Ajinomoto & BKKBN Berikan Inspirasi Menu Makanan Bergizi dengan Bijak Garam

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | Peringati Hari Keluarga Nasional, PT AJINOMOTO INDONESIA (Ajinomoto) dukung acara yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan memberikan inspirasi menu makanan bergizi seimbang yang menerapkan konsep Bijak Garam.

Grant Senjaya, Head of Corporate Communications Dept  PT AJINOMOTO INDONESIA menjelaskan, Ajinomoto mendukung salah satu rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke 30, menuju keluarga bebas stunting, untuk Indonesia Maju. Tugas utama Ajinomoto Indonesia adalah mendukung/meningkatkan kesehatan melalui berbagai produk seperti MSG AJI-NO-MOTO®, Masako®, SAORI®, Sajiku®, Mayumi®, dan produk-produk lainnya yang membantu agar keluarga Indonesia bisa mendapatkan asupan gizi seimbang, melalui makanan rendah garam yang cita rasa dan kelezatannya tetap terjaga.

“Ajinomoto memiliki target di tahun 2030 bersama afiliasi kami di negara lain, untuk memperpanjang harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia dan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas bisnis kami hingga 50%. Untuk mencapai target tersebut, kami di Ajinomoto Indonesia memiliki kegiatan yang kami sebut sebagai Health Provider. Kegiatan ini adalah inisiatif Group Ajinomoto Indonesia untuk mentransformasikan seluruh karyawannya menjadi health provider ambassador yang bisa berkontribusi meningkatkan pengetahuan bukan hanya diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat Indonesia terkait gizi dan kesehatan keluarga juga kelestarian lingkungan,” ujar dia.

Untuk itu saat ini, Grup Ajinomoto Indonesia terus meningkatkan literasi dan pengetahuan seluruh karyawannya terkait gizi seimbang, yaitu perlu menyeimbangkan antara asupan karbohidrat, dengan meningkatkan asupan protein, dan serat serta mengurangi asupan gula, garam dan lemak.

Pada sesi cooking demo, Chef Citra didampingi oleh istri Gubernur Jawa Tengah, Ibu Siti Atiqoh, Ketua TP PKK Jawa Tengah,  istri Gubernur Sumatra Selatan, Febrita Lustia, Ketua TP PKK Suamtera Selatan dan juga istri Kepala BKKBN, Ibu Reni Hasto, Penasehat DWP BKKBN Pusat memilih bahan dasar ikan patin. Ikan Patin merupakan ikan yang biasa hidup disungai dan banyak ditemukan di sungai besar di daerah sumatera selatan seperti Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri.

Menurut Chef Citra, menu Ikan patin Kuah Kuning ini juga bisa menjadi rekomendasi menu makanan dengan sumber protein hewani yang cukup tinggi, sehingga bisa dijadikan alternatif menu keluarga untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Dalam menu kali ini cukup banyak kandungan protein hewaninya karena menggunakan ikan (patin) yang dalam keseharian mudah didapatkan dan juga harganya terjangkau. Jadi, untuk mendapatkan asupan gizi seimbang yang baik, tidak melulu harus menggunakan bahan pangan yang mahal,” papar dia.

Dalam menu kali ini juga menerapkan konsep Bijak Garam untuk mencegah resiko hipertensi. Cukup dengan mengurangi penggunaan garam yang semula 2 sdt (sendok teh), menjadi 1 sdt garam + ½ sdt MSG (untuk 1 liter air/kuah dalam menu masakan).

Menurut Prof. Rizal Damanik DVM, MRepSc, PhD, Deputy Bidang Pelatihan, Riset & Pengembangan BKKBN, untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, dalam momentum Hari Keluarga Nasional ke-30 ini BKKBN mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju”, dengan salah satu kegiatannya adalah Gerakan Kembali ke Meja Makan.

“Kegiatan gerakan kembali ke meja makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali kepada para keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga, sehingga hubungan keluarga menjadi lebih kuat. Anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam, dan orangtua bisa membimbing setiap persoalan yang dirasakan oleh anak,” ujar Prof. Rizal Damanik.

Indonesia telah mengalami penurunan tren prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting. Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia masih berada pada angka 21,6%. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala upaya sehingga target 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.

“Atas terselenggara acara ini, saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, rekan-rekan di BKKBN, Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Sumatra Selatan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Holtikultura Provinsi Sumatra Selatan, Dinas Ketahanan Pangan & Peternakan Provinsi Sumatra Selatan, Medco Foundation, Ajinomoto, Telkomsel, OneMed, dan Heinz ABC,” tutup Prof. Rizal Damanik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here