifat iklan lebih hard selling dan jarang yang ke branding.

Untuk keadaan season yang berkaitan dengan agama, misalnya Ramadhan, Lebaran dan Natalan, tentunya marketer cenderung menghindari eksekusi yang bersifat branding.  Walaupun ada juga beberapa merek yang TVC-nya muncul justru pada saat-saat puasa, Lebaran, itu pun hanya bersifat “reminding” untuk frekuensi penggunaan saja. Ini terjadi untuk kondisi pasar dalam negeri, yang tentunya sangat berbeda dengan pasar luar negeri.

Yang saya temukan di Amerika Serikat (AS) misalnya, merek rokok Lucky Strike menggunakan Santa Claus di musim Natal sebagai talent dalam iklannya untuk memberikan kesan ”rokok putih” atau rokok yang ringan. Iklan ini berpesan bahwa bahkan Santa Claus membutuhkan untuk “take a break” dengan merokok. Ini iklan yang sedikit crazy namun intriguing. Menggelitik memang dan terus terang efektif karena dibaca orang dan didengarkan.

Untuk masyarakat terbuka seperti AS, hal ini tentunya tidak dipersepsikan sebagai “penghinaan” terhadap agama tertentu. Namun saya tidak menyarankan pendekatan ini digunakan untuk pasar domestik kita tentunya. Di sini saya hanya mencontohkan bahwa Seasonal TVC dapat juga digunakan untuk branding. Selamat bekerja. (Yuliana Agung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here