Monday, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeDIGITAL & TECHNOLOGYGen Z Melek Investasi dan e-Commerce Berkat Fintech

Gen Z Melek Investasi dan e-Commerce Berkat Fintech

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Fintech telah menjadi solusi keuangan yang aman bagi masyarakat terutama Gen Z dan milenial. Adanya akses mudah serta integrasi antara layanan e-commerce dan investasi, menjadi pendorong utama tingginya adopsi fintech di kalangan generasi muda.

Berbagai metode pembayaran seperti QRIS atau Buy Now Pay Later (BNPL) sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu alat pembayaran yang mudah, praktis dan cepat. Berdasarkan data dari lokadata, sebanyak 78% masyarakat Indonesia menggunakan aplikasi fintech setiap hari, termasuk dompet digital, layanan pinjaman dan pembayaran digital.

Hal tersebut terungkap dalam Power Lunch bersama GDP dengan tema “Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?” yang menghadirkan narasumber Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata; Iwan Dewanto, Direktur PT Indodana Multi Finance; dan Albert Kurniawan, Head of Growth & Acquisition PT Bank Digital BCA, berlangsung di Jakarta pada Rabu (9/10/24).

Fenomena menarik lainnya adalah lebih dari 50% Gen Z, rutin melakukan perencanaan keuangan bulanan, investasi dan belanja di e-commerce.

Salah satu layanan yang paling banyak digunakan generasi muda adalah Buy Now Pay Later (BNPL) sebesar 67%. Pemicunya adalah keterbatasan dana tunai dan penawaran promosi khusus. Durasi cicilan yang paling banyak dipilih antara 1 hingga 3 bulan, agar utang selesai dengan cepat.

“Data yang kami dapat menjadi gambaran generasi muda sudah sangat terbiasa dengan teknologi financial yang memberikan kemudahan dan fleksibilitas. Di sisi lain, tak dapat dipungkiri juga bahwa Gen Z berani mengambil resiko untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan fintech karena sebagian besar sudah melek literai keuangan dan risiko penggunaan yang berlebihan,” ujar Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.

Iwan Dewanto, Direktur PT Indodana Multi Finance, menyatakan, “Maraknya penawaran pay later atau BNPL di kalangan generasi muda dengan fleksibilitas dalam melakukan pembelajaan, menjadikan mereka terjebak dalam hutang yang berlebihan. Kami tidak ingin hal tersebut terjadi sehingga dalam setiap kesempatan selalu memberikan panduan untuk pengguna kami.”

Dari data di atas maka tidaklah mengherankan jika 73% anak muda menggunakan bank digital untuk perilaku konsumsi mereka seperti berbelanja baju, elektronik, dan produk-produk digital. Sebagai contoh, di Pontianak, rata-rata pengeluaran mingguan anak muda untuk barang digital mencapai 22-28 miliar rupiah, melebihi pengeluaran untuk kebutuhan protein.

“Fintech bagi kami dari Blu by BCA merupakan mitra dalam mendorong inklusi keuangan. Kolaborasi antara fintech, bank digital dan institusi keuangan lainnya sangat penting untuk membangun ekosistem yang sehat di Indonesia,” ujar Albert Kurniawan, Head of Growth & Acquisition PT Bank Digital BCA.

Meski fintech menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terdapat kekhawatiran terkait risiko gagal bayar. Data dari OJK menunjukkan bahwa pembiayaan konsumtif melalui skema BNPL melonjak hingga 89,20% yoy dengan nilai mencapai Rp7,99 triliun pada Agustus 2024. Namun, Non-Performing Financing (NPF) tetap terkendali di angka 2,52%.

“Mesti pertumbuhan BNPL sangat pesat, namun kami berupaya memastikan bahwa pengguna tidak melebihi batas kemampuan finansialnya. Hal ini untuk mencegah mereka tidak mampu melakukan pembayaran dan batasan kredit yang didapat bisa disesuaikan dengan pendapatan,” tutup Iwan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular