Personel TNI AU Ikuti Pelatihan Keamanan Ruang Siber Militer

0
keamanan ruang siber
Literasi digital dan pengenalan teknologi keamanan siber terkini menjadi elemen penting dalam mengamankan ruang siber militer serta data pertahanan dan keamanan negara.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Perkembangan pesat teknologi informasi dan Komunikasi memunculkan tantangan baru di bidang keamanan ruang siber. Untuk memperkuat kolaborasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan ruang siber militer, Huawei dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar pelatihan bagi personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Pelatihan yang berlangsung di Gedung Pramanasala, Sekolah Komando Kesatuan TNI AU (SEKKAU) Halim Perdanakusuma, merupakan implementasi nota kesepahaman (MOU) antara Huawei dan BSSN dalam memperkuat kapasitas dan wawasan keamanan siber talenta digital di Indonesia, termasuk para personel militer di TNI AU.

“Keamanan siber menjadi tanggung jawab seluruh stakeholder ekosistem digital tak terkecuali TNI AU. Pelatihan yang diinisiasi oleh Huawei ini patut diapresiasi tinggi karena bertujuan untuk menjawab tantangan keamanan siber yang kompleks dan terus berkembang,” ujar Kepala BSSN Letjen TNI (Purn), Hinsa Siburian.

Baca juga: Serangan Makin Kompleks, 90% Karyawan Keamanan Siber dan TI Alami Burnout dan Kelelahan

Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklatau) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Arif Mustofa menyatakan, upaya meningkatkan literasi keamanan siber, terkhusus di lingkungan TNI AU, amatlah penting mengingat semakin kompleksnya ancaman keamanan di era digital saat ini.

Harapannya melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan digital ini, kita semua, termasuk personel TNI AU, dapat lebih waspada dan mampu menghadapi tantangan keamanan digital dengan lebih baik serta memahami berbagai jenis ancaman siber, cara pencegahan dan penanganan ancaman siber,” ujar Arif.

Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data TNI Angkatan Udara (Kadisinfolahtaau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Rudy Agus Gemilang Gultom menambahkan, program literasi keamanan siber di lingkungan TNI AU dibutuhkan guna memperkuat kapasitas personel dalam menjaga keamanan data terkait pertahanan udara negara.

Kerjasama Angkatan Udara dengan semua pihak, khususnya dengan sektor swasta, seperti Huawei dalam penguatan SDM di bidang keamanan siber diharapkan memberikan manfaat dan meningkatkan kapasitas building di bidang tersebut. Kami mengapresiasi inisiatif ini dan berharap kerjasama dapat terjalin semakin erat,” katanya.

keamanan ruang siber
Literasi digital dan pengenalan teknologi keamanan siber terkini menjadi elemen penting dalam mengamankan ruang siber militer serta data pertahanan dan keamanan negara.

Sementara itu, Syarbeni, Cyber Security and Privacy Officer (CSPO) Huawei Indonesia mengatakan, tak hanya konektivitas antara ekonomi dan digital, namun aspek keamanan dan privasi juga perlu diperhatikan untuk keberlangsungan bisnis.

Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Syarbeni, peran Digital Trust Framework (DTF) dalam membangun digital trust atau kepercayaan pengguna dalam berinteraksi dan bertransaksi secara digital menjadi hal yang fundamental, mengingat berbagai tantangan dan risiko keamanan digital juga meningkat seiring dengan masyarakat yang semakin terdigitalisasi.

Baca juga: Pentingnya Kolaborasi Hadapi Ancaman Kejahatan Siber di Industri Sistem Pembayaran

Keamanan siber merupakan fondasi utama terbentuknya kepercayaan publik terhadap teknologi digital. Guna memperkuat fondasi tersebut, Huawei berinisiatif menjalin kolaborasi multi pihak dalam berbagi ilmu dan pengetahuan digital secara mendalam yang mencakup aspek People, Process, dan Technology (PPT),” tegas Syarbeni.

Pelatihan keamanan siber yang digelar oleh Huawei dan BSSN bersama Kodiklat TNI AU merupakan gelaran perdana yang melibatkan 500 peserta. Dengan tema “Menghadirkan Digital Trust in the Digital Era”, Huawei dan BSSN ingin meningkatkan kewaspadaan keamanan siber untuk memperkuat kepercayaan digital publik terhadap eksosistem digital Tanah Air.