Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Turun Drastis

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id Berita Marketing | Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia pada kuartal II 2020 menurun drastis dengan skor indeks 102 poin persentase (pp), turun 25 dibandingkan kuartal I 2020. Demikian menurut hasil survei terbaru The Conference Board® Global Consumer Confidence™ Survey dan  Nielsen. Survei dilaksanakan pada Mei 2020 dan mensurvei lebih dari 33.000 konsumen online di 68 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur/Afrika dan Amerika Utara.

Survei tersebut juga menemukan indeks kepercayaan konsumen global secara rata-rata turun menjadi 92 pada kuartal kedua dari 106 di awal kuartal pertama, sebelum pandemi meluas secara signifikan di luar China. Memburuknya prospek pekerjaan dan meningkatnya kecemasan tentang keuangan pribadi mendorong rekor turunnya kepercayaan konsumen global pada kuartal kedua 2020.

Secara global, Indonesia turun ke peringkat 10 negara paling optimistis. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya keyakinan konsumen akan tiga indikator yang mempengaruhi IKK yang mencapai lebih dari 20 poin persentase. Persepsi konsumen Indonesia akan Prospek Lapangan Kerja turun dari 70% di kuartal I 2020 menjadi 48% di kuartal II 2020.

Indeks Kepercayaan Indonesia
Indeks Kepercayaan Indonesia

Sementara itu, persepsi Keadaan Keuangan Pribadi turun menjadi 57% dibandingkan kuartal sebelumnya (78%), dan Keinginan Untuk Berbelanja dalam 12 bulan ke depan turun menjadi 35% di kuartal II 2020 dari 60% di kuartal sebelumnya. Pada kuartal II 2020, lebih banyak konsumen Indonesia (78%) yang merasa bahwa negara sedang dalam keadaan resesi ekonomi.

Baca juga: Dipercaya Konsumen, Comforta Kembali Raih Top Brand Award 2020

 PHK dan Cuti Sementara

Pemutusan hubungan kerja dan cuti sementara telah meningkatkan kecemasan akan penurunan pendapatan dan menekan keuangan rumah tangga. Konsumen membelanjakan uang lebih banyak untuk produk dan layanan yang esensial. Pada saat yang sama, mereka melakukan pembatasan pada kunjungan ke toko, restoran, dan tempat-tempat lain, serta menekan pengeluaran pada kategori-kategori seperti hiburan, pakaian baru, dan makan di luar.

Pada kuartal kedua tahun ini lebih banyak konsumen yang mengurangi kebutuhan yang tidak terlalu penting, sebanyak 43% konsumen memilih mengurangi hiburan di luar rumah, 40% mengurangi berbelanja pakaian baru, serta 36% mengurangi kegiatan liburan. Sebaliknya hanya 29% menghemat gas dan listrik, angka ini menurun dibandingkan periode sebelumnya.

Kekhawatiran konsumen akan ekonomi (56%) dan kesehatan (29%) yang meningkat signifikan dari kuartal sebelumnya, mendorong konsumen untuk mengalokasikan dana cadangannya untuk pembayaran asuransi kesehatan (20%) dan pembayaran hutang/ kredit (18%).

Baca juga: Konsumen Indonesia Khawatirkan Kesehatan

“Melihat ke depan, lebih banyak konsumen berencana membatasi pengeluaran untuk liburan tahunan, menahan keinginan untuk berjalan-jalan, dan menghabiskan lebih sedikit untuk hiburan di luar rumah dalam jangka panjang” kata Indrasena Patmawidjaja Managing, Director Nielsen Connect Indonesia.

“Hal ini juga mengindikasikan masih adanya kekhawatiran masyarakat akan kemungkinan penyebaran virus COVID-19 meskipun Indonesia sudah mulai memasuki masa transisi kenormalan baru,” pungkas Indrasena

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here