Marketing.co.id – Berita Marketing | Deforestasi dan degradasi hutan merupakan salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca yang sangat berdampak. Menurut UN IPCC (United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change), deforestasi dan degradasi hutan berkontribusi hingga 17-20 persen dari total emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, jumlah emisi yang dihasilkan oleh deforestasi dan degradasi hutan jauh melebihi emisi sektor transportasi. Ketika hutan rusak, karbon tidak hanya dilepaskan dari pohon-pohon yang terbakar, tetapi juga hilangnya kemampuan hutan untuk menyerap karbondioksida. Oleh karena itu, penanaman pohon dan penghijauan menjadi solusi yang penting karena dapat mengembalikan fungsi penyerapan karbondioksida oleh hutan.
CSR PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan upaya rehabilitasi hutan melalui proyek “Hutan Pertamina UGM”. Proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan lahan di Kawasan Hutan Tujuan Khusus (KHDTK) UGM dalam rangka pengembangan energi baru terbarukan dan juga sebagai upaya penyerapan karbon.
Sejak tahun 2022-2024, telah dilakukan kegiatan dengan target luasan 3.000 Ha yang terletak di Kabupaten Blora dan Ngawi. Kegiatan ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, pengelolaan hutan yang lestari, peningkatan serapan karbon, pengembangan energi berbasis terbarukan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Dalam upaya memperkuat kerja sama tersebut, jajaran Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus Pertamina Foundation, Rektorat Universitas Pertamina, dan Fakultas Kehutanan UGM bergabung dalam aksi “Nandur Bareng Untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon” yang dilaksanakan di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM.
Pada kegiatan ini, jenis pohon yang ditanam adalah Nyamplung dan Kepuh. Kedua jenis tanaman ini memiliki potensi yang besar dalam penyerapan karbon serta menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi biodiesel sebagai energi berbasis terbarukan. Selain itu, juga ditanam Shorea selanica atau Meranti merah, yang merupakan salah satu jenis tanaman yang berperan penting dalam menyimpan karbon dan menjaga kelestarian hutan hujan tropis Indonesia.
Direktur SDM PT Pertamina (Persero) dan Dewan Pembina Pertamina Foundation, Erry Sugiharto, mengungkapkan bahwa hutan memiliki potensi besar dalam mendukung pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan). Pertamina, melalui Pertamina Foundation, turut berperan aktif dalam mengembangkan bioenergi berbasis hutan energi. Selain itu, pembangunan hutan energi merupakan wujud komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai penurunan emisi atau target net zero emission pada tahun 2060. Tidak hanya itu, pembangunan hutan energi di KHDTK UGM juga akan mendorong partisipasi masyarakat sekitar melalui kegiatan agroforestri dan pemberdayaan ekonomi.
Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Widiyatno, menambahkan bahwa aksi nandur bareng yang dilakukan oleh Pertamina sejalan dengan tujuan Fakultas Kehutanan UGM. Melalui aksi tersebut, Pertamina dan UGM berupaya mengembangkan KHDTK UGM guna meningkatkan produktivitas dan kelestarian hutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Selain itu, program-program ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan produk kehutanan alternatif yang berkontribusi pada peningkatan cadangan karbon dan hasil hutan bukan kayu (HHBK).
Kegiatan nandur bareng menjadi rangkaian dari acara Rakor Tahunan Yayasan Pertamina tahun 2023 yang dihadiri oleh Erry Sugiharto dan Mulyono selaku Dewan Pembina Pertamina Foundation serta Narendra Widjajanto, Ernie D. Ginting, dan Syahrial Mukhtar selaku Dewan Pengawas Pertamina Foundation. Jajaran Dewan Pengurus Pertamina Foundation dan Rektorat Universitas Pertamina juga turut andil.
Sedangkan, saat nandur bareng diikuti juga oleh jajaran Dekanat Fakultas Kehutanan UGM, Ketua Prodi S3 Doktor Ilmu Kehutanan, Kepala Departemen Teknologi Hasil Hutan serta Staf Fakultas kehutanan UGM.