Marketing.co.id – Ketimbang bersaing secara frontal dengan merek kaca film yang lebih dulu masuk dan eksis di pasar Indonesia, kaca film O2 lebih memilih membuka pasar baru dengan menawarkan kaca film organik.
Menjaga kesehatan dan lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup semakin menjadi prioritas konsumen ketika memilih dan membeli suatu produk. Sangatlah tepat bila hal ini dilakukan.
Pasalnya, masih sangat sedikit produsen yang memerhatikan efek jangka panjang atas produk yang diciptakan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup, tak terkecuali kaca film.
Dalam proses pembuatan kaca film, khususnya produk yang bersifat menahan panas bukan menolak panas, banyak digunakan zat atau bahan kimia yang mudah menguap apabila terkena panas sinar matahari.
Efek menguapnya zat kimia tersebut secara jangka panjang tentu akan sangat membahayakan pengemudi maupun penumpang yang berada di dalam kendaraan.
“Zat senyawa kimia yang digunakan, seperti senyawa kimia untuk pewarna, bahan plastik atau poliester dan lem perekat kaca film, ketika menguap secara tidak disadari akan terhirup. Sehingga ini membahayakan kesehatan dan menyebabkan berbagai macam penyakit, semisal gangguan saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal, penurunan daya tahan tubuh (imunitas), dan sebagainya,” kata Christopher Sebastian, Director PT Makko Raya Cemerlang, distributor O2 Window Film di Indonesia.
Perubahan perilaku konsumen yang menginginkan produk kaca film yang aman bagi kesehatan ini coba disikapi O2 Window Film, merek asal Jepang. Merek ini merupakan produk kaca film organik yang dirancang untuk menolak panas sinar matahari.
Produk terbuat dari bahan yang bebas dari zat kimia beracun serta diproses dengan menggunakan eco technology dan dipadukan dengan heat shielding technology (perisai panas), sehingga menghasilkan kaca film yang aman bagi manusia maupun lingkungan.
“Pesaing di bisnis kaca film di Indonesia sudah cukup banyak, jumlahnya lebih dari 10 merek yang menawarkan beragam keunggulan. Alhasil, diferensiasi menjadi kunci utama di dalam memenangi persaingan. Melalui kaca film organik ini, O2 berusaha membuka pasar baru dan memosisikan diri sebagai produsen kaca film organik pertama di Indonesia,” papar Christopher.
Menggunakan produk organik dalam kehidupan sehari-hari bukanlah untuk mengikuti tren dan gaya hidup belaka, tetapi sudah merupakan kewajiban bagi mereka yang peduli dan menyayangi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
Kaca film O2 mempunyai pengaruh dalam membantu penanggulangan pemanasan global (global warming), lantaran sampah organik kaca film O2 dapat didaur ulang, tak seperti sampah kaca film lainnya.
Selain itu, kaca film O2 memiliki kemampuan menolak panas matahari hingga 93%, pandangan (visibility) yang jernih dan tidak berkabut. Karena tidak menggunakan unsur logam, kaca film O2 juga tidak menghalangi sinyal ponsel, GPS, dan radio penumpang saat berada di dalam kabin mobil.
Keunggulan lain, kaca film O2 tersedia dalam pilihan warna silver natural dan black doff dengan tampilan sangat mewah dan elegan. Khusus black doff, tipe warna ini tidak dimiliki oleh kaca film merek lain.
Rentang harga yang ditawarkan tergantung jenis kendaraannya. Untuk lingkup Jabodetabek, mobil sejenis medium hatcback dibanderol Rp 1,2 juta, jenis MPV seharga Rp 1,3 juta, dan jenis SUV sedikit lebih mahal seharga Rp1,4 juta. Tak hanya untuk kendaraan roda empat, kaca film O2 juga bisa digunakan sebagai kaca film untuk bangunan properti maupun kapal pesiar.
“Target pasar kaca film O2 sangat luas, dengan fokus utama industri otomotif dan properti menyasar segmen low-medium-high karena memiliki produk yang lengkap di segala lini,” jelas Christopher.
Sementara, guna memberikan nilai lebih kepada konsumen, kaca film O2 memberikan garansi lima tahun untuk semua tipe. “Sebenarnya kekuatan kaca film O2 sendiri lebih dari lima tahun. Jika warna luntur di bawah lima tahun akan diberikan penggantian baru. Sedangkan lem perekat akan mendapatkan garansi jika kaca film mengelupas atau menggelembung,” tambah dia.
Menimbang hanya segelintir masyarakat yang mengetahui kaca film organik, tahap awal dari strategi kaca film O2 masih difokuskan pada edukasi pasar melalui kampanye produk organik dengan mengusung merek asal Jepang, yang notabene rata-rata penduduknya memiliki kehidupan paling lama dibandingkan penduduk dunia lainnya, karena kerap mengonsumsi dan menggunakan produk-produk organik.
Strategi lainnya, kaca film O2 berupaya memperkuat jaringan pemasarannya. Salah satu target yang dicanangkan adalah melakukan penetrasi kepada agen tunggal pemegang merek (ATPM), khususnya kendaraan merek Jepang pula.
Sejak diperkenalkan pada ajang otomotif Indonesian International Motor Show (IIMS) 2012, keberadaan kaca film organik ini mendapatkan respons cukup positif dari pasar. Sampai saat ini, kaca film O2 sudah memiliki jaringan sebanyak 40 authorized dealer dan sampai akhir tahun 2013 ditargetkan mencapai 100 authorized dealer yang tersebar di seluruh Indonesia.