Pasar ponsel cerdas kembali kedatangan pemain baru. Kali ini, merek lokal yang ikut meramaikannya. Tidak tanggung-tangung Luna, demikian nama merek tersebut, bermain di segmen premium. Ada nama besar di balik merek Luna. Ponsel cerdas ini diproduksi oleh Foxconn, pabrikan elektronik terbesar di dunia yang juga memproduksi iPhone.
Tidak heran jika Foxconn membesut Luna dengan standar kualitas yang sama dengan iPhone. Mulai dari pemilihan material, proses finishing, hingga quality control. Nina Ratna Wardhani, CMO Luna Indonesia mengklaim ketahanan Luna setaraf dengan ketahanan iPhone.
Nina mengatakan, proses produksi body Luna mengunakan logam dengan 8 CNC, sehingga hasilnya benar-benar presisi. Proses ini digunakan di sektor manufaktur yang melibatkan komputer untuk mengontrol mesin (computer numeric control) yang mencakup internal structure and processing, the antenna structure processing, screen structure processing, 3D side hoe machine, 360 drilling qieja, structure and milling, dan overall polishing process.
“Karena kita menggunakan standar Foxconn kita optimis masih ada celah di pasar dan dapat diterima konsumen,” tutur Nina yang ditemui usai peluncuran Luna, di Jakarta, Senin (7/11). Lebih jauh ia mengatakan, sampai akhir tahun ini Luna ditargetkan terjual 30 ribu unit.
Luna diposisikan sebagai ponsel cerdas premium dengan menyasar segmen menengah atas. Nina mengatakan, alasan menggarap segmen ini karena terus meningkatnya kelas menengah di Indonesia. Luna mengutip data GFK, yang menyebutkan ponsel kelas menengah di kisaran Rp3 juta penjualannya meningkat 41,1% tiap tahun.
Luna dibandrol Rp5.449.000 per unit. Spesikasi Luna antara lain memory internal 64 GB, kamera 13 MP + 8 MP, koneksi 4G LTE, sistem operasi Android 6.0 Marshmallow dan NFC. Luna juga menjadi merek ponsel cerdas lokal pertama di Indonesia yang menggunakan prosesor premium Snapdragon 800 dari Qualcomm.
Sementara itu, Menkominfo Rudiantara yang ikut menghadiri peluncuran Luna mengatakan, bisnis ponsel Indonesia sangat menguntungkan. Tiap tahun Indonesia mengimpor sekitar 50 juta unit ponsel. “Ini belum memperhitungkan yang masuk melalui black market,” tandasnya. Dia mengatakan, sekitar 160 juta penduduk Indonesia minimal memegang satu ponsel.