Marketing.co.id – Berita Digital I Di masa new normal saat ini, membuat ide kampanye maupun konten menjadi hal yang krusial. Belum lagi, keberhasilan untuk menjadi tayangan viral adalah poin yang kerap ingin dicapai. Ini juga yang diterapkan Redcomm Indonesia – salah satu agensi marketing digital independen, dalam merilis campaign suatu brand. Tak hanya sukses mem-viralkan konten, jumlah followes hingga target yang ingin dicapai pun berhasil dicapai.
Yuwi Anjaya, Business Director Redcomm menjelaskan, adapun salah satu ide campaign yang tengah viral adalah Men’s Biore yang menggandeng sosok Youtuber, Mawang. Selain sosok yang unik, Mawang sendiri dinilai tepat untuk mengomunikasikan Men’s Biore karena sosok penyanyi dan penulis lagu ini tengah mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Untuk itu, keduanya pun berkolaborasi dengan merilis lagu khusus untuk Men’s Biore, dengan ide kampanye “Mawangilah Dirimu”.
Baca Juga: Dua Tahun Beruntun, RedComm Indonesia Raih Emas “Campaign Asia’s Award of the Year”
“Hasilnya, lagu tersebut viral dan 95% orang menonton hingga selesai. Respon yang dihasilkan juga baik dan dapat dikatakan bahwa Men’s Biore memiliki relevansi yang baik dengan dunia Gen Z. Target audience yang ingin dicapai pun juga mengalami peningkatan sebesar 6%. Selain itu, Biore juga mengganti persona admin di akun sosial mesia, hasilnya followers dan impression meningkat,” kata Yuwi.
Selain sukses dengan kampanye Men’s Biore, Redcomm pun terbilang mumpuni dalam menyukseskan campaign YouTube Go, dengan tajuk “Bojoku Pawang Kuota”. Pada campaign tersebut, terdapat musik video yang kuat pada liriknya dan memilih Siti Badriah sebagai talent. Tak hanya itu, dalam video tersebut juga ditambahkan elemen-elemen pendukung. Menariknya, YouTube Go juga menggandeng beberapa Key Opinion Leader (KOL) yang relevan untuk mendistribusikan musik – misalnya Via Vallen dan Nella Kharisma.
Tak hanya dirilis pada channel YouTube, jingle ini juga di-publish oleh Nagaswara. Hasil dari campaign tersebut mendapatkan lebih dari 10 juta views dalam 2 bulan selama periode campaign yang berjalan dari Januari-Maret. Bahkan, campaign tersebut mencapai 160 juta impressions, yang menandakan pengulangan video. Terdapat pula lebih dari 650 cover version. Instalasi YouTube Go juga mencapai 2 kali dari target yang ditetapkan di awal.
Kuswantoro, Business Director, Maroon Unit (Redcomm) mengungkapkan, keberhasilan Redcomm dalam menggaungkan campaign terletak pada data yang akurat, relevan, dan terbaru. Terlebih di masa pandemi, ada banyak perubahan gaya hidup konsumen. Ada ragam adaptasi-adaptasi yang harus dilakukan – mulai dari shooting video secara online, menggunakan IG Live untuk meraih reach dari audience, hingga berkolaborasi dengan KOL yang tepat untuk mengangkat topik-topik jauh lebih viral lagi.
Ya, memang tak bisa dipungkiri bahwa konten sangat dibutuhkan di masa sepert iini. Berbicara mengenai timing, lanjut Kuswantoro, konsumen memiliki lebih banyak waktu untuk mengkonsumsi konten. Sehingga kebutuhan konten video masih tinggi. Sekarang ini, konten-konten above the line pun bergeser ke arah digital. Ditambah, kebutuhan konten digital juga semakin tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi.
Meski demikian, ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan hal-hal baru. Dimana, klien juga membutuhkan kecepatan untuk mengambil keputusan, mengukur performance campaign dengan jelas sehingga membutuhkan sarana yang relevan dan membantu para agency untuk up to date dengan service baru. Selain itu, kelincahan dan bergerak secara dinamis menjadi yang penting di dunia marketing.
“Keadaan new normal sekarang ini, Redcomm memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap apa yang berubah, Redcomm menjadi lebih tahu apa yang ingin dikomunikasikan. Untuk itu, kami juga lebih giat dan aktif mencari tahu serta mengusulkan sesuatu yang baru untuk klien. Bahkan, secara internal, dalam beberapa unit telah memiliki platform-platform yang dapat menunjang pekerjaan klien,” jelas Yuwi.
Hal senada juga diungkapkan Kuswantoro. Redcomm terbiasa dengan brainstorming yang kuat, memilih talent yang up-to-date, berjiwa muda, dan sharing knowledge dalam anggota internal. Oleh karena itu, dalam mengeksekusi plan tidak bergantung pada metode lama. “Melalui sistem tersebut, diharapkan semua anggota bisa lebih up-date dan up-grade. Meski Redcomm fokus utamanya bergerak secara digital, tetapi Redcomm pun dapat membantu konten untuk above the line maupun below the line,” tutup dia.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis