Ini Faktor yang Membuat Konsumen Loyal pada Merek FMCG

[Reading Time Estimation: 4 minutes]

Marketing.co.id – Berita FMCG | Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah salah satu Industri yang pasarnya sangat menggiurkan, apalagi bagi Indonesia yang penduduknya mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Selain loyalitas konsumen, faktor makro ekonomi seperti inflasi turut menentukan kinerja penjualan merek- merek FMCG.

Venu Madhav, Managing Director of Kantar Indonesia, Worldpanel Division mengungkapkan, kondisi ekonomi makro di Indonesia di awal tahun 2024 menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan PDB yang positif, sekitar 5%. Per kuartal 1 kemarin, perbelanjaan rumah tangga masyarakat Indonesia tumbuh 9% dibanding tahun lalu, hampir dua kali lipat dari pertumbuhan PDB.

“Besarnya perbelanjaan ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga dan juga masyarakat yang lebih percaya diri untuk berbelanja lebih banyak setelah arus inflasi di tahun-tahun sebelumnya. Kebiasaan berbelanja yang baru ini mempengaruhi konsumen dalam hal memilih brand yang dibeli. Kondisi ini tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku industri FMCG untuk dapat tetap dipilih konsumen,“ tutur Venu saat pemaparan Brand Footprint Indonesia 2024, di kantor Kantar Indonesia, Divisi Worldpanel, Jakarta, Jumat (28/6).

Menjawab pertanyaan jurnalis Marketing.co.id mengenai faktor yang membuat konsumen loyal terhadap suatu merek FMCG, Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, menjelaskan setidaknya ada dua faktor yang menentukan loyalitas konsumen.

Pertama, merek FMCG harus memenuhi unsur self function benefit. “Misal kalau produk makanan bisa membuat kenyang dan produk minuman menghilangkan haus. Deterjen bisa membuat pakaian bersih,” tutur Corina.

Baca juga: Branding Talk for TOP BRAND ACHIEVERS “Channel & Umbrella Brand Strategy”

Faktor kedua, merek harus mampu memberikan inovasi yang relevan bagi konsumen. Dia memberi contoh produk deterjen yang tak hanya membersihkan pakaian, tapi juga ramah lingkungan. “Hal ini akan membuat konsumen tetap memilih brand tersebut dan memiliki alasan untuk tetap setia terhadap brand tersebut,” lanjutnya.

Faktor lain yang juga mesti diperhatikan terkait loyalitas konsumen, kasus seperti produk mengalami kerusakan, produk kadaluarsa tapi tetap dijual, atau seruan boikot terhadap produk-produk yang berafilisasi dengan Israel sehubungan Perang antara Israel dengan Palestina (Hamas). “Hal ini memang bisa mempengaruhi loyalitas konsumen, tapi bagi konsumen yang sudah loyal terhadap suatu brand, mereka akan tetap memilih brand tersebut, tapi bagi kelompok konsumen switcher mungkin pindah ke merek lain,” terang Corina.

Brand Footprint adalah studi tahunan yang dilakukan oleh Kantar untuk mengukur merek yang paling dipilih oleh konsumen. Laporan ini mencakup lebih dari 550 merek di lima sektor FMCG, yaitu Makanan, Minuman, Produk Susu, Perawatan Rumah, dan Perawatan Tubuh. Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97% rumah tangga di berbagai kota besar dan kecil di seluruh wilayah urban dan rural Indonesia, dari keseluruhan populasi rumah tangga sebanyak 70 juta.

Beberapa fakta menarik dari studi Brand Footprint tahun ini antara lain, produk FMCG masih menjadi prioritas dalam perbelanjaan masyarakat Indonesia dari semua kalangan ekonomi dan demografi. Hal ini merupakan peluang bagi para pelaku industri FMCG untuk menjadi bagian dari prioritas masyarakat ketika berbelanja.

Kesamaan dari ke-sepuluh brand yang menempati peringkat teratas di studi Brand Footprint adalah, brand tersebut setidaknya dibeli oleh 60% masyarakat Indonesia atau setara dengan 42 juta rumah tangga. Selain dibeli oleh 60% masyarakat, kesamaan lainnya adalah 10 brand peringkat teratas dibeli sebanyak 14x atau lebih dalam satu tahun.

Kantar Indonesia
Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager of Kantar Indonesia, Worldpanel Division

Corina menegaskan, studi tahunan Brand Footprint Kantar menggunakan metode Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur sejauh mana suatu merek dapat menjangkau konsumen. CRP adalah matriks yang menggabungkan tingkat penetrasi, yaitu jumlah rumah tangga yang membeli merek tersebut, dengan frekuensi pembelian oleh konsumen. “Nilai CRP memberikan gambaran tentang seberapa kuat hubungan antara merek tersebut dengan konsumennya,” tandasnya.

Dinamika di 10 Peringkat Teratas

Di edisi tahun ini, Indomie tetap mempertahankan posisi teratas dari the Most Chosen FMCG Brand di Indonesia. Posisi berikutnya di peringkat 2 hingga 8 juga diduduki brand yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu: SoKlin, Mie Sedaap, Royco, Roma, Kapal Api, Indofood, dan Nabati. Daia mendobrak klasemen di peringkat 10 teratas tahun ini dengan nilai CRP lebih dari 800 juta – yang berarti Daia dipilih oleh konsumen sebanyak 800 juta kali di sepanjang tahun 2023.

“Indomie sudah bertahun-tahun me-maintain posisinya sebagai Most Chosen FMCG Brand di Indonesia, dan Indomie juga satu-satunya merek dari Indonesia yang masuk dalam top-10 Global Most Chosen FMCG Brand, kita sebutnya Most Top-10 Most Chosen on The Planet. Indomie masuk di rangking 9 FCMG dan rangking 4 di kategori food. Keberhasilan ini salah satunya karena Indomie tak pernah berhenti berinovasi, yang terbaru menghadirkan Indomie Ramen Series,” ungkap Corina.

Baca juga: Terbuka Peluang untuk Ekspor Produk Organik ke Berbagai Negara

Temuan menarik lainnya, 7 dari 10 peringkat teratas merupakan brand makanan. Satu-satunya produk minuman di kalangan 10 peringkat teratas adalah produk kopi, di mana sebanyak 65% rumah tangga Indonesia mengkonsumsi kopi setidaknya 20 kali dalam setahun. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia lebih memilih kopi dibandingkan produk minuman lainnya seperti teh atau sirup.

Corina juga menyebut Le Minerale sebagai merek yang prestasinya menonjol di tahun ini. Merek ini melesat 26 peringkat dari tahun lalu, Le Minerale berhasil masuk ke 100 peringkat teratas di klasemen Brand Footprint tahun ini. Strategi Le Minerale untuk menawarkan berbagai pilihan ukuran kemasan, meningkatkan kehadiran dan aksesibilitasnya memungkinkan Le Minerale memenuhi beragam kebutuhan dan preferensi konsumen.

“Brand Le Minerale salah satu yang cepat pertumbuhannya karena cukup kuat availability nya dari warung-warung biasa hingga pedagang asongan. Sangat dekat dengan konsumen, karena semakin dekat dengan konsumen akan semakin mudah dijangkau dan menjadi pilihan konsumen,” tutup Corina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here