Akting sebetulnya jauh dari bayangan dan cita-cita Olive panggilan Olivia Lubis Jensen. Remaja kelahiran 18 tahun lalu itu awalnya ingin menjadi pramugari. Tapi, lantaran tak diizinkan sang ibu yang berdarah batak, dia mengubur impiannya itu. Sebagai gantinya, Olive, yang suka menggambar sejak masih di taman kanak-kanak, lebih serius membuat corat-coret desain busana.
Karyanya sudah 20 buah, lima diantaranya sudah berbentuk busana jadi, yang salah satunya berwujud mini dress senilai Rp 4 juta. Harga ini tergolong mahal karena masih melalui penjahit perancang lain. Jika kelak mendapatkan penjahit yang pas, Olive, yang menggemari rancangan Philip Lee, akan meneruskan berkreasi mendesain busana dan mewujudkannya menjadi pakaian siap pakai.
Sambil menunggu, Olive diyakinkan oleh ibunya bahwa menggeluti seni peran bisa melempengkan jalan menggapai cita-citanya untuk berfokus di bidang fashion. Ia tak langsung mengangguk.
Olive terlibat dalam film The Tarix Jabrix 3 bersama para personil The Changcuters. Film ini membawanya belajar tentang karakter. Dua film terakhir, Masih Bukan Cinta Biasa dan Gerimis Mengundang (produksi Malaysia), Olive sudah merasa lebih plong dalam berakting
Setelah lulus dari Australian International School, Jakarta, akhir tahun ini, dia tak melanjutkan ke perguruan tinggi tapi akan berfokus pada kursus kepribadian.
Olive menerangkan, sekolah bisnis fashion akan di tempuhnya di Indonesia. Luar Negeri akan dipilihnya setelah selesai kuliah untuk magang. “Saya perlu belajar banyak, dan pengalaman di luar negeri bisa membuat saya lebih bisa public speaking dan mandiri,” katanya. (Sumber: Tempo)