Marketing.co.id – Berita Marketing | Pandemi Covid-19 telah menyebabkan tekanan di semua aspek, baik kesehatan maupun ekonomi. Pandemi juga telah menginfeksi 53 juta penduduk dunia. Di Indonesia meski angka pandemi belum menunjukan mereda, namun tingkat kesembuhan (rate recovery) mencapai 84,4%. Angka ini lebih baik dari angka-angka rata-rata global.
“Ini merupakan sinyal positif ditengah kelonggaran aktifitas masyarakat, seiring protokol kesehatan yang harus dijaga,” demikian disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menjadi pembicara kunci di IEO’21 Forum, Post-Pandemi Recovery: A Resurgence of Indonesia’s Economy.
Airlangga mengatakan, pandemi telah menyebabkan 215 negara mengalami kontraksi atau penurunan pertumbuhan ekonomi. “Kontraksi global mencapai minus 4,4 sampai minus 5,2 persen, hal ini meningkatkan pengangguran maupun kemiskinan,” tandasnya.
Di sisi lain, saat ini dunia mengalami second wave (Eropa dan Amerika). Indonesia dan negara-negara lain di dunia berharap, pemulihan terjadi semester kedua atau triwulan ketiga . “Kita lihat Indonesia dan negara-negara kawasan Eropa, seluruhnya tren nya positif,” imbuh Airlangga.
Airlangga meminta agar semua pihak menjaga momentum pemulihan ekonomi yang sudah diraih di kwartal ketiga. “Sudah tentu kita menjaga agar momentum ini akan terus dijaga, sampai di kwartal keempat dimana pertumbuhannya antara minus 1,6 sampai positif 0,6%. Di sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah yang sebesar 9,79% menjadi penopang untuk pertumbuhan di kuartal ketiga, dan kita berharap di kuartal tiga yang hampir seluruhnya berada dalam jalur hijau bisa melaju di kwartal keempat,” kata Airlangga.
Baca juga: Airlangga Hartarto: Indonesia Sudah Memasuki Masa Pemulihan
Dia juga menyinggung beberapa sektor yang masih bertahan, antara lain pertanian dan perkebungan yang tumbuh 2,15% serta informasi dan kesehatan yang tumbuh 15%. “Penjualan eceran, penjualan mobil dan motor trennya juga positif dari kuartal ke kuartal,” ungkap Airlangga.
Pandemi juga menimbulkan masalah baru, yakni tingginya angka pengangguran. Airlangga menyebut, ada sekitar 9,12 juta orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan. “Ini harus kita jaga dan angkanya tidak terus bertambah. Momentum pemulihan ekonomi mesti terus dijaga, dan kita menjaga ada keseimbangan antara penangangan Covid-19 dengan pemulihan ekonomi nasional,’ imbuhnya lagi.
Baca juga: Kabar Gembira, 912 Pasien Covid-19 di Pasuruan Dinyatakan Sembuh
Dia mengungkapkan, komite kebijakan telah dibentuk melalui Kepres 82. Kepres ini untuk menangani aspek kesehatan maupun ekonomi yang mencakup 6 sektor, yaitu perlindungan kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, dukungan kepada UMKM, program korporasi, dan pemulihan ekonomi nasional.
Di sisi kesehatan pemerintah konsisten menerapkan program 3 T, yakni Testing, Tracing, dan Treatment serta 3 M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. “Realisasi anggaran telah mencapai 53%, terkait cluster perlindungan sosial realiasinya telah mencapai 87% dan UKM 76%,” paparnya. Pemerintah juga telah memberikan subsidi upah dengan anggaran Rp 37, 8 triliun dengan target pekerja 15,7 juta.
Menyoal UU Cipta Kerja yang sempat menimbulkan gejolak di masyarakat beberapa waktu lalu, pemerintah kata Airlangga memberikan ruang yang sebesar-besarya kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Masyarakat masih punya peluang aspirasinya ditampung dalam undang-undang turunan dari UU Cipta Kerja, baik itu Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Presiden.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis