Jakarta, 5 September 2018 – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) bisnisnya terbilang cepat melesat. Perusahaan asuransi jiwa yang menjadi bagian dari Generali Group Italia ini baru saja mencapai titik impas (break event point). Generali yang tahun ini genap berusia 10 tahun juga banyak melakukan terobosan di pasar industri asuransi jiwa di Indonesia.
Generali telah menciptakan sistem manajemen resiko otomatis Auto Risks Management System (ARMS) – perisai pelindung investasi untuk membantu nasabah mengelola risiko investasi secara otomatis. Terobosan lainnya meluncurkan Unit Usaha Syariah pertama di Generali Group dengan produk iPLAN Syariah dan solusi keuangan inovatif iPLAN.
Sampai saat ini, unit link iPLAN menjadi produk unggulan Generali Indonesia. Menurut Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia, kontribusi iPLAN mencapai 40% dari total perolehan premi Generali Indonesia. Keberhasilan ini karena kejelian Generali dalam membangkitkan kesadaran pentingnya ‘menabung’ untuk masa depan melalui proteksi asuransi jiwa.
Dalam mendekati calon nasabah, Generali memiliki ‘senjata ampuh’ simulasi keuntungan berinvestasi selama 20 tahun di iPlan dibandingkan menabung di bank. Seorang nasabah yang menyisihkan uang premi asuransi iPLAN sebesar Rp1,5 juta sebulan akan mendapat hasil Rp1,2 miliar selama 20 tahun. Sementara jika jumlah uang yang sama ditabung ke bank, dibutuhkan 105 tahun untuk mencapai hasil Rp1,2 miliar.
“Selain uang Rp1,2 miliar, nasabah juga akan mendapatkan uang perlindungan penggantian kesehatan. Jika mereka sakit, biayanya pengobatannya ditanggung Generali,” jelas Edy dalam bincang-bincang dengan wartawan, di Jakarta, Rabu (5/9/18).
Kinerja Keuangan Semester Pertama 2018
Pada semester pertama 2018, Generali membukukan perolehan premi bruto sebesar Rp 1,6 Trilliun, tumbuh 6,2% dibandingkan periode yang sama (yoy) dari tahun sebelumnya. “Lebih tinggi dari rata-rata industri yang tumbuh 5,5%,” tandas Edy.
Pertumbuhan positif tersebut ternyata berhasil mendongkrak laba setelah pajak sebesar Rp 65 Milyar. Total aset juga bertumbuh 15% (yoy) menjadi 7 Triliun di semester pertama tahun ini. Sedangkan rasio solvabilitas berada di posisi 254 %, tumbuh 12% (yoy) dibandingkan semester pertama tahun 2017.
Jumlah klaim yang diberikan Generali kepada nasabah juga meningkat. Total klaim yang dibayarkan Generali di semester pertama 2018 mencapai Rp 300 Milyar, meningkat 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari seluruh pencapaian Generali hingga pertengahan tahun 2018, unit link masih mendominasi perolehan total premi, dengan kontribusi sebesar 73%.
Edy mengatakan, kinclongnya kinerja Generali tidak lepas dari kerja keras jaringan tenaga pemasar, dukungan mitra bisnis, serta kepercayaan dari nasabah. Untuk pemasaran produk, Generali dibantu lebih dari 11 ribu agen dan 8 mitra bank.
Kedepan, Generali akan semakin mengoptimalkan produk dengan fitur manfaat hidup (life benefit) terutama produk-produk yang sifatnya medical, baik untuk perawatan Rumah Sakit, penyakit kritis, hingga cacat total; juga manfaat tabungan dan investasi. “Kami akan meluncurkan 3 produk baru lagi sampai akhir tahun ini,” tutur Edy.