Geser AS, Pasar Uang Hong Kong Paling Sehat

Marketing.co.id – Hong Kong SAR (Special Administrative Regions) berada diurutan teratas negara yang paling sehat pasar keuangannya berdasarkan survei dari World Economic Forum. Survei yang dirilis hari ini (13/12) menempatkan Hong Kong berada di urutan paling atas, mengalahkan mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Hong Kong memperoleh skor yang kuatĀ  di industri keuangan non bank yang ditandai oleh aktivitas panawaran saham perdana (IPO) dan industri asuransi. Hong Kong merupakan pusat keuangan pertama di Asia yang masuk peringkat pertama daftar tahunan yang dikeluarkan World Economic Forum.

Sementara AS turun di posisi kedua akibat kekhawatiran stabilitas keuangan. Namun skor yang diraih AS tidak berubah dibanding tahun lalu. Hali ini karena Ā ditopang penguatan nilai tukar dolar AS dan pasar derivatif.

Inggris mengalami penurunan peringkat, Ā dari dua ke ketiga, karena mencatat skor rendah sekuritisasi dan aktivitas peluncuran saham baru. Ā Singapura dan Australia masing ā€“ masing menduduki peringkat empat dan lima.

FaktorĀ  – faktor yang dinilai antara lain lingkungan bisnis, stabilitas keuangan, dan ukuran pasar modal mereka.

“Pendakian Hong Kong ke atas indeks menandai tonggak utama, pertama kali dalam sejarah Inggris atau Amerika Serikat tidak berada di puncak,” kata Kevin Steinberg, chief operating officer untuk World Economic Forum Amerika Serikat.

“Sementara pusat keuangan Barat sedang fokus Ā pada tantangan jangka pendek, laporan ini sebagai peringatan bahwa kepemimpinan mereka dalam jangka panjang mungkin dalam bahaya,ā€ lanjut Steinberg.

Menurut laporan tersebut lebih dari 90 persen negara belum pulih ke tingkat pra-krisis keuangan dalam hal akses terhadap modal. Hal ini bisa dilihat dari Ā ketersediaan kredit dan pinjaman, modal ventura, dan pembiayaan melalui pasar saham lokal dari 2008 hingga 2011.

“Kebutuhan untuk menciptakan berbagai bentuk modal yang tersedia akan menjadi penting bagi pertumbuhan dan pemulihan,” kata Isabella Reuttner, editor laporan itu.

“Tantangannya adalah bagaimana mendorong aktivitas ekonomi yang Ā tidak memicu gelembung kredit yang dapat menyebabkan konsekuensi lebih dalam ,” lanjut Reuttner.

Melengkapi sepuluh besar dalam survei ini adalah Kanada di nomor enam, diikuti oleh Belanda, Jepang, Swiss, dan Norwegia. (Tony Burhanudin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.