Marketing.co.id- Â Sekali lagi perusahaan teknologi terkena kesalahpahaman karena perubahan klasik yang mereka lakukan.
Masih ingat dengan kekacauan yang ditimbulkan Instagram? Instagram melalui salah satu pendirinya, Kevin Syntrom, telah bergerak cepat untuk mengatasi kegusaran publik yang dipicu oleh perubahan persyaratan penggunaannya. (Baca: Pernyataan Bos Instagram)
Dalam kasus ini, Instagram mengalami dua kegagalan: perencanaan dan komunikasi.
Di akhir 2012, Instagram mencoba untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan cara berbagi foto penggunanya. Sayangnya, kebijakan baru tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga menimbulkan badai kecaman dan hilangnya sejumlah pengguna.
Kegagalan perubahan Instagram ini memberikan pelajaran penting bagi kita maupun bisnis yang akan melakukan perubahan.
Pelajaran 1 – Perencanaan bisa menimbulkan risiko, atau Break the Change Initiative
Kita percaya apa yang direncanakan Instagram berasal dari kebijakan baru mereka. Saat mereka melakukannya, jelas mereka melakukannya dengan sangat tidak baik.
Seringkali, pengguna maupun media memantau setiap perubahan kebijakan terutama yang melibatkan privasi. Sebagai pengguna, kita semakin terdidik dan terlibat dengan perubahan platform teknologi yang sering kita gunakan kan?
Untuk itu, setiap perubahan seharusnya dibarengi dengan perencanaan kemungkinan timbulnya risiko, dan memiliki perencanaan tambahan untuk risiko lainnya yang mungkin akan terjadi.
Bagi perubahan bisnis, menajemen risiko adalah suatu upaya serius yang harus ditangani dengan tepat. Meskipun mungkin tidak dapat mengidentifikasi setiap risiko, setidaknya dengan identifikasi ini, Anda akan cepat tanggap untuk segera mengatasi risiko yang tertunda. Kunci sukses identifikasi adalah komunikasi.
Pelajaran 2 – Jujur, komunikasi yang relevan, dan tepat waktu sangatlah penting.
Sayangnya, komunikasi  yang dilakukan Instagram terjadi setelah muncul kekacauan. Komunikasi yang lambat ini menimbulkan banyak pengguna kecewa dan tidak sedikit yang meninggalkan Instagram.
Seharusnya, komunikasi dilakukan sebelum dan sesudah perubahan itu dilakukan. Komunikasi yang disampaikan harus sesuai dengan niat dan tujuan.
Di samping itu juga harus relevan dan tepat waktu. Kurangnya komunikasi yang relevan dan tepat waktu akan menimbulkan kebingungan, kebencian, ketakutan, dan efek negatif lainnya.
Komunikasi juga harus jujur, konstan, dan konsisten antara seluruh pihak yang terlibat dengan mereka yang terkena dampak perubahan.
Pada tahap perencanaan, beragam sumber daya harus dimanfaatkan untuk membangun kategori dan kemudian mengidentifikasi kemungkinan dan potensi risiko.
Jika tujuan Instagram adalah untuk meraih pendapatan, inisiatif perubahan mereka seharusnya dikomunikasikan dengan cara menggabungkan strategi risiko dan membuka dialog terkait semua perubahan yang akan terjadi.
Dengan mengambil pelajaran dari kasus Instagram ini, semoga kita bisa melakukan perubahan dengan sukses di masa depan. (customerthink)