Kisah Empat “Mesin Logistik” Indonesia

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Pelabuhan memiliki peran untuk mengefisienkan biaya logistik melalui peningkatan produktivitas bongkar muat dan penurunan Port Stay atau Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan.

Sebagai salah satu pintu pengiriman logistik dunia, pelabuhan dan ekosistem disekitarnya yang mendukung, akan meningkatkan manfaat dan nilai tambah bagi PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Foto: marketing.co.id/lialily.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, kini memiliki 4 klaster bisnis untuk meningkatkan efisiensi rantai logistik di Indonesia. Dengan menggunakan Strategi Value Added Creation, diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis inti kepelabuhanan, meningkatkan peluang potensi bisnis baru serta mengintegrasikan end-to-end pelayanan kepelabuhanan dan logistik sehingga dapat menghasilkan manfaat dan nilai tambah.

Tercatat beberapa aksi korporasi yang sejalan dengan program efisiensi, diantaranya penyelesaian inbreng atau pengalihan saham pada anak perusahaan sesuai subholding yang telah dibentuk yakni: Subholding Terminal Petikemas (SPTP), Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT), Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM), dan Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL).

SPTP melakukan beberapa pembenahan seperti standarisasi dan digitalisasi bisnis proses, pengaturan jam kerja bagi tenaga kerja bongkar muat (TKBM), serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.

Beberapa aksi korporasi juga dilakukan oleh SPMT demi meningkatkan efisiensi pelabuhan seperti: serah terima operasi 10 terminal non petikemas di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sistemisasi serta digitalisasi proses bisnis non petikemas.

SPJM juga melakukan beberapa rencana kerjasama dengan Crane Maker dari Tiongkok dan beberapa fabricator serta pabrik baja dari Indonesia untuk membangun crane lokal sehingga Indonesia dapat swasembada dalam penyediaan peralatan bongkar muat atau crane. Walaupun baru dimulai dengan penggunaan komponen lokal sebesar minimal 20%, SPJM optimis akan segera meningkatkan persentase nya secara bertahap sesuai dengan kapasitas dan kemampuan industri.

SPSL pun segera berbenah untuk menciptakan nilai tambah yang bertujuan untuk mewujudkan layanan logistik yang terintegrasi. Pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) ini diharapkan dapat mendukung kelancaran arus barang melalui penyediaan aksesibilitas darat yang menghubungkan kawasan industri yang luas di sebelah Timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok.

Akses jalan tol ini tentunya akan berpengaruh besar dalam upaya menekan biaya logistik yang sejalan dengan visi perusahaan yakni to become the best solution provider for an integration logistic ecosystem.

Pelindo pasca merger, terbukti telah melakukan strategi penambahan nilai untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi logistik secara bertahap. Empat langkah dilakukan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), untuk mencapai standarisasi operasional dan komersial, yakni :

  • pengembangan kapabilitas organisasi dan manusia,
  • pola bisnis operasi berbasis perencanaan dan control,
  • optimalisasi infrastruktur dan peralatan – termasuk penataan lay-out pelabuhan, dan
  • membangun budaya keselamatan melalui peningkatan kesadaran akan keselamatan dan standarisasi protokol keselamatan.

Marketing.co.id: Portal berita Marketing dan Bisnis.