Marketing.co.id – Berita Digital | Dalam dunia marketing yang semakin mengandalkan konten visual, Google mengenalkan inovasi yang menjanjikan, yaitu animasi gambar diam dengan suara buatan. Lewat platform Flow AI, Google kini memungkinkan pemasar dan kreator konten mengubah foto statis menjadi video singkat yang bisa berbicara. Hasilnya, potensi baru dalam storytelling merek yang lebih hidup dan engaging.
Dari Gambar ke Cerita
Fitur baru ini hadir melalui teknologi Frames to Video, bagian dari suite AI Google Flow. Pengguna cukup mengunggah gambar, lalu menggunakan AI untuk menghasilkan ucapan atau suara latar. Google juga menyematkan teknologi dari Veo 3 yang sebelumnya sukses menciptakan video berbasis teks untuk menambahkan efek suara dan ambience dalam klip. Artinya, sekarang gambar katalog produk, maskot brand, bahkan testimoni pelanggan bisa diubah menjadi video mini dengan narasi yang dipersonalisasi.
Marketing yang Lebih Personal dan Menarik
Di era di mana perhatian audiens semakin terbagi, fitur ini bisa menjadi alat baru untuk menciptakan konten visual yang tidak hanya eye-catching, tetapi juga mempesonakan secara emosional.
Bayangkan produk skincare yang “berbicara” langsung kepada calon pembeli, atau poster kampanye sosial yang menyuarakan pesan nilai brand dengan suara yang menyentuh. Bahkan, untuk UMKM ini bisa menjadi cara ekonomis untuk menciptakan konten video tanpa perlu sesi rekaman profesional.
Kreativitas vs Etika
Namun sebagaimana teknologi AI lainnya, ada sisi gelap yang perlu diwaspadai. Google telah menghadapi kritik atas penyalahgunaan alat video AI mereka, terutama dalam konten yang mengandung stereotip atau humor ofensif. Brand harus memastikan bahwa eksplorasi kreatif mereka tetap dalam koridor etika dan tidak melanggar nilai-nilai komunitas.
Bagi pemasar yang ingin menjajal pendekatan konten baru, ini adalah momen yang tepat. Fitur animasi gambar dari Flow AI belum tentu menggantikan strategi video marketing konvensional, tapi jelas menambah amunisi baru dalam eksplorasi brand storytelling.
Sebagai eksperimen awal, brand bisa mencoba menghidupkan testimoni pelanggan dengan gambar dan suara, menggunakan maskot animasi untuk campaign media sosial, dan membuat teaser produk baru dengan gaya yang unik dan berbicara langsung ke audiens.
Di tengah persaingan konten yang makin ketat, kreatifitas berbasis AI bisa jadi kunci diferensiasi. Pertanyaannya, beranikah Anda coba?
Jika Anda berani mencoba, berikut beberapa tips:
- Uji coba ide kampanye dengan audiens internal sebelum rilis publik
- Gunakan narasi yang sesuai dengan tone of voice brand Anda
- Pastikan hak penggunaan gambar dan suara yang digunakan tidak melanggar privasi atau hak cipta