
Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Tahun ini diprediksi akan lahir tren pariwisata baru di kalangan masyarakat. Salah satu tren yang mencuat adalah wisata alam yang belakangan mulai digemari masyarkat.
Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan keindahan alam dan kebudayaan yang kental. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam mengembangkan storynomic tourism yang membantu interpretasi dan imajinasi wisatawan pada sebuah objek wisata.
Dikutip dari situs Kemneparekraf, storynomics tourism adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggabungkan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi. Dengan kata lain, storynomic tourism adalah mengemas keindahan pesona objek wisata dalam sebuah cerita yang menarik sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Wisata alam adalah tempat pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan berwisata di alam atau mengunjungi tempat-tempat yang indah, di antaranya mengurangi stres dari rutinitas keseharian seperti kerja, tugas yang menumpuk, hingga mumet menyusun skripsi. Selain menghilangkan stres, berwisata di alam juga dipercaya dapat meningkatkan kembali konsentrasi dalam diri.
Dikaruniai ragam bentang alam yang menakjubkan, Indonesia kaya akan wisata alam. Wilayah Indonesia yang luas memiliki 17,504 pulau, dilewati garis khatulistiwa, jajaran gunung merapi dan keanekaragaman fauna. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tersebut menjadikan potensi wisata alamnya tak perlu diragukan lagi pesonanya.
Taman Safari Group telah menyiapkan kejutan baru. Dikutip dari Kanal YouTube CNBC Indonesia, Board of Director Taman Safari Indonesia Group Aswin Sumampau mengatakan bahwa taman nasional di banyak negara menjadi tempat hiburan utama bagi warganya. Mereka bersama keluarga tercinta datang ke taman nasional untuk menikmati liburan akhir pekan.
Di Indonesia pun begitu, masyarakat mulai mengapresiasi keindahan alam yang dimiliki Indonesia. Taman Safari sendiri berada di posisi yang tepat untuk menangkap peluang tren pariwisata 2025 tersebut. “Bicara Taman Safari, orang-orang akan mengatakan hijau dan udaranya segar. Cocok untuk menikmati suasana alam dengan enjoy,” ujarnya. “Kami confident dengan 7 unit bisnis kami. Akhir bulan ini akan menjadi 9. Kami bisa menunjukkan keindahan alam Indonesia kepada para pengunjung.”
Menurut Aswin, pandemi Covid-19 menjadi turning point. Jika dulunya orang-orang lebih suka pergi ke mal, kini mereka bena-benar ingin keluar menikmati alam, seperti hiking, naik gunung dan lainnya.
“Kami di Taman Safari juga melihat tren ini. Oleh karena itu, kami akan membuka 1 taman hiburan lagi yang berfokus pada alam di 2025. Kami ingin anak-anak engage dengan alam dan berpetualang di dalamnya. Saya rasa ini tren yang harus disikapi para pelaku pariwisata Indonesia,” lanjut Aswin.
Aswin menjelaskan, setiap unit bisnis Taman Safari Group memiliki diferensiasi yang berbeda. Di Taman Safari Bogor misalnya, para pengunjungnya datang untuk menikmati alam dan hewan. Taman hiburan yang baru nantinya akan sedikit berbeda dan akan berfokus pada alam non animal. “Kami ingin orang-orang itu challenging atau berpetualan di suatu alam yang sangat indah di bawah bukit atau lembah.”
Masyarkat akan lebih menyukai keindahan alam di 2025. Guna menangkap peluang tersebut, Taman Safari Group memiliki beberapa unit bisnis, di antaranya Jakarta Aquarium Safari, Taman Safari Bogor, Royal Safari Garden Resord, Dolfin Conservation Batang, Solo Safari, Taman Safari Indonesia Freegan Surabaya, Bali Safari, dan yang baru buka Marine Safari Bali.
“Kami benar-benar ingin orang itu berinteraksi langsung dengan binatang untuk memberikan pengalaman yang berbeda. Kami memiliki 3 pilar, yakni hiburan, konservasi, dan edukasi. Kami rasa tanpa interaksi, orang tidak bisa memberikan rasa cinta. Kalau tidak ada cinta, rasa-rasanya sulit bagi kita untuk mendorong konservasi dan edukasi,” pungkas Aswin.