Akhirnya Jamu Mendapatkan Pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia

0
Jamu
Jumpa pers penetapan jamu sebagai sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Setelah melalui perjalanan panjang, jamu sebagai salah satu kearifan lokal Bangsa Indonesia akhirnya mendapatkan pengakuan dari UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural Heritage).

Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada tanggal 4-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana. Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Budaya Sehat Jamu dilakukan pada hari ke-3 sidang, tanggal 6 Desember 2023.

“Leluhur kita melakukan percobaan jamu melalui proses amat berat dan lama. Setelah itu, hasilnya langsung diterapkan pada manusia. “Justru, laboratorium hidup seperti itulah yang dahsyat,” tutur Prof. Jaya Suprana, penggiat Jamu, saat jumpa pers di Jakarta, Selasa, (12/12/23).

Penetapan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia melalui proses berliku. Upaya telah dilakukan sejak tahun 2013. Ivana Suprana Ketua GP Jamu Jateng yang pertama kali mengusulkan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke Dinas Pendidikan Jawa Tengah.

Baca juga: GP Jamu Dorong Kemandirian Bahan Baku Jamu

Ia kemudian membentuk tim khusus di bawah koordinasi Stefanus Handoyo untuk mendaftarkan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang kemudian menjadi ‘tiket’ untuk melangkah ke UNESCO.

Jony Yuwono, Ketua Tim Riset GP Jamu menjelaskan ada kuesioner yang mesti dijawab oleh tim riset sebagai persyaratan untuk mendapatkan penilaian dari UNESCO. Untuk menjawab kuesioner ini tim riset melakukan survei di empat provinsi yakni Jateng, DIY, Jatim, dan DKI Jakarta.

Survei melibatkan berbagai komunitas dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo di Mijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta. Total ada 500 responden yang dilibatkan dalam survei.

“Ada yang menjawab kuesioner dalam Bahasa Jawa karena tidak bisa Bahasa Indonesia, sehingga kami harus mengalibahasakan ke dalam Bahasa Indonesia lalu ke dalam Bahasa Inggris,” kenang Jony.

Jamu
Jumpa pers penetapan jamu sebagai sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO

Tantangan lainnya yang dihadapi tim riset proses pengisian dokumen nominasi form ICH 02 berdasarkan hasil survei. Persyaratan yang ditetapkan UNESCO terkait pengisian nominasi sangat ketat. “Dokumen nominasi berisi 42 pertanyaan, dan ada batasan jumlah kata dalam menjawab pertanyaan, misalnya 700 kata atau 500 kata untuk satu pertanyaan,” tandasnya.

Putri Kus Wisnu Wardani, Anggota Dewa Pertimbangan Presiden menyambut baik ditetapkannya Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Presiden katanya telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu. “Dengan adanya Perpres tersebut pengembangan dan pemanfaatan jamu akan mendapatkan perhatian besar dari pemerintah pusat maupun daerah,” tutur Putri.

Selain itu, peran jamu sebagai ramuan untuk mencegah penyakit juga bisa lebih dioptimalkan seiring upaya pemerintah untuk menekan biaya pengobatan melalui BPJS. “Pasca Covid-19 kita mengarah ke pencegahan penyakit. Ke depan pelestarian jamu harus melibatkan seluruh stakeholder bukan hanya GP Jamu. Dengan Perpres tersebut upaya pelestarian jamu akan mendapatkan pendanaan dari APBD di daerah dan APBN secara nasional,” ucap Putri.

Baca juga: Teratai Group Dinobatkan sebagai The Innovative Boutique Developer in Bali

Dalam kesempatan yang sama Dwi Ranny Pertiwi Zarmany, Ketua Umum GP Jamu, menyatakan sebagai organisasi yang menaungi pengusaha jamu, GP Jamu ingin menjadikan jamu sebagai produk yang modern dan dikonsumsi banyak kalangan, termasuk anak-anak. “Saat ini produk jamu sudah masuk ke industri penerbangan dan perhotelan, salah satunya berkat bantuan Kemenparekraf,” tuturnya.

Namun dia menegaskan, penobatan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia bukan semata untuk kepentingan pengusaha. “Buktinya kami melibatkan komunitas jamu gendong dalam proses pengajuan nominasi,” kata Dwi.