Memerangi Masalah Sampah Makanan Melalui Food Rescue Warrior

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

‘Food Rescue Warrior’ oleh Bank DBS Indonesia dan FoodCycle Salurkan Lebih dari 650 Ribu Paket Makanan ke 53 Ribu Masyarakat Rentan

Marketing.co.id – Berita Marketing | Sejak 2020, Bank DBS Indonesia telah menjalankan program #MakanTanpaSisa dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah sampah makanan dan dampaknya terhadap pemanasan global.

Pada 2024, program ini berkembang menjadi Food Rescue Warrior dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk pelaku usaha di sektor horeca (hotel, restoran, dan cafe), pusat perbelanjaan (mal), serta kawasan bisnis. Program ini mendorong partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah makanan yang berkelanjutan dan mengatasi surplus makanan dengan mendistribusikan makanan atau bahan pangan layak konsumsi kepada masyarakat rentan.

Diluncurkan April 2024, program Food Rescue Warrior merupakan hasil kerja sama Bank DBS Indonesia dengan FoodCycle Indonesia yang berfokus mengelola donasi makanan berlebih dari horeka untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Sejak diluncurkan, program ini telah berhasil menyelamatkan 134,700 kg surplus makanan yang berhasil diolah menjadi 658,071 paket makanan dan didistribusikan kepada 53,046 penerima manfaat, bekerja sama dengan 28 mitra hotel dan 56 tenan makanan lainnya sebagai donor makanan surplus, mendirikan dan mengelola 3 urban farm, serta mengelola 74,695 kg sampah makanan secara berkelanjutan.

Melalui program ini, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation mengajak mitra dan masyarakat untuk bahu-membahu memerangi masalah sampah makanan dan mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menyampaikan bahwa dengan menyediakan kebutuhan dasar, yakni makanan yang bernutrisi bagi masyarakat rentan, ini adalah bentuk komitmen nyata Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation untuk berkontribusi secara positif bagi komunitas.

“Ke depannya, kami akan fokus bekerja sama dengan lebih banyak mitra untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar nutrisi,” ujarnya.

Tidak hanya malnutrisi pada anak, berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2023, Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 107 negara, dengan skor 20,4 yang menunjukkan tingkat kelaparan yang serius. Selain itu, menurut laporan Global Food Security Index (GFSI) 2022, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 113 negara dalam hal ketahanan pangan, dengan skor rata-rata 60,2. Posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang berada di peringkat ke-46 dan Malaysia di peringkat ke-41.

Pemerintah Indonesia pun telah menunjukkan komitmennya untuk mengatasi isu gizi buruk dan kelaparan. Kendati demikian, upaya kolektif, tidak hanya dari pemerintah, menjadi penting untuk memperjuangkan pemerataan gizi dan ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu pihak yang dapat mengambil peran adalah pelaku industri horeca dengan mendistribusikan kembali surplus makanan yang dihasilkan setiap harinya.

Pada 2025, Bank DBS Indonesia akan memperluas cakupan program ini dengan fokus pada pemerataan nutrisi ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil. Selain itu, urban farming, yakni praktik bercocok tanam di lingkungan perkotaan juga akan dilakukan sebagai salah satu solusi kreatif untuk menyediakan bahan makanan segar serta mengembangkan ketahanan pangan.