GS Astra Belum Tergoyahkan di Posisi Puncak

GS Astra Belum Tergoyahkan di Posisi PuncakDi usianya yang sudah tidak muda—sudah 40 tahun, GS Astra terus menunjukkan dominasinya di pasar aki di Tanah Air. Bahkan merek ini sukses memperoleh market share tertinggi selama 20 tahun terakhir.

Kebangkitan industri otomotif nasional dalam beberapa tahun terakhir turut mendukung pertumbuhan industri komponen dan aksesori otomotif, seperti industri baterai atau aki. Pasalnya, kebutuhan aki nasional sebesar 5 juta per bulan memberikan peluang bagi para pelaku bisnis aki untuk ambil bagian dalam bisnis ini.

Kendati peluang terbuka lebar, sebenarnya pasar aki sudah didominasi oleh merek-merek asal Jepang. Maklum, sebagian besar produk otomotif berasal dari negeri tersebut. Apalagi ada stigma di masyarakat kalau mobilnya buatan Jepang, aki-nya pun harus buatan Jepang. GS Astra merupakan salah satu merek asal Jepang yang cukup lama meramaikan pasar dalam negeri dan telah berhasil menjual 3 miliar produk pada 40 tahun terakhir.

Astra Otoparts sebagai distributor aki merek GS Astra tidak memungkiri, persaingan pasar aki kian ketat dengan bermunculannya merek-merek baru, terutama sesama merek Jepang. “Semakin banyak merek aki yang beredar di pasar, tapi kami tidak perlu khawatir karena sudah mempunyai segmentasi sendiri,” kata Edwin Surjadipradja, Head, Battery Department Domestic Marketing Division PT Astra Otoparts Tbk.

Astra Otoparts memiliki dua merek yang membidik segmen berbeda, yakni GS Astra sebagai produk premium untuk kategori mobil dan sepeda motor; kemudian ada Incoe, produk value untuk kategori mobil. Incoe sendiri memang sudah lama diproduksi, namun sekarang Astra Otoparts menyusun strategi dengan menjual produk tersebut ke pasar bebas, atau dalam arti tidak dijual di dealer-dealer resmi.

“GS Astra diperuntukkan bagi konsumen menengah-atas, sedangkan Incoe ditujukan pada konsumen yang sensitif dengan masalah harga. Secara makro ekonomi Indonesia terus bertumbuh dan tidak menutup kemungkinan yang di bawah pun akan berpindah kelas dan menggunakan GS Astra. Untuk kategori sepeda motor, selain GS Astra kami masih mempunyai merek lain, yaitu Aspira,” jelas Edwin.

Soal persaingan, Edwin mengatakan tingkat persaingan produk premium di kategori mobil tidak seketat di produk value. Rata-rata merek aki yang bermain di produk premium lebih mengutamakan bersaing pada kualitas ketimbang harga. Berbeda dengan produk value yang menomorduakan kualitas dan lebih menonjolkan harga murah, terutama di kategori sepeda motor yang produk-produknya diimpor dari China.

“Banyak merek yang timbul dan tenggelam dalam menghadapi persaingan pasar aki yang kompetitif. Hukum alam akan memilih dengan sendirinya. Awalnya konsumen akan melihat harga, namun setelah menggunakan mereka akan melihat performa. Ketika tidak merasa puas, mereka akan meninggalkannya. Siklus produk ini akan terus keluar walaupun sudah ditinggal oleh konsumen. Biasanya muncul kembali dengan merek baru lagi,” beber dia.

Kuasai Pasar Aki

Meski tidak ada data resmi mengenai market share pasar aki, banyak kalangan yang menilai GS Astra telah menguasai dan merajai pasar aki di dalam negeri. Melihat data Top Brand Index (TBI), berdasarkan pengukuran parameter last used (LU), yaitu merek yang terakhir kali digunakan atau dikonsumsi responden dalam satu re-purchase cycle, GS Astra memiliki indeks yang cukup signifikan.

Tercatat pada tahun 2012 indeks yang diperoleh sebesar 58,5%, meski sempat turun menjadi 57,3% di tahun 2013. Indeks yang diperoleh GS Astra kembali naik menjadi 64% di tahun 2014. “GS Astra masih menjadi market leader di pasar aki Indonesia. Ini bisa dilihat dari kuantitas dan laporan CPR Jepang,” kata Edwin, yang enggan menyebutkan angka pasti market share-nya.

Keberhasilan GS Astra menjadi pilihan merek aki yang diminati konsumen, tentunya tidak terlepas dari peningkatan kualitas produk dan program marketing yang dilakukan Astra Otoparts. Dalam rangka memberikan produk berkualitas tinggi, merek yang diambil dari inisial nama pendirinya, Genzo Shimadzu (GS) selalu mengaplikasikan teknologi terbaru di setiap tahap produksi. Selain itu dilakukan pula investasi secara konsisten pada peralatan dan kapasitas penelitian dan pengembangan untuk peningkatan produksi.

Yang cukup menarik, GS Astra juga sangat terbuka kepada inovasi baru yang didapat dari masyarakat Indonesia. Program terbaru yang dilakukan adalah kompetisi pencarian ide-ide kreatif dan inovatif melalui “GS Astra Power of Innovation Award”, yang diperuntukkan bagi para inovator muda Indonesia. “Semua dapat ikut, mulai dari pelajar sampai umum, untuk membuat suatu produk inovatif dengan menggunakan GS Astra sebagai baterai (aki). Semacam perlombaan mencari bakat dan parameter penilaiannya tepat guna,” jelas Edwin.

Dalam program marketing, Astra Otoparts memberikan dukungan dan promosi menarik bersifat jangka pendek kepada penjual eceran, sedangkan untuk jangka panjang ada program loyalty selama enam bulan hingga setahun. Bentuknya berupa akumulasi poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah atau barang yang diinginkan. Upaya yang dijalankan selama ini cukup berhasil. Terbukti Astra Otoparts meraih penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) pada tahun 2012 lalu, sebagai perusahaan distribusi aki mobil dan motor dengan market share tertinggi selama 20 tahun terakhir.

ReBi merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan tertinggi yang diberikan atas inovasi yang berkesinambungan dan kesuksesan menghasilkan, memasarkan, dan konsisten mempertahankan kualitas produk aki mobil dan motor GS Astra. Saat ini GS Astra sudah didistribusikan ke seluruh pelosok Nusantara, melalui 70 jaringan distribusi, yang terdiri dari 8 dealer di area luar Jawa-Bali dan 22 kantor penjualan di area Jawa-Bali, serta 12.000 toko suku cadang, baik GS Astra Shop and Drive maupun jaringan toko-toko tradisional.

Moh. Agus Mahribi / Foto : Lilyanti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here