Marketing.co.id – Berita News & Event | National Geographic Indonesia, bekerja sama dengan KEHATI, mengadakan seminar Forum Bumi untuk meningkatkan pengetahuan jurnalis dan aktivis lingkungan. Seminar pertama bertajuk “Apa yang Terjadi Bila Keanekaragaman Hayati Kita Punah?” diadakan di Jakarta, pada 8 Agustus 2024.
Acara ini dipandu oleh Mahandis Yoanata, Managing Editor National Geographic Indonesia, dan menampilkan tiga pembicara utama: Samedi (Direktur Program Kehutanan KEHATI)kehati, Annas Radin Syarif (Deputi Sekjen AMAN Urusan Ekonomi dan Dukungan Komunitas), dan Prof. Dr. Augy Syahailatua (Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN).
Samedi membahas kekurangan dalam perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi, termasuk ketidakcukupan perlindungan genetik dan sanksi yang hanya berlaku untuk spesies dilindungi, sementara satwa yang tidak dilindungi tetap berisiko punah.
Augy menjelaskan bahwa pemahaman umum tentang laut Indonesia sering keliru. Laut Indonesia tidak hanya luas tetapi juga sangat dalam, dengan 70-80 persen lautan merupakan zona laut dalam. Ini penting karena menyimpan keanekaragaman hayati yang besar. Augy juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap perubahan iklim yang dapat mengurangi terumbu karang di Indonesia sebesar 22,15 persen pada tahun 2100.
Annas menyoroti peran penting masyarakat adat dalam konservasi. Meskipun diakui sebagai pelindung lingkungan, peran mereka sering diabaikan. Annas mencatat bahwa 36 persen hutan dunia terletak di wilayah adat dan masyarakat adat memiliki sistem pengetahuan lokal dan sanksi adat yang mendukung pengelolaan berkelanjutan.
Mahandis menutup acara dengan menekankan tanggung jawab moral kita terhadap ekosistem bumi. “Kita semua bertanggung jawab atas perilaku kita, dan setiap makhluk di bumi berhak hidup,” ujar Mahandis.