Marketing.co.id – Berita Digital | Marcell Tee, seorang entrepreneur dan pendiri HaluApp, menunjukkan misi besar di balik bisnis aplikasi wibu yang menjadi platform digital marketplace terkemuka di Indonesia. Lahir dan dibesarkan dalam keluarga pengusaha di Surabaya, Marcell memiliki naluri bisnis yang tumbuh sejak usia belia.
Terlepas dari faktor genetika, keberanian bermimpi besar menjadikan Marcell sebagai seorang entrepreneur. “Saya berani bermimpi besar dan akan selalu berusaha keras menjadikan mimpi itu kenyataan di hidup saya,” ungkap Marcell.
Pergeseran fokus dari bisnis pertamanya di sektor ekspor impor menuju bisnis aplikasi wibu seperti HaluApp diakui Marcell sebagai sebuah langkah strategis. “Saya ingin menjadi game changer di pasar ACG (anime, comic, and games) yang besar. Saya melihat peluangnya sangat luar biasa di Indonesia,” jelas Marcell.
Menurut analisanya, pertumbuhan pasar ACG di Indonesia didukung oleh peningkatan aksesibilitas konten melalui platform digital, peran media sosial dalam memperluas kesadaran akan produk ACG, pengembangan karya lokal, peningkatan jumlah acara, perkembangan industri game lokal, dan banyaknya toko yang menjual produk ACG.
“Saya ingin membantu banyak orang untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dengan menghasilkan income tambahan atau bahkan penghasilan utama dari HaluApp,” ujar Marcell, mengungkapkan misinya.
HaluApp, yang memiliki hampir 10.000 pembuat konten independen dan mendekati 100.000 userbase, menjadi platform yang mempertemukan para kreator ACG dengan penggemar atau konsumennya. Berbagai kategori layanan, mulai dari ilustrasi, foto, hingga pembuatan branded video, tersedia di HaluApp.
Dalam pengembangan usahanya, Marcell tidak hanya menjadikan HaluApp sebagai marketplace, tapi juga sebagai jembatan antara para kreator ACG di Indonesia dengan brand ternama, baik lokal maupun internasional. “Jalan menuju kesuksesan tidak akan selalu mulus, tapi semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan business plan para founders,” ungkap Marcell.
Selain bisnis, musik juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Marcell. Kecintaannya pada musik, terutama memainkan berbagai alat musik sejak usia dini, menjadi pelarian dan bentuk ekspresi dirinya. “Saat mendengarkan musik, saya sampai bisa membayangkan alur cerita musik itu seperti apa. Melalui alat musik, saya juga bisa menyampaikan perasaan tanpa harus mengeluarkan kata-kata,” ungkap Marcell.
Marcell, yang memiliki hobi memainkan piano, cello, biola, gitar, flute, dan berbagai alat musik lainnya, memberikan motivasi khusus kepada generasi Z. “Bermimpi besarlah sampai orang yang berpikiran kecil menyebutmu gila. Ingat juga motivasi yang paling kuat dalam hidup ini adalah penolakan,” tutupnya.