Kemenkominfo Selenggarakan ToT Pembentukan Pandu Digital Sektor Pendidikan 

[Reading Time Estimation: 4 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sumatra Selatan menyelenggarakan kegiatan Training of Trainer (ToT) Pembentukan Pandu Digital Sektor Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan.

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid di Gedung Business & Science Center Universitas PGRI Palembang dan diikuti oleh kurang lebih dari 140 peserta luring dan daring yang terdiri dari guru dan tenaga pendidik di Provinsi Sumatra Selatan.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam literasi digital dengan menjadi pendamping pemanfaatan TIK. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan peningkatan kapasitas bagi guru dan tenaga pendidik dalam bentuk pelatihan dari praktisi TIK.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai “sedang” yaitu sebesar 3.54 dari 5.00. Merespon hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan dan Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melakukan literasi kepada masyarakat di sektor pendidikan mengenai materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sumatra yang diwakili oleh Rektor UPGRIP, Dr. Bukman Lian, M.M., MSi., CIQaR mengharapkan, adanya peningkatan kualitas tenaga pendidik di lingkungan Universitas PGRI Palembang dalam kegiatan Training of Trainer (ToT) ini.

“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan keterampilan tenaga pendidik, agar kemampuan guru dalam mengoperasikan teknologi digital juga tidak tertinggal oleh peserta didik atau muridnya,” ucap Bukman.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyampaikan, bahwa literasi digital yang dijalankan oleh Pandu Digital menargetkan lima sektor yaitu Pendidikan, Desa, Petani/Nelayan, UMKM dan Pariwisata. Pihak Kemenkominfo juga menyiapkan modul sebagai acuan dalam peningkatan kapasitas digital bagi lima sektor target tersebut.

“Setiap tahunnya kita (Kemenkominfo) memiliki target jumlah masyarakat terliterasi digital, untuk tahun ini di sektor pendidikan sedikitnya kami berharap ada 250.000 insan pendidikan yang terliterasi digital melalui Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan diseluruh Indonesia,” ujar Bambang.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari para narasumber yaitu Praktisi IT dan Founder Edukasi4id, Michael S. Sunggiardi dan Ketua Umum Relawan TIK (RTIK) Indonesia dan Pandu Digital Utama, Fajar Eri Dianto.

Michael S. Sunggiardi menjelaskan empat langkah dalam menuju SDM yang unggul bagi Indonesia, “Adapun empat cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan SDM yang unggul, jadi yang pertama adalah dengan mengubah cara memahami teknologi, yang kedua yaitu mengubah cara penerapannya, selanjutnya adalah kita harus berkegiatan dengan berpikir menggunakan cara lateral thinking, dan yang terakhir adalah dengan meningkatkan kewirausahaan. Jika dua dari empat langkah ini bisa dikuasai oleh anak didik kita, insyaallah nanti anak didik kita bisa menjadi peserta didik yang berkualitas,” jelas Michael.

Fajar Eri Dianto menyampaikan bahwa empat pilar literasi digital harus dikuasai oleh siswa-siswi di Provinsi Sumatra Selatan guna menjadi talenta digital yang cakap untuk masa depan, Fajar juga memberikan contoh hal-hal yang bisa dihindari dengan penerapan empat pilar literasi digital.

“Siswa itu harus bisa menguasai empat pilar literasi digital, karena kalau tidak bisa menguasainya dapat membawa dampak yang buruk bagi siswa itu sendiri atau bahkan dunia pendidikan. Misalkan contohnya ada siswa yang salah chat, salah posting, salah emote yang akhirnya bisa merugikan dia atau bahkan tenaga pendidiknya, maka dari itu hal ini harus dihindari dengan menerapkan pilar-pilar literasi digital di kehidupan sehari-hari,” tegas Fajar.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi workshop kelas A dan kelas B yang berjalan secara paralel dan dipandu oleh Relawan TIK Indonesia dan Co-Founder Edukasi4id, Hani Purnawanti; Relawan TIK Indonesia dan Pandu Digital Madya, Muhammad Arifin; Ketua Wilayah Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Sumatra Selatan, Teddy Handika; Ketua RTIK Sumatra Selatan, Andrika Permana.

Hani Purnawanti menyampaikan, paparannya dalam pembukaan sesi workshop kelas A dengan menjelaskan bahwa aplikasi pengolah kata telah berkembang dan menjadi alat bantu produktivitas paling efektif bagi masyarakat, “Saat ini aplikasi pengolah kata itu sudah berbeda dari zaman dulu, dengan berkembangnya aplikasi pengolah kata disertai munculnya fitur-fitur baru dalam aplikasi word processing bisa mendukung produktivitas kita dalam mengolah kata dalam suatu dokumen online. Semua aktivitas kita bisa terekam mulai dari menyimpan hingga menghapus data,” jelas Hani.

Muhammad Arifin dalam paparannya menuturkan upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam melawan konten negatif yang semakin marak di media sosial, “Semakin kita menghindari teknologi semakin kita tertinggal, semakin kita menghindari konten negatif maka semakin marak penyebarannya. Nah untuk melawan konten negatif, itu harus dari diri kita sendiri dengan membuat konten positif yang bermanfaat bagi orang-orang, maka dengan konten positif yang kita buat diharapkan bisa menimbun konten-konten negatif tersebut,” tutur Arifin.

Dalam workshop kelas B, Ketua Wilayah Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Sumatra Selatan, Teddy Handika menyampaikan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat desain flyer, “Pembuatan desain flyer itu memiliki tiga elemen utama yaitu gambar, warna, dan teks. Maka diharapkan para pengajar dapat memadukan elemen-elemen tadi agar dapat membuat informasi yang ada di dalam desain flyer tadi menjadi lebih menarik, dengan memilih jenis font, memilih warna serta gambar yang akan dipakai,” ucap Teddy.

Dalam kesempatan yang sama, Andrika Permana menjelaskan mengenai kemudahan penggunaan teknologi saat ini terkhusus pada elemen digital skill dalam pilar literasi digital, “Pada saat ini segala hal telah dipermudah dengan kemajuan zaman, demikian juga dengan pembuatan video, saat ini handphone yang kita pakai sudah bisa untuk menangkap hingga mengedit video,” jelas Andrika.

Sebagai informasi, kegiatan Training of Trainer (ToT) Pembentukan Pandu Digital Sektor Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan, berlangsung hingga hari Selasa, 23 Mei 2023 di Gedung Business & Science Center, UPGRIP. Adapun jumlah target dari pelaksanaan kegiatan ini secara keseluruhan adalah sebanyak 1.800 peserta daring maupun luring.

Kegiatan Literasi Digital di Lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo. Program ini dilaksanakan dengan memberikan literasi mengenai teknologi digital pada sektor Pendidikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here