Rekomendasi dari Palo Alto Networks: 5 Langkah Penting dalam Menghadapi Ancaman Kebocoran Data

0
keamanan siber kejahatan siber Tips Lindungi Akses Sistem dan Data Bisnis Anda
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital & Tech | Pembobolan data telah menjadi ancaman serius bagi perusahaan di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga tidak luput dari gelombang pelanggaran data yang meresahkan. Kebocoran data dapat merusak reputasi perusahaan secara permanen dan merusak kepercayaan terhadap organisasi yang terkena dampaknya, dengan potensi dampak bisnis yang signifikan dan implikasi hukum yang serius.

Adi Rusli - Country Manager, Indonesia Palo Alto Networks.

Beberapa insiden pelanggaran data baru-baru ini di Indonesia telah mengangkat kekhawatiran tentang ketahanan keamanan siber di negara ini. Mulai dari dugaan kebocoran 337 juta catatan data pribadi hingga kasus kebocoran data 35 juta pemegang paspor Indonesia, jutaan catatan data pribadi telah jatuh ke tangan yang salah dan dijual di dark web, dunia bawah maya yang gelap.

Salah satu tantangan besar dalam menghadapi ancaman ini adalah teknik penyamaran yang semakin canggih. Penjahat siber kini menggabungkan teknik penipuan dengan data yang sah, membuat serangan sulit terdeteksi. Identitas curian memungkinkan mereka untuk melakukan penipuan dengan menggunakan identitas asli seseorang, dan hal ini telah menjadi barang populer di pasar dark net. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan menjadi krusial dalam pengelolaan data pelanggan dan klien, dengan implikasi serius jika diabaikan.

Kesadaran akan pentingnya keamanan siber telah semakin meningkat, baik di sektor swasta maupun publik. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting dalam menghadapi ancaman ini. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 telah diterapkan untuk memberikan kerangka kerja yang jelas dalam mengelola ancaman siber dan situasi krisis. Langkah ini menunjukkan komitmen untuk memperkuat keamanan siber dan melindungi data serta informasi rahasia.

Dalam menghadapi ancaman ini, Adi Rusli, Country Manager Indonesia di Palo Alto Networks, menyoroti pentingnya revisi strategi keamanan siber. “Perusahaan, pemerintah, dan penyedia infrastruktur vital perlu merevisi strategi keamanan siber mereka untuk mengatasi ancaman yang semakin canggih, serta memadukan pertahanan berbasis host dan jaringan. Sebab, dengan hanya mengandalkan pemantauan pada titik akhir, penyerang dapat dengan mudah menghindari deteksi. Dengan demikian, sistem keamanan perlu bekerja sama untuk melindungi organisasi dengan lebih baik. Organisasi juga perlu meningkatkan level penerapan langkah-langkah keamanan siber yang diperlukan, seperti halnya sistem pencegahan kehilangan data, untuk menutup segala bentuk kerentanan yang mungkin terdapat di dalam infrastruktur mereka,” kata Adi.

Palo Alto Networks merekomendasikan lima langkah penting yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk melindungi diri dari kebocoran data:

  1. Mengidentifikasi Sumber Pelanggaran: Penting untuk mengenali akar penyebab pelanggaran data agar langkah pencegahan dapat diambil.
  2. Menetapkan Strategi Penanggulangan Serangan: Rencana tanggap insiden yang komprehensif akan membantu organisasi menghadapi pelanggaran dengan lebih baik.
  3. Melakukan Audit Keamanan Secara Rutin: Mengkaji dan memperbaiki kerentanan dalam sistem dan proses penting untuk mengantisipasi pelanggaran data.
  4. Menggunakan Perangkat Proteksi Data: Pengujian rutin dan perangkat keamanan membantu melindungi data dari ancaman.
  5. Menerapkan Pendekatan Zero Trust: Memvalidasi setiap tahap interaksi digital untuk mengamankan sistem dari dalam dan luar.

Ancaman kebocoran data tidak boleh diabaikan. Proses pemulihan setelah pembobolan data membutuhkan strategi yang komprehensif, termasuk membangun kembali kepercayaan pelanggan, memulihkan sistem, dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat. Deteksi dini, respons efektif, dan strategi pemulihan yang cermat adalah kunci dalam menghadapi dampak pelanggaran data.

Adi Rusli menegaskan, “Pelaku serangan siber akan senantiasa memanfaatkan kelemahan dalam sistem sebagai sasaran empuk. Penting untuk terus berinovasi dan melakukan adaptasi terhadap praktik keamanan siber agar tetap berada di depan dalam menghadapi ancaman yang muncul. Selain itu, semakin penting bagi organisasi untuk memprioritaskan keamanan data dan menerapkan langkah-langkah yang kuat – temukan, klasifikasikan, pantau, dan amankan data – sekaligus mengautentikasi pengguna dan mengontrol siapa saja yang memiliki akses ke aplikasi dan data tertentu pada waktu tertentu. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut dan mengambil langkah-langkah yang proaktif dalam mitigasi kebocoran data, organisasi/perusahaan dapat merealisasikan ketangguhan siber dalam lingkup operasional mereka, meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh kebocoran data, serta melindungi data-data sensitif dan reputasi yang tak ternilai harganya,”

Dalam era digital yang terus berkembang, langkah-langkah ini bukan hanya pilihan, tetapi suatu keharusan bagi organisasi untuk tetap terlindungi dan menjaga kepercayaan pelanggan serta mitra bisnis.