Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Sarirasa Group merayakan momen bersejarah ulang tahun ke-50 dengan rasa syukur yang mendalam atas perjalanan yang telah mereka lalui. Sejak berdirinya, perusahaan ini telah menjadi duta kekayaan budaya Indonesia, mengusung nilai-nilai pelestarian, peningkatan, dan promosi sebagai pilar utama dalam setiap langkahnya.
Dengan fokus pada pelestarian, Sarirasa Group bertekad untuk menjaga warisan budaya dan sumber daya alam Indonesia untuk generasi mendatang. Melalui inisiatif seperti koleksi buku resep dan sumber daya digital, mereka memastikan agar warisan kuliner Indonesia tetap terdokumentasi dan dapat diakses oleh semua.
Tidak hanya itu, Sarirasa Group juga berkomitmen untuk meningkatkan pengalaman Indonesia melalui inovasi berkelanjutan dan dedikasi terhadap keunggulan. Penggunaan bahan-bahan seperti Tahu dan Tempe Non-GMO serta menu vegetarian yang beragam adalah bukti nyata dari komitmen ini.
Sebagai duta kekayaan budaya Indonesia, promosi warisan budaya yang beragam menjadi fokus utama Sarirasa Group. Mereka merayakan keberagaman budaya Indonesia melalui merek-merek restoran yang menampilkan kekayaan ras dan budaya bangsa.
Dalam upaya mereka untuk merayakan keberagaman budaya Indonesia, Sarirasa Group juga menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan. Melalui praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap aspek operasional mereka, mereka berusaha untuk meminimalkan jejak ekologis dan menjaga kelestarian alam Indonesia.
Salah satu inisiatif terbaru Sarirasa Group adalah pengenalan SARIRASA SANUBARI, sebuah konsep yang mencerminkan jiwa sejati kekayaan budaya Indonesia. Melalui SARIRASA SANUBARI, Sarirasa Group menyajikan beragam pengalaman kuliner yang merayakan keanekaragaman lanskap kuliner Indonesia.
Sebagai perusahaan kuliner terkemuka, Sarirasa Group terus berupaya untuk melestarikan, berinovasi, dan merayakan keanekaragaman kuliner Indonesia. Melalui komitmen terhadap keberlanjutan dan dampak terhadap masyarakat, mereka menjadi pelopor inisiatif-inisiatif yang menggerakkan praktik manajemen sumber daya yang bersifat lingkaran.
