Uniqlo: More Than Apparel Store

[Reading Time Estimation: 4 minutes]

www.marketing.co.id – Sekarang ini orang-orang sudah sangat terbiasa dengan adanya dunia digital. Misalnya saat bangun tidur, seseorang langsung mengecek handphonenya mulai dari hal yang sepele misalnya melihat waktu ataupun mengecek pesan, hingga update status.

Dengan pesatnya perkembangan zaman dengan pelbagai kecanggihan di dalamnya, banyak cara untuk memasarkan bisnis secara digital. Salah satunya adalah bisnis dari Uniqlo,  apparel  yang memasarkan produknya melalui aplikasi yang sangat interaktif di dalam smartphone.

Orang-orang di dunia mikro, seperti konsumen dan kompetitor, sangat besar pengaruhnya kepada cara pemasaran Uniqlo secara digital. Uniqlo sudah mampu menganalisa pasar dengan berkembangnya ide kreatif untuk memuat apa yang dibutuhkan oleh pasar saat ini.

Melalui websitenya, Uniqlo memberikan banyak informasi mengenai produk yang dipasarkan sehingga konsumen selalu up to date terhadap apparel dari Uniqlo. Aplikasi yang Uniqlo suguhkan dapat diunduh secara gratis melalui operatios system apple dan android di mana kedua OS tersebut banyak dipergunakan oleh konsumen saat ini.

Untuk membuat sebuah marketing plan, tentu dibutuhkan analisis pasar yang reliable sebagai dasar. Analisis pasar ini bisa didapat dengan berbagai cara, mulai dari melakukan penelitian sendiri hingga membeli hasil penelitian dari perusahaan yang spesialis di bidang tersebut seperti Nielsen.

Sebagai contoh, Uniqlo melihat bahwa ada kecenderungan konsumen memfoto apparel yang dikenakannya, kemudian menyebarkannya lewat social media. Akhirnya muncullah sebuah program marketing UNIQLOOKS, di mana konsumen bisa memfoto baju Uniqlo miliknya dan mengunggah ke situs atau Facebook Uniqlo. Foto yang memperoleh like paling banyak akan menjadi “Look of the week”.

Melalui analisis yang dilakukan oleh Uniqlo, didapati bahwa ada suatu kebutuhan konsumen yang harus dipenuhi, yaitu kebanyakan remaja melakukan segala aktivitasnya melalui smartphone. Uniqlo melihat ini sebagai kesempatan untuk melakukan digital marketing.

Uniqlo mengetahui bahwa terbangun dengan bunyi alarm yang tidak menyenangkan bisa merusak seluruh hari konsumen. Uniqlo membuat aplikasi alarm dengan lagu yang bisa berubah setiap saat sesuai dengan cuaca saat itu. Hal ini bisa memberikan pemecahan masalah untuk kebutuhan konsumen yang mungkin dianggap kecil, namun bisa berpengaruh pada aktivitas sehari-hari dan bisa juga menjadi wadah marketing bagi Uniqlo.

Kemudian, Uniqlo memiliki cara unik untuk memasarkan merek mereka. Uniqlo sadar saat ini konsumennya sudah sangat erat dengan penggunaan smartphone tipe android dan iOS, sehingga untuk lebih dekat dengan konsumen, Uniqlo membuat berbagai macam aplikasi yang berfungsi untuk meningkatkan awareness brand ke tingkat yang lebih tinggi.

Terdapat tiga aplikasi yang dibuat oleh Uniqlo, yaitu:

Uniqlo Wake Up
Uniqlo Wake Up

I. UNIQLO WAKE UP merupakan aplikasi berupa sosial alarm yang bertujuan membangunkan Anda dari tidur dengan perasaan yang senang. Musik yang digunakan untuk alarm adalah musik yang disesuaikan oleh cuaca dan waktu saat alarm berbunyi. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membagi momen ketika mereka bangun, seperti waktu, cuaca, suhu saat mereka menghentikan alarm, melalui media sosial (facebook, twitter). Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness tanpa perlu memberikan spesifikasi produk yang mereka jual.

 

Uniqlo Calendar
Uniqlo Calendar

II. UNIQLO CALENDAR adalah aplikasi berupa kalender digital yang memperlihatkan panorama di 47 prefektur, 140 kota, dan 328 lokasi yang berbeda. Aplikasi ini mengingatkan pengguna bahwa Uniqlo merupakan brand yang berasal Jepang. Aplikasi ini juga menggunakan background musik yang senada dengan gambar yang ditampilkan, sehingga mampu memberikan perasaan menyenangkan.

 

Uniqlock
Uniqlock

III. UNIQLOCK merupakan aplikasi jam digital yang menampilkan video model – model yang menggunakan pakaian keluaran terbaru Uniqlo. Selain berguna untuk pengingat waktu, Uniqlo juga ingin mengingatkan pengguna akan produk-produk terbarunya.

Selain membuat aplikasi, Uniqlo juga menerapkan strategi pemasarannya melalui media sosial dan website. Sosial media yang digunakan yaitu Facebook dan twitter. Dalam keduanya, Uniqlo memperbarui berita seperti event-event yang diselenggarakan, produk-produk terbarunya serta kuis-kuis berhadiah yang diadakan dalam waktu-waktu tertentu.

Uniqlo tentunya menggunakan beberapa perantara digital  seperti Google, Facebook, dan Twitter. Google merupakan perantara yang umum digunakan baik oleh konsumen maupun produsen sebagai media informasi. Uniqlo menggunakan Google sebagai intermediaries yang sangat ampuh untuk menaruh informasi mengenai produk-produknya.

Selain Google, perantara digital yang digunakan Uniqlo adalah Facebook dan Twitter. Facebook dan Twitter dapat menimbulkan koneksi dua arah antara produsen dan konsumen. Uniqlo menggunakan Facebook untuk melakukan digital marketing seperti UNIQLOOKS. Konsumen dapat mengunggah produk Uniqlo yang sedang digunakannya untuk kemudian di-like oleh pengunjung situs atau laman Facebook Uniqlo. Twitter sendiri dimanfaatkan sebagai sarana intermediaries oleh Uniqlo karena melihat animo masyarakat yang sangat besar dalam pemakaian twitter, khususnya di kalangan anak muda yang merupakan target pasar Uniqlo.

Walaupun hanya sebagai penjual produk apparel, Uniqlo tidak berhenti hanya sampai penjualan maupun pemasaran offline. Uniqlo sangat kreatif dalam pemasaran digital, bahkan beberapa aplikasi yang diluncurkannya sangat kreatif dan belum ada kompetitor yang melakukannya.

Seiring dengan perkembangan era digital, Uniqlo bukannya kalah dalam persaingan namun dapat menjadikan dirinya lebih menonjol dari sebelumnya dan dari kompetitornya. (Jane, Ratri, Irsan – STIE Prasetiya Mulya)

 

Natasha Jane, Irsan Firdaus Gasani, Widya Atidhira Ratri Ramanitya (ki-ka)
Natasha Jane, Irsan Firdaus Gasani, Widya Atidhira Ratri Ramanitya (ki-ka)

 

Kami adalah 3 personil yang memiliki gaya berpakaian yang berbeda.

Jane cenderung menyukai pakaian yang simple namun tetap memiliki unsur feminine.

Menurut Irsan, dia memiliki gaya pakaian selayaknya anak jaman sekarang.

Sedangkan Ratri memiliki gaya berpakaian ala street style inggris yang terinspirasi dari super model aggyness deyn.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here