Meningkatkan Pemerataan Akses Pelayanan dan Praktik Kesehatan yang Optimal untuk Ginjal Sehat bagi Semua

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day atau WKD) yang jatuh setiap hari Kamis pada minggu kedua bulan Maret, kembali diperingati di Indonesia dan di seluruh dunia pada tanggal 14 Maret 2024. Dalam rangka peringatan ini, tema yang diusung adalah ‘Kidney Health for All: Advancing equitable access to care and optimal medication practice’, mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama pemangku kebijakan, untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan ginjal dan praktik kesehatan yang optimal.

Menurut data, Penyakit Ginjal Kronik (PGK) menjadi penyebab 4,6% kematian global pada tahun 2017 dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian tertinggi ke-5 di seluruh dunia pada tahun 2040. Di Indonesia, prevalensi PGK terus meningkat setiap tahunnya, dengan prevalensi mencapai 0,38% pada tahun 2018 menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan.

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, menjelaskan, “Penyakit Ginjal menjadi salah satu perhatian utama dikarenakan jumlahnya yang semakin meningkat dan termasuk dalam penyakit katastropfik dengan pembiayaan JKN terbesar ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker.”

Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), Dr. dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, menekankan pentingnya skrining dan deteksi dini penyakit ginjal. “Skrining, deteksi dini, dan tatalaksana awal penyakit ginjal kronik tidak hanya akan menurunkan angka gagal ginjal dan kebutuhan terapi pengganti ginjal di Indonesia, namun juga akan mengurangi biaya kesehatan pasien gagal ginjal,” ujarnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., menambahkan bahwa upaya preventif harus ditekankan, termasuk pengendalian faktor risiko seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi. “Berbagai upaya promotif dan preventif telah dilakukan, namun perlu terus ditingkatkan,” katanya.

Deputi Direksi bidang KPM, Dr. dr. Ari Dwi Aryani, MKM, menyoroti pentingnya pengendalian faktor risiko dan permasalahan kesehatan masyarakat. “Upaya pengendalian faktor risiko perlu terus ditingkatkan, dan kendala seperti kurangnya cakupan PROLANIS harus diatasi,” ujarnya.

Dalam perspektif sektor swasta, Apt. Lisia Margaret, Product Manager PT. Etana Bisotechnologies Indonesia, menggarisbawahi peran sektor swasta dalam edukasi dan pelayanan kesehatan ginjal. “Kolaborasi dengan pihak rumah sakit dan komunitas pasien menjadi kunci dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ginjal,” tambahnya.

Toni Samosir, Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), menyampaikan bahwa peran pasien sangat penting dalam meningkatkan kesehatan ginjal. “Hadirnya BPJS Kesehatan membantu peningkatan harapan hidup pasien dengan gagal ginjal, namun peran pasien dalam pengelolaan penyakitnya juga krusial,” ungkapnya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here