www.marketing.co.id – Sekitar 60 Km dari kota kabupaten Banyuwangi menuju arah selatan, menyusuri jalan perkebunan kopi dan coklat yang merupakan peninggalan masa kolonial Belanda, tersembunyi satu kecantikan alam yang masih alami.
Air terjun Tirto Kemanten, itulah yang kami maksud. Biasa dikenal juga dengan nama air terjun Wonorejo, sama dengan nama dusun dimana air terjun ini berada.
Dinamai Tirto Kemanten yang berarti air pengantin, karena air terjun ini merupakan air terjun kembar atau terdapat dua aliran yang letaknya bersebelahan mirip pengantin yang bersanding.
Menurut penduduk setempat, air terjun ini  merupakan tingkat terakhir dari 7 air terjun yang berada di lereng gunung Raung. Air terjun ini tercipta dari satu aliran sungai yang sama, hanya saja terpisah oleh batu besar yang menjadikannya dua aliran.
Belum ada trayek umum menuju lokasi ini. Biasanya para pengunjung dari luar kota menggunakan jalur kereta api dan turun di stasiun Kalibaru. Dari sini perjalanan dilanjutkan sekitar 5 km lagi dengan ojek sepeda motor atau sewa mobil.
Yang perlu diperhatikan bahwa jalur yang ditempuh adalah jalan perkebunan yang terjal dengan struktur jalan dari batu prejeng.
Sesampainya di lokasi anda akan menjumpai pos jaga yang dikelola oleh penduduk setempat. Di sini anda diwajibkan melapor, membeli tiket masuk yang sekaligus ongkos parkir. Selanjutnya anda akan menyusuri tangga beton yang menurun, menuju air terjun.
Suara gemuruh air terjun kembar ini sangat mendominasi suasana, walau sesekali akan terdengar suara-suara dari beberapa satwa yang tinggal dikawasan ini seperti kera dan burung-burung.
Dan liburan anda akan terasa kurang lengkap bila tidak turun ke sungainya, membasahi kaki dan muka atau mandi, menyeburkan badan untuk merasai segarnya air di lereng gunung Raung.
Namun bagi anda yang hanya ingin bersantai sambil mengagumi air terjun kembar yang memiliki ketinggian sekitar 10 m tersebut, bisa duduk dan berteduh di bawah bangunan joglo tanpa dinding yang berada di pinggir tanggul, letaknya persis berhadapan dengan air terjun (Wedhya Wardani).