Jangan Sampai ‘Hashtag Makan Tuan’

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Menggunakan twitter untuk kampanye brand sudah menjadi hal yang lazim dewasa ini. Salah satu teknik yang sering dipakai adalah penggunaan hashtag. Memang, hashtag kadang bisa memperdalam strategi twitter Anda, namun bisa jadi sebaliknya. Hashtag dapat membangun atau menghancurkan.

#1 – Gunakan huruf besar bila perlu.

Mungkin kita patut belajar dari kasus yang pernah menimpa Susan Boyle ketika menyampaikan undangan party untuk  promo albumnya. Penggunaan hashtag #susanalbumparty mengundang penafsiran berbeda. Sebagian orang mungkin menganggap hal itu merupakan cara jenius tim Susan untuk mendapat trending topic. Bisa jadi demikian, namun tetap saja mengundang pemaknaan yang tidak nyaman. Akan lebih bagus jika ditulis #SusanAlbumParty.  Jelas berbeda kan makna ‘party’ yang dimaksud?

#2 – Lakukan riset kecil-kecilan bila perlu.

Betapa sering kita lihat tweet  membonceng hashtag yang sedang jadi trending tropic. Hal ini sekilas bagus, namun bisa juga sebaliknya. Misalnya ketika tragedi  Aurora Colorado yang mengenaskan menjadi trending topic dengan hashtag #aurora, banyak kemudian yang “menyalahgunakan”. Bahkan sebuah butik menggunakan #aurora untuk mengenalkan sebuah rancangan gaun, bukannya untuk memberi  penghormatan atas korban. Bagi sebagian masyarakat, brand Anda  terkesan tidak punya rasa simpati terhadap tragedi  yang sedang terjadi.

#3 – Berhati-hatilah dengan singkatan.

Tentu  kita harus menyesuaikan tweet kita dengan  jatah 140 karakter.  Nah, untuk itu kita kadang terpaksa menyingkat kata, termasuk  yang kita jadikan hashtag. Namun, ada beberapa singkatan kata yang dianggap kurang baik.

Misalnya, ada sebuah kejadian di mana sebuah pusat latihan yoga meluncurkan kampanye foto “What The Focus September”. Hashtag yang mereka gunakan adalah #WTFSept.

Dan kemudian bermunculanlah #WTFSept namun tak ada kaitan sama sekali dengan kampanye yoga tersebut. Kebanyakan orang justru menggunakan #WTFSept untuk mengungkapkan ketidaksukaan pada bulan September, entah apa yang salah dengan bulan itu sendiri.

#4 – Brand sebaiknya menghindari  hashtag berkesan politis.

Memang, media sosial juga lazim digunakan untuk mengungkapkan pernyataan politik oleh para politisi maupun aktifis. Pernah terjadi sebuah account twitter milik sebuah perusahaan bernama Kitchen Aid mencantumkan tweet anti Obama. Tentu hal ini bisa menimbulkan masalah, minimal mengundang ‘serangan’ dari para simpatisan Obama. Buru-buru mereka menyusulkan sebuah tweet permintaan maaf.

Jadi, gunakan twitter dengan hati-hati. Nasihat klasik memang, tetapi lebih baik menghindari kesalahan sebisa mungkin demi menjaga nama baik brand Anda bukan ?

Anda ingin berbagi pengalaman mengenai hal ini ? Silakan.

Wachid Fz/Sumber : www.socialmediatoday.com