Blue Ocean, Strategi Cerdas Menciptakan Pasar Tanpa Kompetisi

0
Strategi blue ocean, Blue Ocean, Red Ocean, Strategi , Menciptakan pasar, Marketing, Tips, Tips Bisnis, UMKM, Berita UKM
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Mengapa Strategi Blue Ocean Penting di Era AI dan Otomasi?Masa depan bisnis bukan hanya tentang bertahan hidup di tengah kompetisi ketat, tapi juga tentang bagaimana menciptakan dunia baru di mana kompetisi tak lagi relevan.

Marketing.co.id – Berita UMKM | Di dunia bisnis yang semakin padat dan kompetitif, sebagian besar perusahaan berjuang keras di pasar yang “merah” – penuh persaingan, perang harga, dan perebutan pelanggan yang sama.

Namun, di tengah hiruk pikuk itu, muncul segelintir pemain yang justru memilih jalur berbeda. Mereka tidak bersaing di pasar yang sudah ada, melainkan menciptakan pasar baru. Inilah yang disebut dengan strategi “Blue Ocean”.

Dari Laut Merah ke Laut Biru

Istilah blue ocean strategy pertama kali dikenalkan W. Chan Kim dan Renée Mauborgne pada 2005. Mereka membedakan pasar ke dalam dua jenis: Red Ocean dan Blue Ocean.

Red ocean menggambarkan persaingan sengit dan jenuh dalam industri atau pasar yang sudah ada. Dalam “laut merah”, perusahaan saling bertarung dalam ruang pasar yang sudah ada hingga “lautnya” berwarna merah oleh darah persaingan. Sementara itu, blue ocean adalah ruang pasar baru yang belum dijelajahi, tempat perusahaan dapat tumbuh tanpa kompetisi langsung.

Baca Juga: Tantangan dan Hambatan Blue Ocean

Blue ocean menantang perusahaan keluar dari red ocean dengan cara menawarkan inovasi yang unik. Alih-alih berfokus mengalahkan pesaing, perusahaan dengan strategi blue ocean menciptakan inovasi yang tidak hanya meningkatkan nilai bagi pelanggan, tapi juga menurunkan biaya bagi perusahaan.

Dari Cirque du Soleil hingga Gojek

Salah satu contoh klasik datang dari Cirque du Soleil, perusahaan sirkus asal Kanada. Ketika industri sirkus tradisional menurun, mereka tidak ikut bersaing dengan pertunjukan konvensional yang menampilkan hewan dan badut. Sebaliknya, Cirque du Soleil menciptakan bentuk hiburan baru yang memadukan seni teater, musik, dan akrobat. Hal tersebut melahirkan pengalaman premium yang menarik audiens dewasa dan korporat.

Di Indonesia, pendekatan serupa diterapkan Gojek. Saat ojek konvensional bersaing di jalanan, Gojek membuka “laut biru” dengan menggabungkan teknologi digital dan layanan transportasi berbasis aplikasi. Hasilnya bukan hanya menciptakan model bisnis baru, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat dalam bertransportasi dan berbelanja.

Mengapa Blue Ocean Penting di Era AI dan Otomasi?

Tahun 2025 menandai percepatan besar dalam adopsi kecerdasan buatan dan otomasi digital. Banyak perusahaan kini memiliki akses yang sama ke teknologi tersebut. Sehingga, membuat keunggulan kompetitif berbasis efisiensi saja tidak lagi cukup. Untuk memenangkan hati pelanggan, perusahaan harus menciptakan blue ocean baru dengan menghadirkan pengalaman, layanan, atau nilai unik yang tidak dapat ditiru mesin.

Baca Juga: Not Blue, Not Red But Purple Ocean!

Di industri keuangan misalnya, beberapa bank kini menawarkan personalized financial journey berbasis AI, bukan sekadar produk tabungan dan kredit. Sementara di sektor kecantikan, brand seperti Social Bella tidak hanya menjual kosmetik. Mereka membangun ekosistem digital yang memadukan komunitas, edukasi, dan belanja.

Langkah Menuju Laut Biru

Menciptakan pasar baru bukan hal instan. Berdasarkan penelitian Kim dan Mauborgne, ada empat langkah utama menuju strategi blue ocean, yaitu menghilangkan faktor-faktor yang tidak lagi relevan bagi pelanggan, mengurangi elemen yang berlebihan dalam persaingan harga atau fitur, meningkatkan aspek yang benar-benar penting bagi pelanggan, dan menciptakan elemen baru yang belum pernah ditawarkan industri. Perusahaan yang berani bereksperimen, mendengarkan pelanggan, dan berpikir lintas industri akan lebih mungkin menemukan blue ocean mereka sendiri.

Dalam ekonomi yang berubah cepat, bertahan di “laut merah” berarti terus bertarung di medan lama dengan senjata usang. Tapi, mereka yang berani berlayar ke “laut biru” dengan visi, keberanian, dan inovasi akan menulis ulang peta industri.