Potensi Pasar Keamanan Siber sangat Besar, ITSEC Asia Siap IPO

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno| Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu lagi emiten baru. PT ITSEC Asia Tbk (“Perseroan”), perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi akan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).

Prospek pertumbuhan industri teknologi keamanan siber di Indonesia masih sangat luas. Perseroan melihat masih luasnya segmen pasar yang dapat digarap, sehingga perseroan melakukan aksi korporasi dengan melantai di BEI. Langkah IPO ini sebagai bentuk penguatan bisnis dan reputasi perseroan untuk mendukung strategi dan taktik perseroan mengembangkan layanan dan menjangkau pasar.

Mukti Wibowo Kamihadi, Deputy Director Investment Banking Mirae Asset Sekuritas mengatakan, saat ini PT ITSEC Asia Tbk merupakan satu-satunya perusahaan keamanan siber yang melantai di BEI. “Prospek tumbuh perusahaan ini masih sangat besar karena kita berada di era digital,” tutur Mukti, saat acara Due Diligence Meeting & Public Expose, di Jakarta, Selasa (18/7).

Kisaran harga saham untuk IPO ditetapkan di rentang Rp100 – Rp110 per saham. ITSEC Asia menargetkan dapat menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp110.960.828.000,- (seratus sepuluh miliar sembilan ratus enam puluh juta delapan ratus dua puluh delapan ribu rupiah Rupiah) atau setara dengan 15,64% dari total modal ditempatkan.

Baca juga: Lepas 20% Saham ke Publik, Erajaya Active Lifestyle Targetkan Jadi Market Leader Gaya Hidup Aktif

Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi efek rencananya akan digunakan perseroan untuk modal kerja, perluasan tim cybersecurity, R&D, pengembangan produk, peningkatan alat teknologi dan berbagai rencana taktis untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan.

ITSEC Asia saat ini telah mengantongi surat pre-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan masa penawaran awal bagi calon investor sejak tanggal 14 – 21 Juli 2023. Masyarakat selaku calon investor dapat menghubungi pihak penjamin emisi efek ITSEC Asia, yakni Mirae Asset Sekuritas untuk melakukan pemesanan saham ITSEC Asia dengan kode emiten CYBR.

Perusahaan nasional yang mengglobal

Berdiri sejak 2010, ITSEC Asia didirikan dan dibesarkan salah satunya oleh Andri Hutama Putra, seorang pakar keamanan siber dengan 13 tahun pengalaman profesional di bidangnya bersama dengan rekannya yang saat ini juga masuk kedalam jajaran Management ITSEC Asia.

Tahun 2018 ITSEC Asia melebarkan sayap operasinya ke Australia dan Singapura. Kantor pusat ITSEC Asia yang berada di Jakarta diperkuat oleh 205 karyawan. “Kami melayani lebih dari 60 klien blue-chip yang mencakup perbankan, asuransi, jasa keuangan, telekomunikasi dan IT, pemerintah, energi, e-commerce, layanan kesehatan, dan lain sebagainya. Sebagian besar customer berada di Indonesia dan Asia Pasific,” ucap Andri Hutama Putra, Presiden Direktur ITSEC Asia.

IPO ITSEC Asia
Kika: Antonius Nicholas L. Tobing Independent Commisioner ITSEC Asia, Andi Hutama Putra President Director ITSEC Asia, dan Doni Mora Chief Finance Officer ITSEC Asia.

ITSEC Asia, lanjut Andri, menyasar segmen industri yang beragam, termasuk sektor UMKM. Faktor pendorongnya karena berbagai regulasi sudah mendukung untuk adopsi keamanan siber.”Ada Peraturan Presiden No.82 terkait dengan infrastruktur informasi vital, termasuk obyek vital di dalamnya, regulasi terkait perlindungan data pribadi, dan UU IITE,” katanya.

Andri juga menegaskan, keamanan informasi merupakan tulang punggung kesuksesan transformasi digital. Dalam berbagai bidang, transformasi digital yang diharapkan membawa banyak kemudahan, efisiensi, peningkatan efektivitas dan output kinerja, perlu ditunjang dengan infrastruktur keamanan siber yang tangguh.

Menurut data dari Frost & Sullivan, sebanyak 49% organisasi di Indonesia pernah mengalami serangan siber, merugikan Indonesia sebesar US$ 43,2 miliar, atau 3,7% dari total PDB Indonesia. Indonesia merupakan negara ketiga yang paling rentan terhadap serangan malware.

Baca juga: 80% Serangan Siber Incar Karyawan Perusahaan

Dalam menjawab berbagai tantangan keamanan siber dalam perusahaan dan organisasi, ITSEC Asia mengembangkan dua layanan utama, yaitu Managed Security Services (MSS) yang terdiri dari Pemantauan Jaringan Perusahaan Terkelola; Pemantauan Keamanan/Pemantauan Keamanan Cloud; Proteksi dan Deteksi Malware Tingkat Lanjut; dan layanan lainnya, serta Professional Security Services (PSS) yang terdiri dari Pengujian Penetrasi & Red Teaming; Keamanan Aplikasi; dan Forensik Digital & Respons Insiden.

Pasar MSS dan adopsi PSS mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang karena perusahaan-perusahaan semakin sadar akan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman siber. Seiring dengan banyaknya bisnis yang menyimpan data sensitif dan menjalankan operasinya secara daring, kebutuhan akan langkah-langkah keamanan siber yang kokoh menjadi sangat penting. Kedepannya, persyaratan kepatuhan seperti privasi data dan peraturan keamanan siber akan tetap menjadi pendorong utama permintaan solusi layanan keamanan siber.

Kinerja Keuangan

Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan bersih sebesar 154% dari periode satu tahun 2020 dibanding dengan periode satu tahun 2022. Di mana pada tahun 2021 tumbuh sebesar 60.93% dari periode yang sama tahun 2020, dan pada tahun 2022 tumbuh sebesar 58,07% dari periode yang sama tahun 2021. Total pendapatan bersih diperoleh dari laporan konsolidasi perseroan yang beroperasi di tiga negara yaitu Indonesia, Singapura, dan Australia.

Doni Mora, Chief Finance Officer ITSEC Asia mengungkapkan, tahun 2022 Perseroan berhasil membukan pendapatan sebesar Rp118 miliar, dengan kontribusi pasar Indonesia mencapai 60 persen. “Pada periode Januari – April 2023 pendapatan ITSEC Asia mencapai sekitar Rp53,7 miliar (unaudited),” kata Doni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here