Di tengah pesatnya perkembangan industri pemasaran dan komunikasi, adaptabilitas dan inovasi menjadi faktor krusial bagi perusahaan untuk mempertahankan relevansi dan mencapai keunggulan kompetitif. Lenda Lucia, Managing Director Liberty Communications dan Layar7, membagikan wawasan mengenai perjalanan karier, strategi bisnis, dan prospek industri di masa mendatang.
Lenda Lucia menekankan bahwa perjalanan karier di industri pemasaran dan periklanan diwarnai oleh berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian dan pengambilan risiko yang terukur. Keraguan dalam mengambil risiko atau melakukan penyesuaian strategi pemasaran merupakan tantangan yang signifikan. Ketiadaan inovasi dapat menyebabkan perusahaan tertinggal dalam menghadapi perubahan tren yang dinamis.
“Namun, melalui perencanaan yang komprehensif, observasi situasi yang cermat, dan pemanfaatan tren terkini, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi. Perencanaan yang matang menjadi esensial dalam menganalisis kondisi pasar dan menentukan taktik serta strategi yang efektif dan efisien, serta mengidentifikasi tren yang relevan,” jelas Lenda.
Sebuah titik balik penting dalam perjalanan karier Lenda terjadi ketika Liberty Communications menghadapi periode sulit. Pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya ketahanan dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan.
Liberty Communications dan Layar7 merupakan dua entitas bisnis yang berada di bawah naungan Asia Media Prisma (AMP) Group, sebuah holding company yang didirikan pada November 2010 dan saat ini membawahi 12 perusahaan (subsidiaries). Liberty Communications mengkhususkan diri pada layanan komunikasi pemasaran terintegrasi (integrated marketing communication), sementara Layar7 memiliki hak eksklusif dalam penempatan media digital di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Sinergi bisnis menjadi fokus utama dalam operasional kedua perusahaan. Liberty Communications dan Layar7 akan berkolaborasi dalam pengembangan bisnis masing-masing, saling melengkapi layanan, dan memberikan dukungan timbal balik. Dalam menghadapi era digital, kedua perusahaan mengimplementasikan transformasi digital sebagai strategi untuk mempertahankan relevansi. Transformasi digital mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi di berbagai aspek operasional.
“Membangun dan memelihara hubungan yang kuat dengan klien dalam skala besar memerlukan strategi manajemen klien yang efektif. Upaya tidak hanya difokuskan pada membangun hubungan yang baik, tetapi juga pada membangun kepercayaan, mengantisipasi kebutuhan klien, dan memberikan layanan yang optimal untuk mencapai kepuasan klien,” paparnya.
Lenda sendiri mengadopsi gaya kepemimpinan transformatif, yang berorientasi pada layanan, keterbukaan, transparansi, fleksibilitas, dan adaptabilitas. Filosofi bisnis yang dianutnya adalah “to always have a transformative mindset”, yaitu pendekatan yang mengedepankan perubahan positif dan inovasi. Hal ini mencakup pola pikir yang terbuka, kreativitas, adaptabilitas, orientasi pada masa depan, dan kesediaan untuk mengambil risiko yang terukur.
Dia pun menyoroti perkembangan pesat industri pemasaran dan komunikasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir, yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi digital, peningkatan penetrasi pengguna internet dan smartphone, serta perkembangan industri e-commerce dan fintech. Teknologi telah menjadi bagian integral dari industri ini, dengan pemanfaatan media sosial, e-mail marketing, dan berbagai platform digital lainnya.
“Tren utama yang berkembang saat ini meliputi pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), pemasaran percakapan (conversational marketing), personalisasi konten, dan optimalisasi perjalanan pelanggan (buyer’s journey). Namun, industri ini juga menghadapi tantangan, seperti perubahan perilaku konsumen, pertumbuhan media digital, dan kebutuhan akan integritas dan kepercayaan. Industri periklanan dan komunikasi harus terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terkini,” ungkap Lenda.
Dalam proyeksi ke depan, Lenda menyatakan bahwa industri pemasaran dan komunikasi akan terus berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi digital, namun tetap mempertahankan keseimbangan ekosistem kampanye merek dengan berbagai titik sentuh (touch points) di media konvensional. Liberty Communications dan Layar7 akan terus beradaptasi dan mengimplementasikan filosofi “transformative mindset” untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin di industri ini.
“Prioritas utama adalah memberikan pengalaman konsumen yang optimal, menjaga keseimbagan penggunaan media, dan memahami perilaku konsumen. Perusahaan harus siap beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tren yang terus berkembang. Fokus diarahkan pada pengembangan strategi pemasaran yang lebih personal, relevan, edukatif, autentik, dan berkelanjutan.” pungkas Lenda.