Marketing.co.id – Berita Marketing | Perkembangan teknologi di berbagai bidang tidak bisa diabaikan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) di industri membuat pendidikan pun harus beradaptasi. Dalam diskusi mengenai integrasi AI dan kesejahteraan yang berlangsung pada Jumat (26/10/24) di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, dibahas pemanfaatan AI yang telah diterapkan di kelas 5. Penggunaan AI ini tetap diawasi sesuai kemampuan siswa.
Gerald Donovan, Direktur Binus School Serpong, menjelaskan bahwa di kelas konvensional, pengajaran sering kali tidak merata, menyebabkan beberapa siswa merasa bosan sementara yang lain kesulitan. AI membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi tantangan global melalui pembelajaran yang terus menerus, adaptasi, dan inovasi.

Walaupun metode menghafal masih relevan, proporsinya semakin berkurang. “AI memungkinkan kami menantang siswa sedikit di atas kemampuan mereka, mendorong mereka berpikir kritis dan terlibat aktif dalam kelas. Sekitar 10-15% pembelajaran di sekolah kini menggunakan AI, tergantung pada jenjang pendidikan,” tambah Donovan.
Dengan lebih dari 30 tutor AI yang terintegrasi dalam proses belajar, sekolah ini mengedepankan pembelajaran yang dipersonalisasi, memungkinkan setiap siswa belajar sesuai kecepatan mereka.
Untuk lebih memotivasi siswa, semester ini Binus School Serpong meluncurkan program Bring Your Own Device (BYOD) untuk siswa kelas 4 dan di atasnya, dengan tujuan jangka panjang mengintegrasikan teknologi ke setiap ruang kelas.
Meghan Lee Hidayat, Presiden Council Batch 16 dan siswa kelas XII, menekankan bahwa pelajaran di sekolahnya dibuat menyenangkan dan relevan dengan era sekarang. Ia merasakan dukungan dari penggunaan teknologi AI dalam pembelajaran, sambil tetap mengedepankan nilai-nilai dasar seperti saling menghargai, menghormati, dan integritas.
Sekolah ini juga fokus pada kesejahteraan murid, guru, dan lingkungan sekolah. Salah satu program utamanya adalah sistem manajemen perilaku bertingkat, yang memberikan dukungan sesuai kebutuhan individu siswa. Ini membantu siswa mengembangkan perilaku positif dan keterampilan hidup, seperti manajemen waktu, kontrol emosi, dan komunikasi melalui lokakarya.
Donovan menambahkan, “Dalam 2 hingga 3 tahun ke depan, kami menargetkan Binus menjadi sekolah yang fokus pada kesejahteraan. Akan ada Wellbeing Coordinator yang memperhatikan kesehatan mental siswa, agar mereka dapat berkembang baik secara akademis maupun emosional untuk menghadapi masa depan.”